Kaskus

Story

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.
story keluarga indigo.
Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.




story keluarga indigo.



INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah

story keluarga indigo.

Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end



story keluarga indigo.

Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif
story keluarga indigo.


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu

story keluarga indigo.

Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 21:46
ferist123Avatar border
kemintil98Avatar border
arieaduhAvatar border
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
21.6K
306
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#34
Part 18 Bantuan datang
"Kalian yang ngapain? Bisik bisik di tempat sepi. Ckckc. Mencurigakan," ucap Fendi lalu berjalan menghampiri mereka, namun segera meninggalkan ruang tamu hingga sampai ke dapur.

Derry dan Armand saling tatap. Keduanya memiliki ketakutan yang sama. Tapi untungnya ketakutan mereka tidak benar benar terjadi. Fendi kembali lagi ke depan dengan pisau lain.

"Lo ngapain sih? Bolak balik aja," ucap Derry berusaha bersikap biasa.

"Ini, ganti pisau. Yang tadi nggak tajam," sahut Fendi sambil menunjukkan benda di tangannya itu.

"Oh. Ganti pisau. Udah ada yang matang belum, ya? Gue lapar," kata Derry sambil mengelus perutnya yang agak buncit.

"Sebentar lagi jagungnya ada yang matang. Ayo, ke depan," ajak Fendi. Dia berjalan lebih dulu ke depan, tapi saat melewati Armand, Fendi tampak melirik sinis. Bahkan sekilas Armand bisa melihat seringai di wajah temannya itu.

"Ayo, Man. Ke depan. Daripada dicurigai nanti kita," ajak Derry.

***

Malam ini terasa berbeda. Mereka makan malam di luar. Bukan cafe atau restoran mewah, melainkan teras rumah dengan background hutan dan kebun yang gelap. Tidak ada perasaan takut atau semacamnya. Yang ada di pikiran mereka adalah bersenang senang. Semua terjadi karena mereka sudah jarang sekali melakukan hal-hal seperti ini. Sibuk dengan kegiatan kampus, ditambah dengan kkn yang baru saja mereka jalani, membuat mereka belum mencicipi indahnya liburan.

Jagung bakar, singkong bakar, dan ubi bakar sudah mulai matang. Bahkan beberapa sudah masuk ke dalam perut mereka. Apalagi mereka telah menjalani hari yang berat. Proker bersama yang harus melibatkan mereka semua, dengan modal tenaga yang besar, untuk membetulkan asupan nutrisi yang banyak. Mereka bisa saja tidak ikut campur dalam pembuatan sumur dan kamar mandi umum. Hanya bermodalkan uang untuk membayar warga desa yang menganggur untuk bisa membangunnya. Tetapi jika itu dilakukan maka mereka akan Butuh waktu yang sangat lama. Sementara kegiatan KKN hanya berlangsung 3 bulan saja. Itupun mereka harus membagi antara proker kelompok dengan proker individu. Semua harus selesai tepat 3 bulan, bahkan sebisa mungkin sebelum 3 bulan semua harus sudah beres.

"Akhirnya gitar gue bermanfaat juga di sini," tukas Dolmen.

Dia mengeluarkan gitar yang sengaja dibawa sejak awal. Beberapa kali memang Dolmen kerap memakai gitar itu jika sedang merokok di teras. Tapi karena gangguan yang kerap muncul membuatnya enggan berlama lama di teras. Maka dari itu, gitar miliknya tersebut jarang sekali dipakai. Biasanya di jam ini, mereka juga sudah berada di atas pembaringan. Walau tidak tidur, hanya melepas lelah, tetapi itu sudah menjadi rutinitas harian mereka. Namun malam ini semua berbeda. Bahkan mereka tertawa sepanjang malam, seolah olah melupakan segala permasalahan di desa itu. Bahkan tempat yang sengaja mereka hindari saat malam, justru menjadi tempat yang nyaman malam ini.

Armand sudah bisa tertawa. Apalagi saat Derry mulai mencandainya dengan guyonan tidak penting, namun tetap berkesan. Sepertinya dia memang kurang hiburan, sehingga celotehan Derry yang biasanya garing, justru menjadi candaan yang membuat tawa mereka lepas.

