Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Yuk Disimak!! Beberapa Hambatan Implementasi Kurikulum Merdeka, Wahh Apa Saja Yahh!??

prada567Avatar border
TS
prada567
Yuk Disimak!! Beberapa Hambatan Implementasi Kurikulum Merdeka, Wahh Apa Saja Yahh!??
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun karakter dan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Namun, terdapat beberapa hambatan dalam implementasi kurikulum merdeka di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Salah satu hambatan utama dalam implementasi kurikulum merdeka adalah keterbatasan sumber daya manusia. Guru harus memiliki kemampuan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan baik dan benar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Namun, masih banyak guru yang belum siap dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka karena kurangnya pelatihan dan pembinaan.

2. Keterbatasan Sumber Daya Fisik

Selain keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan sumber daya fisik juga menjadi hambatan dalam implementasi kurikulum merdeka. Kurangnya fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang memadai seperti gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan internet dapat mempengaruhi kualitas pendidikan.

3. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua

Orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Namun, kurangnya keterlibatan orang tua dalam mendukung kurikulum merdeka dapat menjadi hambatan dalam implementasi kurikulum merdeka. Orang tua harus memahami dan mendukung tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui kurikulum merdeka.

4. Kurangnya Ketersediaan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam implementasi kurikulum merdeka. Kurangnya ketersediaan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum merdeka dapat mempengaruhi efektivitas implementasi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum merdeka.

5. Kurangnya Konsistensi dan Monitoring

Kurikulum merdeka masih baru dan memerlukan konsistensi dan monitoring yang baik untuk memastikan bahwa implementasi berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan tercapai. Kurangnya konsistensi dan monitoring dapat menyebabkan perbedaan dalam penerapan kurikulum merdeka antara satu sekolah dengan sekolah yang lain.

6. Kondisi Pandemi COVID-19

Kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung juga menjadi hambatan dalam implementasi kurikulum merdeka. Pembatasan fisik dan penggunaan teknologi yang meningkat dapat mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dalam kurikulum merdeka.

Dalam mengatasi hambatan implementasi kurikulum merdeka, diperlukan peran dan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat harus saling bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung implementasi kurikulum merdeka yang efektif dan berkelanjutan.
Nah itulah dia Gansist beberapa hambatan dalam Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar. Semoga menambah Wawasan ya!!

@prada567
0
1.2K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Tampilkan semua post
adipatikwAvatar border
adipatikw
#2
Seringkali perubahan kurikulum tidak dibarengi dengan pelatihan yg berkelanjutan untuk para guru, guru hanya diberikan in house training 2/3 hari dimana materi perubahan kurikulum sangat banyak, mana bisa kan gan dengan waktu sesingkat itu.
Ane udah ngalamin dari kurikulum 2006, kurikulum 2013, 2013 revisi, kurikulum darurat pada masa covid sampai kurikulum merdeka sekarang, intinya sebenarnya pemerintah tuh seharusnya SDM nya dulu yaitu guru diberikan pemahaman dan pengetahuan dari kurikulum yg dirubah itu apa aja.
kadang di Indonesia itu seneng banget merubah istilah, contoh penggunaan istilah PTS (Penilaian Tengah Semester) menjadi STS (sumatif tengah semester) padahal sama aja intinya mah.
Terus menurut ane mau dirubah menjadi kurikulum apapun kalau gurunya gak diberikan pemahaman dan pengetahuan yg berkelanjutan percuma aja, ujung ujungnya metode guru dalam mengajar ya balik lagi ke kebiasaan lama, karena guru juga bingung akibat belum paham nya mereka akan perubahan kurikulum.
Mohon maaf itu mah pendapat ane aja yg kebetulan seorang guru..
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.