Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.8K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#883
Part 22
Terlihat sepi tempat ini, aku bersama Argani mencoba menjelajahi tempat ini, Shinta setibanya disana langsung melesat masuk untuk memastikan tidak ada bahaya disini, aku sunggu terpukau dengan bangunan yang ada disini, semua ukiran dibuat sangat indah, apalagi, jika kita menghadap kearah depan, seluruh perkampungan terlihat jelas dari sini, dan pepohonan yang terbentang disekitarannya membuat mata ini lebih dimanjakan lagi.

Saat aku sedang menjelajahi tempat ini, aku sampai disebuah altar yang aku yakini ini adalah tempat untuk melakukan menyembahan atau bisa dibilang disini adalah tempat mereka memuja atau kuil, altar yang berada disini cukuplah besar dengan ada patung besar, berwujud Srigala bertanduk tiga, aku sepertinya sama sekali tidak asing dengan patung itu.

Dan saat akan menyebutkan namanya, Shinta daribelakang sudah mengejutkanku, dengan menyebut nama….
“Bajra, ya itu dia” ucap Shinta yang tiba tiba muncul
“ish kamu ini Ta, bikin kaget aja, lihat Argani aja sampai membuat posisi siap serang” omelku pada Shinta sembari menunjukan reaksi Argani yang tak kalah terkejutnya.
“hihi, maaf maaf, tapi aman kok, disini tidak ada siapa siapa, aku yakini, tempat ini hanya digunakan untuk penyembahan Bajra saja” ucap Shinta melaporkan keadaan tempat ini
“sebentar, kalau tempat ini ada dan digunakan sebagai tempat penyembahan, bisa dibilang penduduk disini memuja dan mereka ada dipihak Bajra dong” tanyaku menyelidiki
“hal itu bisa saja terjadi, tapi bisa saja para penduduk disini terpaksa melakukan itu karena mereka tidak bisa melawan, dan lebih baik kita sesegera mungkin untuk mengamati gerak gerik warga kampung” ucap Argani memberikan saran.
“baiklah kalau begitu kita akan amati para penduduk kampung, baru setelah itu kita bisa menyusun strategi selanjutnya” ucapku menyetujui saran dari Argani.

Namun saat kita baru akan , melesat turun kearah penduduk, dari arah belakang kuil terdengar suara gemuruh, seperti akan ada beberapa tentara yang turun masuk kedalam kuil ini, menyikapi hal tersebut, kita menunda untuk turun dan memilih untuk bersembunyi, memantau siapakah yang akan datang disini.

Argani kuperintahkan untuk melesat kebagian langit langit kuil ini, sedangkan aku bersembunyi bersama Shinta dan mencari tempat yang cukup sulit untuk terlihat dari arah luar namun kita yang bersembunyi bisa melihat kearah luar.

Kita menemukan sebuah tempat yang memiliki sela sela, dan tempat itu sepertinya salah satu tempat yang penting, dimana dalam tempat yang ada disana berjejer beberapa patung siluman yang saling berjejer, beberapa diantara wujud patung yang banyak itu kita pernah berjumpa dengan dia, dan satu patung yang aku masih sangat ingat adalah sosok yang di binasakan oleh Shinta tadi.

Kita pun bersembunyi disela sela dinding dan patungyang ternyata menyisakan sedikit ruang namun jika dilihat dari luar, tempat kami bersembunyi ini sangat sulit untuk dilihat, Shinta menyarankan kita untuk bersembunyi disana.

Suara langkah kaki merangsak masuk mulai terdengar jelas, Shinta langsung meraih tanganku dan menyeretku untuk segera bersembunyi disana.

Tiba tiba aura yang kuat mulai terasa bersamaan dengan munculnya sosok bertpostur tinggi besar berkepala singa dengan sayap hitam yang tidak kalah besar menempel dipunggungnya, suara ramai orang orang juga terdengar dari belakangnya, yang ternyata adalah sekelompok penduduk yang sepertinya di paksa untuk bekerja dengan mereka, terlihat ditangan dan kakinya terdapat sebuah rantai dan borgol berduri.

Para rombongan orang itu berjalan secara berkelompok, dan dalam satu kelompok itu rantai yang diikatkan pada borgol mereka tersambung satu dengan yang lainnya dengan ujung rantai dipegang oleh satu Siluman berwujud anjing pembawa tongkat berduri dan terlihat dimata kami, setiap kelompok terdiri dari sepuluh tawanan, dan yang dibawa kemari ada sekitar lima kelompok.

