Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka
Bersinggungan Dengan Mereka

Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-06-2024 14:57
yusuffajar123
wir4w4n
kafeinc
kafeinc dan 61 lainnya memberi reputasi
60
53.2K
1.9K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#163
Part 45
Siang itu Rani mendapatkan jatah istirahat, pekerjaan nya sebagai SPG di sebuah mall mengaharuskan nya untuk bergantian denfan karyawan lain sekedar makan siang dan menunaikan ibadah.

Suasana mall pada saat tanggal muda biasa nya memang ramai oleh pengunjung, berbanding terbalik dengan Tono sang gebetan. Profesi nya sebagai mantri di sebuah bank di saat tanggal muda malah punya banyak waktu senggang untuk mengajak Rani makan siang setelah melewati tanggal tua dan menyelesaikan laporan akhir bulan yang biasa nya di lembur hingga larut malam.

Rani berjalan ke lobby depan mall tempat nya bekerja untuk menemui Tono yang sudah sepuluh menit yang lalu menunggu nya, tanpa kebingungan dia langsung mendapati sosok pria necis berjaket kulit sedeng duduk di atas motor tiger dengsn helm berwarna biru.

Mereka memang sudah janjian untuk makan siang bersama hari itu, dari karir tono yang cemerlang sebenar nya ia hendak mengajak Rani untuk makan siang di foodcourt yang ada di mall tersebut, namun sifat sederhana Rani membuat nya enggan untuk sekedar makan di tempat mewah seperti itu.

Rani lebih memilih mengajak tono makan siang di sebuah warung makan sederhana langganana nya yang berada di dekat pabrik tempat dulu ia bekerja.

"Maaf yank, lama ya nunggu nya...."

Ucap Rani saat menghampiri Tono.

Tono hanya menyerahkan helm untuk nya sambil melenguh seolah merasa kesal lantaran di buat menunggu.

"Cepetan naik yank, aku sudah lapar banget."

Sahut nya dengan nada ketus, rani pun mengenakan helm pemberian Tono dan lekas naik ke atas motor membonceng pacar nya yang sedang uring uringan karena kelaparan.

Bergegas lah mereka menuju ke rumah makan sederhana untun bersantap bersama.

"Yank, kok dari tadi diam terus sih, maaf deh kalau aku tadi lama...."

Di perjalanan rani mencoba untuk membuka pembicaraan dengan Toni kekasih nya.

"Iya yank, ndak apa apa kok."

Sahut nya singkat.

"Ow ya, Bapak sama Ibuk nanya in tuh...."

"Tanya apa yank?"

Tanya tono.

"Kata beliau, kapan kamu main ke rumah. Mereka pengen ketemu sama kamu yank."

Mendengar ucapan Rani, seketika Tono langsung kicep dan kebingungan seolah sedang mencari alasan.

"Ow itu to yank, emmm anu...."

"Iya deh, nanti aku sempatin main ke rumah mu."

Jawab nya sambil terbata bata.

"Kamu mau makan apa yank?"

Tono mencoba mengalihkan pembicaraan.

Rani hafal betul dengan sikap nya itu, dan jawaban pamungkas nya adalah

"Terserah!!!!!"

Sikap tono yang seakan belum siap untuk menemui kedua orang tua rani membuat mood nya siang itu berantakan, jadilah suasana jalanan yang ramai mendadak menjadi sunyi karena permasalahan tersebut.

Saat makan di warung pun, Tono kelihatan kesulitan membaur dengan karyawan pabrik yang sedang makan siang di sana.

Terlihat beberapa kali dia mengambil gulungan tisu di atas meja untuk mengelap tempat duduk, sendok garpu dan wajah nya yang kebasahan oleh keringat (maklum lah, biasa makan di tempat elit)

Semenjak membahas mengenai Tono yang di minta satang kerumah rani, suasana makan siang sampai mengantar Rani ke tempat kerja menjadi sangat canggung.

