Para pemerhati alutsista/militer sedang dihebohkan dengan peristiwa jatuhnya drone MQ-9 Reaper milik Paman Sam gan, pasalnya drone tersebut dipepet oleh Su-27. Insiden ini terjadi pada hari Selasa (14/03/2023) sekitar pukul 07.00 pagi. MQ-9 dilaporkan terbang di sekitar wilayah Laut Hitam dalam misi patroli pengintaian terjadwal, tak lama berselang dua Su-27 dari Angkatan Udara Rusia mendekati drone tersebut. Ketiganya terbang berdekatan selama 40 menit.

Setelah itu, salah satu Su-27 menyirami MQ-9 dengan avtur, tak lama berselang salah satu Su-27 kemudian menabrak baling-baling MQ-9 yang kemungkinan menyebabkannya jatuh ke laut. Ini adalah cerita versi Amerika Gan, Departemen Pertahanan AS (DoD) juga telah merilis video yang direkam MQ-9 saat insiden tersebut, di bawah ini adalah videonya yang sudah dipotong menjadi 43 detik.



Sementara itu juru bicara Pentagon Brigadir Pat Ryder mengatakan jika MQ-9 jatuh jauh dari wilayah Ukraina, sementara otoritas Ukraina menyebut MQ-9 jatuh di sekitar Pulau Ular. Pentagon menambahkan jika drone jatuh pada kedalaman 1.500 meter. Amerika menyebut sulit untuk melakukan evakuasi MQ-9 Reaper, karena mereka tak punya aset kapal penyelamat yang ditempatkan di sekitar Laut Hitam.

Sejauh ini tidak diketahui dari mana MQ-9 beroperasi, tapi kuat dugaan drone ini beroperasi dari Pangkalan Udara ke-71 Angkatan Udara Rumania di Câmpia Turzii. Sementara itu Gan, sulit untuk menentukan bagian mana dari Su-27 yang menabrak Reaper. Tapi dalam video di atas memang terjadi tumbukan yang menyebabkan salah satu baling-baling Reaper rusak.

Di sisi lain, Jenderal Angkatan Udara AS James B. Hecker, komandan Angkatan Udara AS-Eropa dan Angkatan Udara Afrika mengatakan bahwa, tindakan tidak aman dan tidak profesional oleh Rusia hampir menyebabkan kedua pesawat jatuh. Kerusakan yang diderita oleh Su-27 yang berdampak pada MQ-9 memang masih belum jelas, tetapi jika kerusakan itu hanya mengenai salah satu baling-baling pesawat tak berawak itu; seharusnya MQ-9 masih bisa kembali ke pangkalan.




Di sisi Rusia, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengatakan bahwa; Rusia akan memulihkan alias mengevakuasi drone MQ-9 Reaper. Mengutip artikel ABC News, sebuah pernyataan dari dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika kapal-kapal Rusia telah merapat ke lokasi jatuhnya MQ-9 Reaper pada Rabu malam (15/03/2023). Sementara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah menghubungi Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu terkait insiden tersebut, dan meminta agar Rusia tetap membuka jalur komunikasi dengan Amerika terkait tabrakan yang melibatkan Su-27 dan MQ-9.



Dugaan sementara Rusia telah mengerahkan salah satu kapal sesepuhnya untuk melakukan evakuasi puing-puing MQ-9, kapal yang dimaksud adalah RFS Kommuna. Kapal ini berusia sekitar 110 tahun Gan. Awalnya menyandang nama "Volkhov" pada tahun 1915 dan ditugaskan sebagai kapal penyelamat kapal selam serta kapal penyelamat untuk armada Baltik Angkatan Laut Rusia.

RFS Kommuna telah mengadopsi desain lambung katamaran (lambung ganda) yang sekarang banyak digunakan oleh kapal modern. Kapal sudah aktif berdinas sejak Revolusi Rusia dan dua Perang Dunia, melayani Angkatan Laut Kekaisaran Rusia, Soviet, dan sekarang Federasi Rusia. Pada tahun 1922, secara resmi nama kapal berganti menjadi "Kommuna." Pada pertenhahan April 2022 lalu, Si Mbah Kommuna juga turun gunung untuk evakuasi puing-puing kapal penjelajah RTS Moskva yang juga tenggelam di Laut Hitam.



Insiden antara Su-27 dan MQ-9 merupakan kontak pertama yang terjadi antara Angkatan Udara Rusia dan Amerika pasca berakhirnya Perang Dingin, banyak pengamat menilai kejadian baru-baru ini telah membuat hubungan kedua negara ada di titik terendah. Hal senada juga disampaikan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Di sisi lain, Amerika saat ini masih terus berupaya mencegah berhasilnya operasi militer khusus Rusia di Ukraina dengan mengirim berbagai bantuan senjata. Meski Rusia terus menentangnya. Dan insiden baru-baru ini tampaknya akan meningkatkan tensi di kedua belah pihak yang terus mendidih setelah Barat terus meningkatkan dukungannya untuk Ukraina.







Referensi Tulisan: CNN, ABC News& TheDrive.com
Sumber Foto & Ilustrasi: sudah tertera