Tiba-tiba Mey mendadak diam. Sikapnya itu sangat terlihat jelas karena sebelumnya dia masih tertawa lepas seperti yang lain. Mey hanya diam, duduk menatap ke depan dengan pandangan kosong. Dolmen yang melihat lebih dulu perubahan sikap Mey, lantas menepuk tangan teman-teman di sebelahnya. Otomatis mereka semua terdiam sambil melihat ke arah yang Dolmen tunjuk. Mereka juga langsung bisa merasakan perubahan sikap Mey.

"Mey, kenapa kamu?" tanya Khusnul yang duduk paling dekat dengannya.

Namun pertanyaan itu tidak langsung mendapat jawaban. Mei masih tetap diam sambil melihat ke arah depan. Lagi-lagi Khusnul memegang tangan Mei dan menggoyangkannya sedikit.

"Mey, kamu kenapa? Mey? Imey? Hei!"

Goyangan tangan Khusnul lebih kuat dari sebelumnya, setelah melihat tidak ada perubahan dari ekspresi temannya itu. Mereka mulai panik dan kini mengerubungi Mey dengan berbagai pertanyaan.

"Hihihihihi!"

Tiba-tiba Mey tertawa dengan suara yang melengking. Sontak semua orang langsung berdiri menjauhinya. Bahkan Khusnul yang awalnya masih tetap berada di sisi Mei, langsung ditarik paksa oleh Rahma dan Indi. Mereka yakin betul kalau ada yang tidak beres dengan Mei.

"Duh, kesurupan lagi nih anak!" ucap Dolmen.

"Kenapa ya? Perasaan tadi nggak kenapa-napa kan?" tanya Indy.

" Apa mungkin karena kita berisik ya? Jadi mereka nggak suka!" tukas Ike.

"Yah, bener! Bisa jadi tuh. Karena kita kan nggak pernah kayak gini sebelumnya. Setiap malam kita langsung masuk rumah dan gak pernah keluar teras lagi setelah kejadian penampakan di rumah itu," tunjuk Cendol.

" Terus gimana nih? Masa kita harus diam aja?" tanya Rahma.

" apa kita ke rumah pak Sobri aja?" tanya Khusnul meminta persetujuan teman-temannya.

"Cukup! Jangan sebut lagi nama orang itu! Nggak cukup apa? informasi yang tadi gue bilang ke kalian semua? Dia itu nggak bisa dipercaya!" erang Armand mulai menaikkan nada bicaranya.

" Terus gimana dong?"

"Tapi sepertinya dia nggak melakukan hal-hal aneh deh," tutur Ike.

"Iya bener. Kalau dia mulai aneh kita ikat aja kayak biasanya!" tambah Derry.

"Kalian sedang apa? Kenapa tidak mengajak saya?" tanya Mey sambil menatap semua orang satu persatu dengan Tatapan yang dalam.

Otomatis orang-orang yang ditatap oleh Mei menjadi beringsut mundur ketakutan. Karena mereka tentu tahu kalau yang berbicara itu bukanlah Mey tapi makhluk yang kini merasukinya.

"Siapa kamu? Mau apa kamu masuk ke tubuh teman saya? Sebaiknya kamu segera pergi dari tubuhnya!" kata Armand tegas.

" untuk apa saya pergi? Lagi pula dia ini sangat mudah saya rasuki. Saya hanya ingin ikut acara ini dengan kalian," katanya dengan seringai menakutkan.

" maaf kalau kami mungkin mengganggu kamu. Tapi tolong keluar dari tubuh teman saya dan kami akan mengakhiri acara ini dan sekarang masuk ke dalam rumah," tutur Sule.

" untuk apa diakhiri? Justru saya suka. Jangan cepat-cepat berakhir. Tapi saya harus ikut. Sudah lama sekali Saya tidak menyanyi-nyanyi. Wah, singkong bakar. Sejak dari jauh saya sudah mencium aromanya dan ingin sekali menyantapnya."