Tak ada obrolan sama sekali di antara mereka berdua, tampak nya rsni mulai meragukan perihal keseriusan pujaan hati nya itu dalam hal keseriusan masa depan mereka berdua.

Tono juga seperti nyamenghidari pembahasan tersebut, saat rani tiba kembali di tempat kerja.

Ia hanya menerima helm yang ranu kenakan, lantas cuma berkata.

"Nanti sore aku jemput ya...."

Lalu berlalu pergi meninggalkan rani.

Agak nya, Rani benar benar meragukan keseriusan Tono.

Sekembalinya ia di tempat kerja, dia malah sering melamun dan tak fokus melayani pengunjung. Padahal profesi nya menuntut untuk selalu ramah dan murah senyum kepada konsumen.

Rani sempat mendapatkan teguran dari pengawas lapangan.


Sore menjelang, tiba waktu nya untuk Rani pulang kerja, Seperti yang di katakan oleh tono dia di jemput di depan.

"Kita mau langsung pulang atau jalan jalan sore dulu yank?"
Tanya tono kepada Rani.

Bagai gayung tak bersambut, rani hanya memakai helm lalu naik ke motor Tono tanpa ekspresi.

"Antar aku pulang aja yank, aku capek...."

Ucap nya dengan nada lesu.

Tak ada pembicaraan di antara mereka berdua sepanjang perjalanan.

Rani yang sudah mulai lelah menunggu keseriusan tono pun akhir nya angkat bicara.

"Sebenarny kamu serius ndak sama aku?"

Tiba tiba ia menanyakan hal itu kepada Tono dan lagi lagi tono tampak gelagapan.

"Maksud kamu apa sih yank, ya aku serius lah...."

Jawab tono yang seperti nya memang tidak mantap dan yakin.

"Lantas kapan kamu mau ke rumah ku?"

"Aku tuh sudah capek tau nggak sih nunggu kepastian...."

Rani terus saja berjeluh kesah membuat susana menjadi tegang.

"Kamu bisa sabar dulu ndak sih, tunggu lah moment yang tepat."

"Terus kapan momen itu mas?"

Nada bicara mereka mulai naik.

"Kamu kan tau sendiri kalau aku sedang merintis karir supaya kedepan nya menjadi lebih baik, setelah semua siap aku pasti akan menemui orang tua mu kok."

Tono masih saja bersikukuh dengan pendiriannya, Rani menghrla napas panjang.

"Stop Mas....."

"Turunkan aku disini!"

Dari suara nya, rani sperti sedang menahan tangis nya yang akan pecah.

Tono menghentikan laju motor nya dan melipir ke bahu jalan.

"Ayo lah Ran, jangan seperti anak kecil gini lah...."

Di saat seperti itu masih sempat sempat nya ia menasehati Rani.

Rani pun tsk menghiraukan nya, ia turun dsri motor dan memberikan helm kepada tono.

Barsngkali dia sudah benar benar lelah menanti kepastian yang tak kunjung datang dari sosok pujaan hati nya.

"Aku sudah lelah Mas, kalau kamu memang belum mau di ajak serius dan masih ingin main main."

"Maaf, aku ndak bisa!"

Rani pun mantap berjalan meninggalkan tono yang masih duduk di atas motor nya.

Beberapa langkah ia berjalan, rupa nya tono memang tak peka sama sekali.

Bukannya mengejar dan menenangkan Rani, ia justru meninggalkan rani yang berjalan sendirian.

Itu membuat Rani mantap dalam mengambil keputusan yang ia buat, tono bukan lah laki laki yang pantas untuk di ajak berjuang bersama.

Dengan perasaan hancur, sedih dan kecewa ia pulang ke rumah menggunakan angkot.

Setibanya di rumah, Dia juga langsung mengunci diri di dalam kamar untuk merenungi hubungannya yang sia sia dengan Tono.

Keesokan hari nya, Rani pun bersiap untuk berangkat kerja seperti biasanya.

