Mini review The Glory (2022-2023) – Netflix
“Jika mata dibalas dengan mata, maka seluruh dunia akan buta,” Mahatma Gandhi.



Balas dendam dipilih sebagai jalan samurai. Dihantui trauma penyiksaan masa lalu, Doong-Eun menyusun rencana 18 tahun. Mata dibalas dengan mata, gigi dibalas dengan gigi, catok dibalas dengan catok. Aksi berbalas kejam terbayar lunas meski harus menggadaikan separuh hidupnya.



Sepanjang 16 episode yang terbagi 2 bagian. The Glory menyajikan adegan kekerasan secara vulgar. Gambar yang menyesakkan bikin ngilu dan ngelus-elus pantat. Merangkum sisi terburuk manusia dengan gamblang.

The seven deadly sins: pride, greed, lust, envy, gluttony, wrath and sloth.

Kim Eun-Sook sebagai penulis cerita, berhati-hati meramu cerita karena isu sensitif perundungan termasuk kekerasan seksual, bisa memberikan perasaan tidak nyaman. Tidak diperlihatkan sisi humanis karakter antagonis, 4 sekawan berandalan itu pure garbage.



Sebagai drama bertema balas dendam, selipan romansa bisa menjadi oase mengendarai roller coaster emosi. Sedih, marah, jijik, tertawa, you name it. Ini bukan tipikal drakor yang menyisakan lubang perasaan hampa setelah finale. No. Ide menormalisasi balas dendam bisa membuatmu menjadi The Joker

Cerita rapi, casting wonderful. Overall, nyaris sempurna

Song Hye-Kyo ciamik soroh. Ini adalah penampilan akting doi paling intense. Raut wajahnya selalu terlihat sedih, meski sedang tersenyum. Lee Do-Hyun pantek, berani-berani nya nyipok



Cha Joo-Young baik wow...gwa nonton pakek proyektor layar 80 inch langsung pause, mengamati dengan seksama...ternyata CGI!!
Btw, Lim Ji-Yen di awal karirnya juga berani tampil nude. Cantik doi pas agak muda

Karakter paling menyebalkan, auto skip-skip jatuh kepada maminya Moon Doong-Eun. Asli wong gendeng iki, juancok puolll



Skor dari gwa 8.5

Gwa tutup dengan quote terbaik dari drakor ini:
“Masalah yang bisa diselesaikan dengan uang adalah masalah paling mudah”.