Sosok yang merasuk di tubuh Mei tiba-tiba langsung mengambil singkong bakar yang masih berada di dalam tungku. Padahal singkong tersebut masih sangat panas bahkan Bara apinya masih menyala. Otomatis semua teman-teman di sekitar berteriak dan berusaha untuk menghalangi Apa yang hendak dilakukan olehnya. Tentu saja nanti nya tangan Mei yang akan terluka. Tapi saat mereka hendak mencegah hal itu sosok yang ada di dalam tubuhmu justru melotot sambil mengeram. Seakan-akan dia tidak suka dengan apa yang hendak mereka lakukan.

"Saya cuma ingin makan singkong bakar saja!" katanya dengan suara berat. Matanya yang melotot tajam makin memberikan kesan mengerikan ditambah dengan urat-urat leher yang menyembul keluar. Bahkan wajah Mei yang awalnya putih bersih berubah menjadi pucat. Ditambah dengan garis otot yang tampak jelas di seluruh wajahnya.

Tangan Mey benar-benar memegang singkong Bakar tersebut tanpa merasakan sakit sama sekali. Singkong tersebut Lalu dikupas dan segera disantap dalam keadaan panas. Dia makan dengan sangat lahap. Bahkan tidak cukup hanya satu potong singkong saja. Karena kini dia mulai mengambil potongan singkong kedua.

"Hei, lepaskan dia!" kata Armand.

Karman yang merasa bertanggung jawab terhadap seluruh keselamatan teman-temannya lantas mulai bertindak. Dia beranjak dari duduk lalu menarik tangan Mei agar dia menghentikan gerakan nya untuk mengambil singkong bakar itu lagi. Sekalipun kekuatan makhluk itu cukup kuat, tapi Arman berusaha untuk menahannya.

" cepat ambil tali! Kita harus mengikat dia sekarang juga!" jerit Armand.

Dolmen lantas berlari masuk ke dalam rumah. Sementara Sule, Deri dan cendol ikut memegangi tangan serta kaki Mei. Dia memang hendak berontak berusaha melepaskan diri dari Arman.

"MEN, CEPET!" jerit Derry.

Tenaga Mei justru semakin lama semakin kuat dan kini mereka berempat mulai kewalahan memeganginya. Sementara Dolmen belum juga keluar dari rumah.

"Bentar! Aku susul dolmen!" kata Khusnul. Dia lantas berlari masuk ke dalam rumah. Tapi tiba-tiba suara jeritan dari dalam membuat mereka semua menoleh ke rumah tersebut.

"Lah, kenapa lagi?" tanya Sule.

"Nul! Khusnul! Kenapa lo?" tanya Armand.

" tolong, dolmen pingsan!" Jerit Khusnul.

"Hah! Pingsan? Kok bisa sih?" tanya Cendol.

"Biar aku lihat," kata Ike.

"Eh, ikut, Ke!" jerit Indy lalu menyusul masuk bersama Rahma.

Begitu mereka sampai di dalam rumah, tiba-tiba pemandangan lain justru terlihat saat ini. Bayangan mereka yang mengatakan kalau dolmen pingsan, justru tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena kini pemandangan yang terlihat di depan mereka justru Dolmen sedang mencekik leher Khusnul. Tubuh gadis itu diangkat tinggi-tinggi menempel pada tembok. Dolmen yang saat itu masih fokus dengan Khusnul lalu menoleh saat ketiga Gadis itu muncul. Dia menyeringai.

"Tunggu giliran kalian!" kata Dolmen mengancam.

Sontak mereka bertiga tentu menjerit ketakutan lalu kembali lagi berlari ke arah depan. Namun saat akan sampai ke teras tiba-tiba Ada sosok lain yang Menghadang pintu depan. Dia adalah sosok wanita yang memakai gaun merah. Apa yang dilakukan makhluk itu tentu sengaja agar mereka bertiga tidak bisa keluar dari rumah dan terjebak di rumah itu.

"Tolong!" jerit mereka bersama sama.

Mereka bertiga berhenti di ruang tengah, di antara kamar kamar yang mereka tempati.

"Hei! Kenapa? Kenapa kalian berhenti di sana?" tanya Derry yang memang bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Anehnya Derry tidak melihat adanya sosok wanita bergaun merah itu. Padahal sosok itu masih ada di belakang pintu, berdiri dengan senyum mengerikan.

