Tewasnya seorang pelajar SMK dari salah satu sekolah di daerah Bogor menggegerkan jagad maya.

Seorang siswa SMK berinisial A tewas menjadi korban pembacokan oleh tiga orang tak dikenal di sekitar kawasan Simpang Pomad, Kota Bogor pada hari Jumat 10 Maret 2023 lalu.

Siswa SMK berinisial A tersebut mendapatkan bacokan senjata tajam pada bagian tubuhnya saat hendak menyebrang jalan bersama teman-temannya. Menurut keterangan saksi mata yang ada di tempat kejadian, korban dibacok oleh tiga orang tak dikenal yang berasal dari arah Cibinong, Kabupaten Bogor.

Korban tewas setelah mendapat luka bacokan di bagian belakang telinga hingga leher.

Saat ini kasus tersebut ditangani oleh pihak Kepolisian Polresta Bogor Kota, dan Polisi tengah memburu ketiga orang pelaku yang belakangan video rekaman CCTV menunjukkan diduga pelaku juga merupakan para pelajar.

Tawuran, klitih, dan aksi premanisme yang dilakukan oleh para remaja memang belakangan ini sangat mengkhawatirkan GanSis.

Melihat dari berbagai macam peristiwa yang terjadi dan diberitakan di media sosial dimana terjadi kasus-kasus kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak muda usia pelajar dengan korban yang juga merupakan anak-anak usia pelajar, tentu ini dapat dijadikan sebagai himbauan bagi semua pihak entah itu pihak sekolah, wali murid, dan siswa itu sendiri, untuk lebih waspada dan hati-hati agar tidak ikut menjadi pelaku atau korban kejahatan.

Aksi tawuran antar sekolah dan juga terbentuknya kelompok-kelompok pemuda yang lebih dikenal dengan sebutan genk, sebenarnya sudah lama ada dan terjadi. Hanya saja belakangan para anak-anak muda usia pelajar ini lebih berani menunjukkan aksinya bahkan tidak segan untuk mencelakai orang lain yang tidak bersalah.

Tentu kewaspadaan ini bukan hanya berlaku bagi para pelajar, wali murid, dan pihak sekolah. Melainkan juga bagi pengayom masyarakat yaitu Polisi untuk lebih giat di dalam memberikan pengawasan agar aksi premanisme, tawuran, dan klitih bisa untuk dihentikan agar tidak lagi berjatuhan korban jiwa.

Tambahan menurut pendapat TS pribadi. Adanya aksi-aksi tawuran dan juga premanisme di lingkungan pelajar ini kemungkinan terjadi karena ringannya sanksi bagi para pelaku yang tertangkap sehingga tidak menimbulkan efek jera GanSis.

Perlu dipertimbangkan untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal bagi pelaku kejahatan apa lagi yang sampai menghilangkan nyawa seseorang meskipun pelaku adalah anak di bawah umur.

Jika para pelaku kejahatan terus diberikan keringanan hukuman dengan alasan sebagai anak di bawah umur, maka bukan hanya tidak memberikan efek jera bagi pelaku tetapi juga membuat anak-anak muda lain untuk berani melakukan aksi kejahatan serupa karena tidak takut dengan hukuman yang seharusnya menjadi ancaman.

Mungkin Agan dan Sista disini ada yang setuju dengan pendapat TS?
Atau memiliki pendapat lain terkait hukuman yang cocok bagi anak-anak pelaku aksi premanisme dan tindakan kriminal.

Apapun pendapat dan masukan dari Agan Sista, adanya kejadian ini sudah selayaknya menjadi perhatian dan himbauan agar semua orang dapat lebih waspada dan berhati-hati.