"Tok, tok, tok...."

"Nan...."

Apa Mbak, masih ngantuk aku...."

Terdengar suara jinan dari dalam kamar nya ketika rani mencoba mengetuk pintu.

"Bangun Nan, anter mbak berangkat kerja dong."

Pinta Rani kepada adik nya yang hobi begsdang dan bangun kesiangan itu.

"Haiyah, ganggu orsng tidur saja."

"Pacar kemana, tumben nggak di jemput di depan gang?"

Kata Jinan dengan nada uring uringan karena masih ngantuk berat.

"Sudah kelaut kali dia...."

"Bangun lah nan, anterin mbak sebentsr aja."

"Kelaut?"

"Ngapain mbak, nyari kelomang si Tono...."

Sindir Jinan.

"Cepetan, nanti mbak kesiangan ini...."

Mbak Rani mengalihkan pembicaraan.

"Iya iya, aku bangun ini. Tak mandi dulu...."

Cklekkkkk....

"Jinan membuka pintu kamar sambil menenteng handuk.

"Udah sana cuci muka aja, kelamaan kalau nunggu kamu mandi."

"Hehehehe, kelamaan jadi perawan tua ya ..."

Gurau si jinan.

"Apa an sih nan...."

Sergah Mbak rani sambil melotot.

"Hiiii takut...."

Kata jinan sambil ngacir ke kamar mandi.

"Buruan, ndak usah mandi...."

Teriakbak rani.

"Iya bawel...."

"Cukup sekali, aku merasaa haaaa kegagalan cinta...."

Jinan menyanyikan sepenggal lirik lagu bang haji oma tentang patah hati untuk menggoda kakak nya.

"Kau yang mulai kau yang mengakhiri ..."

Jinan masih saja menyanyi sambil nyisir rambut di depan cermin.

"Cepetan woey...."

"Sudah jam berapa ini."

Teriak mbak rani yang duduk di teras depan.

"Oke...."

"Ayo mbak berangkat...."

Ucap jinan sambil mengrluarkan motor dari dalam ruang tamu.

Berangktlah mereka berdua ke tempat kerja Rani.

"Kenapa bisa sampai putus mbak?"

Celetuk jinan saat di perjalanan.

"Haaahhhh, embuh lah nan...."

"Memang nggak jodoh kali."
Sahut Rani dengan igsh ogah an.

"Baguslah kalau gitu, hihihihihi...."

Kata jinan sambil cekikikan.

"Seneng banget kamu nan setelah tau kalau hanis putus sama tono."

"Ya, piye yo mbak."
"Sebener e aku ya nggak srek sama si tono itu."

"Orang kok, nggak gentle. Nganter jemput anak orang di depan gsng gitu."

Jinan bersungut sungut geregetan mengingat kelakuan si tono.

"Nah itu dia akar permasalahan nya nan."
Sahut mbak rani.

"Tau gitu, tak hajar sekalian pas ngemel dia di depan gsng sama anak anak."

Gumam jinan.

"Ow....."

"Jadi kalian yang nyegat tono trmpo hari?"

Tanya mbak rani.

"Lho memsng dia cerita ke kamu mbak?"

"Ya iya lah, untung tono ndak tau kalau kamu adalah adik ku."

"Hehehehe, biar tau rasa dia sekarang mbak...."

Semenjak hari itu Rani pun putus dengan Tono, namun di luar dugaan si tono ini rupa nya masih mengejar dan berharap bisa balikan lagi dengan Rani.

Sayang nya rani benar benar sudah menutup pintu hati nya untuk tono.

Hingga suatu hari, Rani bertemu dengan laki laki teman bkerja nya saat masih di pabrik, nama nya Eko.

Mereka tak sengaja bertemu di warung makan sederhana dekat pabrik tersebut.

Pertemuan itu adalah awal untuk kedekatan mereka berdua.