"Itu! Itu! Ada kuntilanak!" jerit Ike sambil menunjuk ke arah pintu.

"Hah? Mana? Kuntilanak? Masa sih?" tanya Derry.

Para pria yang masih memegangi Mey mulai bimbang. Karena teman teman mereka yang lain juga sedang tidak aman. Mereka bingung apa yang harus diperbuat.

"Fen, lo kok diem aja sih! Bantuin mereka tuh!" jerit Cendol.

Mereka lupa akan satu orang yang sejak tadi hanya menjadi penonton saja. Bahkan dia hanya duduk di kursi dekat tungku api. Sikapnya yang tenang dan santai seakan akan tidak menunjukan rasa empati. Sungguh di luar nalar. Benar benar aneh. Di saat itulah mereka mulai yakin kalau itu bukan Fendi.

"Ya Tuhan! Cobaan apa lagi ini! Kenapa kacau banget!" ucap Derry.

"Man, kita nggak bisa kayak gini terus. Kasihan yang lain," kata Sule.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Cendol.

"Makan! Saya lapar! Saya ingin makan!" Mey kembali membuat suasana menjadi makin keruh.

Armand bingung. Dia juga putus asa. Namun tiba tiba dia kembali teringat dengan kejadian di goa tadi. Saat ini tidak ada yang bisa membantu mereka. Apalagi gangguan yang terjadi malam ini sungguh luar biasa. Tidak hanya satu orang yang dirasuki dan gangguan lain yang menimpa teman-temannya membuat Arman kembali berinisiatif untuk memanggil sosok tersebut.

Sosok Macan Putih yang pertama kali Arman lihat saat di goa tadi, adalah sosok yang dimiliki oleh leluhurnya. Ayah Arman pernah menceritakan sebuah kisah. Kisah itu mengenai silsilah keluarganya yang dulu dianggap remeh oleh Arman karena dia adalah orang yang berpikir rasional.

'Kita itu masih keturunan darah biru. Leluhur kita dulu adalah bangsawan Sunda. Kamu tahu sendiri kan bagaimana orang zaman dahulu. Yang sangat kental sekali dengan budaya dan misterinya. Nenek moyangmu memiliki peliharaan Yaitu macan putih. Konon katanya makhluk seperti itu akan terus mendampingi anggota keluarganya hingga anak cucu. Di keluarga kita sudah menjadi tradisi bahwa setiap generasi akan terpilih 10 orang yang memiliki kemampuan istimewa. Biasanya mereka bisa menyembuhkan penyakit atau mungkin peka terhadap makhluk lain.'

'siapa saja itu Ayah? Ah, bukan aku juga, kan?' tanya Armand.

' kamu tahu alasannya kenapa kamu tidak menjadi salah satu dari 10 orang itu?' tanya ayah Armand.

'Tahu. Karena aku nggak percaya semua itu.'

Ayah Arman tersenyum saat mendengar jawaban dari putranya tersebut.

'Yah, betul. Tapi kamu lihat saja nanti karena anak keturunanmu yang akan meneruskan warisan ini.'

Begitulah obrolan singkat yang pernah terjadi dulu saat Arman masih duduk di bangku SMU. Arman memang bebal. Hanya dia satu-satunya anak dari Sastro yang paling rasional. Hanya saja itu menjadi keunikan tersendiri pada Arman.

Arman kembali mengucapkan mantra tersebut. Dia sudah tidak peduli lagi dengan segala prinsip yang selalu ia Junjung tinggi sejak dulu. Yang ada di pikirannya sekarang adalah menyelamatkan teman-temannya. Dan dia tidak sanggup melakukan itu sendirian. Dia sadar dia membutuhkan orang lain, bahkan Sebenarnya bukan orang lain tetapi makhluk lain yang berada di pihaknya.

Setelah mengucapkan mantra itu sebanyak tiga kali Arman tengok-tengok sekitar. Sampai beberapa detik berlalu dia tidak menemukan kehadiran macan putih itu.

"Lo kenapa, Man?" tanya Cendol.

"Hem? Enggak kok. Enggak apa apa!" kata Armand.

Tiba-tiba ada suara mobil yang mulai mendekat di mereka. Sontak mereka semua menoleh ke arah jalan.