“Cepat kalian membersihkan tempat ini, kuil ini tidak boleh terlihat kotor sama sekali” ucap siluman yang pembawa rombongan tawanan itu berkata, disetiap kelompoknya
“hey kau cepat berdiri, tidak usak banyak alasan” siluman itu berteriak keras pada tawanan yang terjatuh.

Sementara sosok siluman berkepala Singa dan bersayap hitam itu, seolah sedang menyelidiki sesuatu, gerak gerik dari matanya seolah menyisir sudut demi sudut,dalam hatiku “apakah kedatangan kita disini sudah terlacak atau belum” hal itu membuat jantungku berdetak cukup kencang.

Perlakuan dari para siluman anjing itu terbilang cukup kasar, setiap ada kesalahan sedikit saja, mereka langsung diganjar dengan pukulan atau tendangan yang membuat merka meminta ampun.
Sudah sangat jelas kalau mereka ini dipaksa bekerja untuk Bajra, mereka membutuhkan pertolongan untuk bebas dari jeratan Bajra, sepertinya Bajra ini menjadi momok untuk bangsa mereka sendiri, dan juga Momok bagi para manusia yang sudah terlanjur memiliki perjanjian dengan Bajra.

Saat siluman singa itu sedang menyirir setiap sudut dengan pandangannya, tiba tiba muncul sesosok manusia, ya aku yakin dia adalah manusia, berjalan menuju kearah siluman Singa itu.

Sosok perempuan, manusia berada disini? Tanyaku heran didalam hatiku, apakah dia salah satu yang memiliki perjanjian dengan Bajra, aku tidak bisa melihat dengan jelas siapakah perempuan itu, karena dilain jarak kita dengan sosok perempuan itu cukup jauh dan terbatas, sosok perempuan itu juga berposisi membelakangi kita.

“Ta, kenapa bisa ada manusia lain disini, apakah dia pengikut Bajra” tanyaku berbisik
“tunggu sebentar sepertinya aku mengenal dia walau posisinya membelakangi kita” jawab Shinta sambil terus memastikan
“ah siapa memangnya, tapi menurutku juga tidak asing, tapi bagaimana mau melihatnya sudah tidak jelas dari sini” jawabku sambil terus mengamati.
“tapi aku yakin yan, kita pernah berjumpa dengan orang itu” Shinta tampak yakin.
Terlihat perempuan tersebut, berbincang dengan siluman singa itu, tidak mungkin jika dia bukan kelompoknya atau bersekutu dengan Bajra bisa sedekat itu, tapi sebenarnya siapasih dia ini, apakah benar orang dekat ku, atau kita pernah berjumpa dengan dia, karena aku dan Shinta merasa tidak asing dengan auranya.

Saat kita sedang asik menelisik siapakah sosok perempuan itu, ternyata kami tidak menyadari bahwa ada salah satu tawanan yang sedang membersihkan patung dimana kami bersembunyi, awalnya tawanan itu belum menyadari kalau kita berada disela sela bagian belakang dari patung itu.

Namun saat tawanan itu mulai membersihkan tepat didepan kita dimana dengan sedikit celah kita bisa melihat keluar, tawanan itu melihat sebagian tubuh dan mata kita, namun tawanan itu tidak langsung berteriak atau melaporkan pada siluman yang menyuruhnya untuk bersih bersih, tawanan ini malah hanya berdiam diri, seolah bingung harus melakukan apa.