Merki pun hanya seorsng buruh pabrik, tapi sikap dan satitude eko ini benar benar baik, dia huga seorang pekerja yang ulet.

Singkat cerita Rani dan Eko pun akhir nya menjalin hubungan, Rani sudah benar benar move on dari Tono.

Suatu ketika mereka bertemu dengan Tono saat sedang jalan berdua, hal itu memicu amarah tono yang tak terima melihat Rani sudah mendapatkan pengganti diri nya.

Selang tiga bulan, Eko pun datang kerumah untuk "mengetuk pintu" atau melamar Rani, sekedar mengikat hubungan selangkah menuju ke jenjang pernikahan.

Namun ntah kenapa, semenjak itu Rani sering sakit sakitan.

Suasana rumah Pardi juga terasa panas setelah suatu malam terdengsr suara dentuman keras dari arah atap kamar mandi.

Rani selalu merasa pusing dan tak enak badan, perut nya juga mual dan sering muntah (bukan telat tiga bulan lho)

Pagi pagi betul Mbah darmo menyambangi kediaman pardi sekedar menjenguk Rani bersama mbah uti.

"Beliau duduk di teras bersama Rani dan Sri."

"Lho bapak, sudah lama to sampai?"

Pardi langsung menyongsong mertua nya dan mencium tangan.

"Baru saja kok Di, itu sama emak mu mau jenguk cucu ku Rani."

"Pie nduk, masih pusing sama mual?"
Tanya mbah darmo kepada Rani.

"Kalau sekarang sih mendingan Mbah kung, tapi setiap menjelang maghrib rasa nya sakit sekali kepalaku."

Mbah darmo terdiam sejenak seolah sedang menerawang cucu nya, beliau juga memperhatikan sekeliling rumah.

"Saja tinggal ngssih makan ayam dulu nggih pak...."

Ucap pardi sambil memetik dsun pepaya yang ada di depan rumahnya.

"Lho Di, kok tanam pohon pepaya di depan rumah."

"Pantesan aura rumah mu singup dan wingit."

Celetuk mbah darmo.

"Memang nya kenapa Pak?"
Tanya sri yang sedsng duduk di dekat nya.

"Iya pak, memang nya kenapa?"

Tambah pardi

"Seperti nya ada yang tak beres di sini, cucuku juga sering sakit sakit an."

"Mending di tebang saja pohon pepaya nya Di, kalau orang dulu sih percaya kalau pohon pepaya di depan rumah tuh biasanya di pakai untuk sarana "kiriman" (santet) untuk menunggu korban nya lengah.

"Aku curiga Kalau Rani cucu ku ada yang ngirim...."

Mebdengar hal itu, Pardi, Seri dan Rani pun terkejut dan kompak memeperhatikan mbah darmo.

"Apa benar itu Pak?"

Tanya pardi, Mbah darmo mengangguk.

"Untuk memastikan nya, kita lihat saja nanti sore menjelang maghrib, kalau rani memang di kirim orang. Pasti nanti ada yang keluar dari pohon pepaya itu."

Ucap mbah darmo.

Sore hari nya, rani terbarung di kamar nya karena rasa sakit di kepala nya kembali lagi, rani sampaimengersng kesakitan.

Perut nya juga terasa panas dan perih, Rani di temani oleh Ibu dan mbah uti

Sedangkan di luar ada Pardi, Mbah Darmo, eko dan Jinan yang menunggu di teras sambil memperhatikan pohon pepaya yang tumbuh dengan sendiri nya di depan rumah sampai berbuah banyak.

Setelelah kumandang adzan magrib selesai, benar saja.

Mereka berempat melihat percikan api yang keluar dari salah satu buah pepaya di pohon nya,

"Coba perhatikan kalian semua...."

Ucap mbah darmo.

"Nah, lihat itu...."

Mbah darmo menunjuk ke arah pohon pepaya tersebut.