"Ya Allah! Itu pasti Daniel!" pekik Derry dengan mata berkaca kaca.

Yah, mobil itu adalah mobil milik Arman. Mobil yang sangat mereka harapkan kehadirannya saat ini dan ternyata dia datang tepat pada waktunya. Cendol dan Deri terus berteriak memanggil Daniel. Mereka sangat bahagia karena merasa mendapatkan bantuan yang tiba-tiba datang. Dan benar saja saat mobil itu berhenti tepat di depan rumah, keluarlah Daniel beserta dua orang yang sebaya dengannya dan satu orang yang umurnya jauh lebih tua dari mereka.

Daniel beristighfar lalu berlari mendekati teman-temannya. " Ini kenapa sih?" tanyanya saat melihat Mey terus dipegangi oleh mereka.

"Udah. Ceritanya nanti aja! itu tolongin mereka yang di dalam!" jerit Cendol.

"Hah? Mereka juga? Astagfirullahaladzim!" Daniel lalu berlari masuk ke dalam rumah. Tapi tiba-tiba dia ditahan oleh dua orang yang tadi ikut datang bersamanya.

"Jangan! Biar kami saja!" kata salah satu dari mereka.

" kamu pegangin saja orang yang itu," kata teman Daniel yang satunya menunjuk ke arah Fendi.

Daniel menatap Fendi dengan tatapan bingung. Karena saat ini yang tampak normal dari semuanya adalah Fendi. Tapi setelah dipikir-pikir hanya Fendi juga yang terlihat aneh karena dia bisa setenang itu saat melihat keributan yang terjadi di sekitarnya.

Pria paruh baya yang datang bersama Daniel lantas mendekati Mey. Tangan kanannya memegang tasbih lalu menempelkannya ke dahi Mey. Dia berdoa, dan dalam sekejap Mei menjerit. Seolah olah ada sesuatu yang ditarik dari atas kepalanya. Dalam sekejap Mei tiba-tiba terjatuh seperti tubuh yang tidak memiliki tulang. Mereka lantas memegang Mey dan meletakkannya di kursi teras. Dalam kekacauan itu Arman melihat seseorang yang masuk ke dalam rumah dari ujung ekor matanya. Dia bukan sosok manusia ataupun makhluk mengerikan lainnya tetapi sosok macan putih. Tiba-tiba pria paruh baya tadi melirik ke arah Arman sambil tersenyum.

"Tadi dia yang memberitahu saya agar secepatnya sampai ke sini," katanya.

Arman tidak bisa berkata-kata hanya menatap pria itu dengan tatapan bingung karena Armand sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan olehnya.

"Ust, yang di dalam bagaimana?" tanya Daniel.

"Kalian saja yang coba tangani. Usahakan agar orang yang sedang dirasuki tidak melukai orang lain. Karena sumber dari semua kekacauan ini hanyalah dia," kata pria paruh baya itu.

Mereka yang mendengar itu tentu terkejut dan ikut menatap Fendi dengan tatapan heran. Daniel lantas masuk bersama dengan cendol dan Sule. Jeritan dari para gadis membuat mereka menjadi semakin panik. Apalagi salah satu dari mereka terus memanggil nama Khusnul. Arman yang tidak mengetahui proses apa yang terjadi di dalam rumah, justru hanya tertarik dengan Fendi. Karena sebenarnya sejak awal Arman sudah merasakan keanehan dalam diri Fendi selama seharian ini. Tentu saja dia sangat tertarik saat ada orang yang memiliki pendapat sama seperti dirinya padahal orang itu baru pertama kali bertemu dengan Fendy di tempat itu.

" Siapa kamu sebenarnya?" tanya pria yang dipanggil Ustad oleh Daniel. Dia Tampak santai menanyakan hal itu kepada Fendy. Bahkan mereka kini sedang duduk berdampingan di sebuah batu besar yang ada di depan teras.

"Ah, kau ini pura pura tidak tahu atau memang tidak tahu?"

"Hem? Sekilas aku bisa merasakan tapi aku masih bingung. Tapi ngomong-ngomong kenapa kau ada di sini? Ah, tidak usah dijawab karena aku sudah tahu jawabannya. Rupanya kau sudah menghuni tempat ini sejak ribuan tahun lalu. Dan merasa kalau kau adalah penguasa tempat ini ya?" tanyanya santai.