“diam, apabila kamu melapor akan ku habisi kau” ucap Shinta menggerta dengan suara kecil
Tawanan itu masih belum memberikan reaksi apakah dia akan melapor atau diam saja.
“kumohon jangan laporkan kita, kita bisa menolongmu keluar dari jeratan mereka” ucapku pada tawanan itu.
Namun masih sama saja, tawanan itu sepertinya benar benar bingung harus memutuskan apakah mau dilaporkan atau didiamkan saja.
“hey dengar, aku sedang dalam misi membunuh Bajra, jadi kalau kau membiarkan kita selamat, maka kalian semua ini akan selamat juga” dengan nada yang sedikit ditekan Shinta menjelaskan.
“ah gila kamu Ta, kalau dia malah melaporkan kita karena kamu bicara mau bunuh Bajra gimana” ucapku khawatir
Dan mendengar ucapan Shinta, tawanan itu kemudian memberikan respon
“tolong, kumohon tolong kami” tawanan itu membalas ucapan Shinta dengan berbisik dan dengan rupa memelas
“kalian pasti akan kami tolong, asalkan kita bisa selamat dari sini” ucapku meyakinkan
“iya tolong kami, tolong juga semua penduduk disini, walaupun mereka terlihat biasa saja, tapi dihati kecil mereka, ada kecemasan karena setiap orang yang ditawan disini harus bekerja sampai mati, dan setelah mati penduduk yang lain harus menggantikan” ucap tawanan itu.
“hey kau yang disana, sedang apa, cepat kerja” suara siluman ajing itu terdengar memperingatkan tawanan yang sedang berbicara pada kami.
“baik biarkan selamat dan akan kita bantu rekan rekan dan penduduk kalian supaya lepas dari cengkraman Bajra, sudah kau kembali bekerja saja, percayakan pada kita” ucapku memberi penjelasan para tawanan itu.
“ah Sial, aku paham dia Siapa” tiba tiba Shinta berkata kalau dia tau siapa sosok perempuan itu.
“hey Ta, yang benar kamu tahu dia siapa” tanyaku pada nya, namun saat aku bertanya, dia malah langsung melesat keluar dari persembunyian kita.
Shinta langsung melesat kearah perempuan itu, dan terlihat oleh para penjaga tawanan yang berada disana.
“penyusup!!!!” suara para penjaga alias siluman anjing itu memberi peringatan dan didengar oleh seluruh siluman yang ada disana
“sial apa yang sebenarnya dia ingin lakukan, kenapa jadi seperti ini” ucapku begumam dalam hati

Aku kemudian melihat kearah Argani yang berada jauh diatas sana, dia sempat kebingungan untuk menentukan sikap, namun yang jelas dia menggelengkan kepala padaku tanda aku jangan sampai ketahuan, dan baru Shinta saja yang mereka ketahui penyusupnya.

Shinta melesan dengan sasaran adalah sosok perempuan itu, namun saat akan menghantam perempuan itu, sosok Shiluman berkepala singa mengetahuinya, dengan reflek cepat, dibentangkanlah sayap hitam yang besar itu, saat Shinta akan menghantam ternyata, sayap dari sosok ini begitu keras, dan melindungi dirinya dan perempuan yang sedang bersamanya.

Setelah itu siluman berkepala Singa ini berniat melancarkan sebuah serangan pada Shinta untuk membalas, namun Shinta juga sudah paham dengan apa yang akan terjadi,dia langsung melesat mundur tepat sebelum pukulan dari siluman singa mengenai dirinya.

Perempuan yang tadinya berada disana dengan secepat kilat langsung kabur, dan entah pergi kemana.

“haha, sudah aku duga pasti ada penyusup disini, dan ternyata kau!!” ternyata selama ini mereka tahu kita bersembunyi namun tidak tau dimana tempatnya
Shinta akhirnya mau tidak mau harus berhadapan dengan dia, aku yang sedari tadi bersembunyi mengatakan kalau ini saatnya ikut menyerang bersama Shinta, akupun keluar dari dari persembunyian dan berlari secepat mungkin kearah Shinta.

“Gila kenapa kamu keluar dari sana yan” tanya Shinta terkejut
“sudah kukatakan, aku tidak mau hanya menjadi beban, jika memang harus berhadapan dengan dia, ayo kita hadapi bersama” ucapku sekenanya, karena sebenarnya aku pun belum matang memikirkan keluar dari persembunyian.
“ashh sudahlah sudah terlanjur juga sekarang kita serang dia” ucap Shinta mulai menyerang

Aku dan Shinta mulai akan menyerang dia, serangan demi serangan kita lancarka pada siluman ini, namun berkat sayapnya yang digunakan sebagai tameng, membuat kami sedikit kerepotan untuk menghajarnya, ditambah lagi para penjaga tawanan itu juga mulai menyerang kita.

Saat kita sedang berusaha menyerang tiba tiba sebuah kilatan bergerak kearah kami dengan cepat, dan kilatan itu bertepatan dengan kibasan sayap yang dilakukan siluman singa ini, namun kilatan yang menuju kearah kami berhasil mengenai kami dan membuat kita ……
fredielogan14
delet3
bebyzha
bebyzha dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.