Dan benar saja, mereka semua melihat jarum dan pecahan beling yang keluar dari salah satu bauh pepaya itu dan melayang sebatas lutut kaki, berderet dan berduyun duyun masuk ke rumah pardi.

Mereka benar benar tercengang dengan penandangan di depan mata kepala mereka sendiri.

Saking tak percaya nya, jinan mendekati deretan benda benda tersebut yang melayang dan berjalan perlahan masuk ke dalam rumah menuju kamar Rani.

"Jangan di sentuh Le, bahaya...."

Teriak mbah darmo mengingatkan jinan yang hendak menyentuh nya.

Sontak saja jinan pun langsung mengurungkan niat nya untuk memegang salah satu jarum ysng melayang.

"Siapa sebenar nya yang melakukan hal ini pak?"
Tanya pardi kepada mertua nya

"Ntah lah, kiriman ini ssaran nya adalah Rani."

Kata mbah darmo.

"Mas Eko, apakah belakangan ini Rani ada masalah di tempat kerja nya atau dimana?"
Tanya pardi kepada cslon mantu nya.

"Stahu saya sih ndak apa pak...."

Jawab eko.

Dari sekian banyak jarum dan beling yang masuk menuju pintu kamar Rani, hanya sebatsng jarum yang mampu menembus nya.

Seketika itu Rani langsung bertetiak kesakitan.

"Aaaarrrghhhh, sakitttt, panas ......"

Teriak nya

"Pqk, gimana ini, bagaimana kalau rsni kenapa kenapa?"

Ucap pardi yang cemas.

"Sabar Di, biar nanti aku csri jalan keluar nya dulu."

"Kiriman itu jumlah nya banyak dan setiap hari nya akan masuk ke perut rani satu persatu."

Kata mbah darmo.

"Astaghirullah, lalu bagaimana ini Mbah?"
Tanya Eko kepada mbah darmo.

"Sekarang juga bongkar ranjang rrmpat tidur Rani, gelar kasur nya di lantai saja."

Jarum dan beling ysng melayang tadi menghilang, seperti nya kbali ke pohon pepaya di depan rumah.

Mbah darmo memberikan instruksi kepada pardi dan jinan.

Setelah Rani di papah ke ruang tamu, dengan di bantu Eko, jinan dan Pardi pun mulai membongkar ranjang tidur rani yang model nya knockdiwn bisa di bngkar pasang menggunakan baut lqlu menggelar kasur nya di lantai yang sudah di alasi tikar.

"Kenapa ranjang nya di bongkar pak?"
Tanya pardi kepada mertuanya.

"Karena Kiriman seperti itu pasti datsng nya melayang melalui udara dan batas nya dari tanah adalah setinggi lutut."

"Untuk sementara biarkan Rani tidur di lantai, karena dengan cara itu benda benda yang di kirim akan sulit untuk menjangkau nya."

"Sampai kapan hal ini akan berlanjut pak?"
Tanya pardi

"Sampai aku bereskan masalah ini dan mengirim nya kembali kepada si pelaku."

Ucap mbah darmo yang tampak geram.

Semalaman rani mengerwng kesakitan, perut nya pun terlihat membuncit seperti orang hamil.

Beberapa benda kiriman itu rupa nya susah berhasil masuk ke dalam perut nya.

Mbah darmo pun memulai tirakat dengan dzikir untuk mencari solusi guna menyelamatkan Rani dari marabahaya.

Setelah keluar dari kamar jinan, mbah dsrmo pun langsung menemui Rani


"Tono itu siapa Nduk?????"


Bersambung-

NB : Untuk para pembaca yang belum tahu siapa kah sosok kang Darman yang sering ane bicarakan, beliau sudah pernah ane ceritakan di thread sebelum nya dan sengaja ane sisipkan di part ke 46 supaya para agan dan aganwati sekalian lebih relate.....

Terima kasih
Diubah oleh tetes.tinta 31-03-2023 18:45
erman123
lovearzfi
belajararif
belajararif dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.