"Hahahaha! Sebaiknya kau mundur dan pulang saja sana! Mumpung aku masih bersikap baik terhadap kalian. Jujur saja aku tidak suka diganggu."

"Nah, itu kau tahu. Kau sendiri bilang kalau kau ini tidak ingin diganggu tetapi kenapa kau mengganggu mereka?"

"Aku mengganggu mereka? Bukannya terbalik kalau merekalah yang menggangguku?"

"Benarkah? Apa yang mereka lakukan, yang membuatmu beranggapan kalau mereka itu mengganggumu? Aku pikir mereka hanya melaksanakan tugas dari kampus mereka, dan mereka tidak pernah melakukan hal hal buruk."

"Oh ya? Pemuda ini sudah merusak tempatku!" jerit Fendi. Tiba tiba suaranya berubah berat dan asing di telinga.

"Ah, yayaya. Jadi patung itu tempatmu? Dan kau sangat suka karena selalu diberikan makanan oleh manusia, ya?"

"Diam kau! Aku ulangi sekali lagi, sebaiknya kau pergi dari tempat ini sebelum aku melakukan hal yang lebih buruk kepada mereka!" ancam nya serius.

"Enak saja. Ini Bukan tempatmu dan aku berhak berada di manapun yang aku mau. Jangan karena kamu sudah berada di sini sejak lama, lantas membuatmu menjadi gelap mata dan menganggap kau ini penguasa di sini. Tidak semudah itu, ya."

"Rupanya memang kau ini  ingin cari masalah denganku!"

"Oh memang benar," kata Ustad tadi lalu memegangi telapak tangan Fendi dan menekannya pelan.

Tapi reaksi Fendi justru di luar logika. Dia tampak sangat kesakitan, dan hendak menyerang Ustad tersebut Tapi anehnya seakan-akan dia terjerat sehingga tidak bisa menyerang. Ustad Tadi hanya tersenyum melihat Apa yang dilakukan Fendi.

"Panas! Lepas! Lepaskan aku, bodoh!" jerit nya.

"Kau dulu yang harus melepaskan mereka semua. Ayo, bawa semua pasukanmu. Sebelum aku hancurkan tangan kananmu ini!" ancam ustad serius.

"Hentikan! Kau kurang ajar! Akan aku balas! Akan akau balas!" jerit Fendi lagi.

"Oh ya? Silakan! Aku pun akan melakukan hal yang sama nantinya."

Fendi terus menjerit kesakitan. Tapi tubuhnya seolah olah tidak mampu melawan. Padahal hanya telapak tangan kanannya saja yang dipegang. Tapi seakan akan sedang dicambuk puluhan pisau di sekujur tubuhnya.

Selang beberapa menit kemudian, sosok yang masuk ke dalam tubuh Fendi keluar. Fendi menjadi lemas seperti Mey tadi. Armand pun membantunya berbaring di kursi lain, tak jauh dari Mey. Ajaibnya seluruh keributan yang terjadi di rumah, mendadak hening. Tidak ada lagi jeritan dan tangisan seperti tadi. Semua menjadi tenang dan terkendali.

"Sebaiknya kita salat jamaah di dalam," ajak Pak Ustad. Dia lalu masuk ke dalam untuk memeriksa yang lain.

Kejadian malam ini membuat mereka semua terguncang. Karena teror tidak hanya muncul pada satu orang saja. Semua orang mendapatkan tekanan dan ancaman dari makhluk halus. Mereka sungguh tidak tahu kalau imbas dari perbuatan mereka akan bisa separah ini. Padahal yang mereka lakukan hanya ingin makan jagung bakar di teras rumah tapi suasana bahagia tadi mendadak berubah menjadi keributan yang bisa mengancam nyawa. Khusnul terus memegang lehernya Karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh Dolmen. Orang-orang yang kesurupan tidak bisa berbuat banyak. Tubuh mereka benar-benar lemas walau telinga mereka masih bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh teman-teman yang lain.
joyanwoto
kemintil98
regmekujo
regmekujo dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.