Sumber Gambar


Makanan ringan menjadi salah satu jajanan yang biasa digandrungi oleh orang-orang yang ingin makan tapi tidak terlalu ingin kenyang. Ada beragam jajanan yang bisa dibeli di sekitar kita dengan berbagai jenis dan rasa. Salah satunya adalah roti bakar, makanan ini cukup banyak penggemarnya dikarenakan makanannya yang simpel dan juga murah.

Akan tetapi perlu diingat bahwa membuat roti bakar juga memerlukan waktu. Selain itu juga kita perlu mengantri dengan pelanggan lain. Jangan sampai karena kita tidak sabar, kita malah membuat si penjual jadi merasa badmood.

Seperti yang terjadi di Palembang berikut ini. Seorang polisi yaitu Aipda M Erlan harus menimpa nasib sial setelah ditusuk oleh seorang pedagang roti bakar. Pisau yang digunakan pelaku menancap tepat di dada polisi. Diduga, motif dari pelaku menusuk korban adalah karena korban mengucapkan hal-hal yang menyinggung pelaku sehingga pelaku emosi.


Sumber Gambar

Ucapan tak pantas yang keluar dari mulut polisi ini diduga akibat si tukang roti bakar terlalu lama menyiapkan pesanan. Kemungkinan juga terjadi adu mulut. Bahkan dari salah satu sumber, korban sempat mau menampar si pedagang roti bakar. Akhirnya si pelaku itu langsung mengambil pisau dan menusuk dada korban sebagai bentuk perlawanan.

Setelah melakukan aksinya itu, penjual roti bakar langsung kabur meninggalkan TKP dan juga korban. Sampai saat ini, pelaku masih buron. Keberadaannya tidak diketahui semenjak kabur. Padahal si penjual sendiri sudah berjualan di tempatnya selama 6 tahun lamanya. Beruntung, Aipda M Erlan masih sempat diselamatkan dan mendapat perawatan di rumah sakit.

Dari sini kita belajar betapa pentingnya sabar dan menjaga ucapan. Terutama pada saat membeli sesuatu, kita harus bisa menunggu si penjual menyiapkan pesanan kita sebaik mungkin. Supaya hasil yang mereka berikan kepada kita pun bisa maksimal.


Sumber Gambar

Bukan mau menstereotipkan suatu institusi tertentu, tapi biasanya orang-orang berseragam tertentu memang merasa paling jago sendiri. Merasa dirinya penting dan ingin cepat-cepat. Menjadikan pangkat dan jabatan yang dimilikinya sebagai alasan untuk memperlakukan orang lain dengan semena-mena. Terutama rakyat kecil yang mungkin menurutnya derajatnya rendah.

Dengan belajar menjaga mulut kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang menyinggung orang lain, maka kita akan terhindar masalah. Kadang nasib sial seperti ini bisa juga terjadi akibat lidah kita. Bukan berarti membenarkan perbuatan pelaku ya. Karena akan lebih bagus lagi apabila pelaku juga bisa menahan emosi dan tidak terpancing dengan omongan si polisi.

Akibat dari kasus ini lumayan fatal. Pisau menancap di dada yang kita tahu daerah tersebut menjadi tempat organ-organ penting dalam tubuh kita seperti paru-paru dan jantung. Semoga Aipda M Erlan bisa segera pulih dan kembali menjalankan tugas melayani masyarakat.



Kalian kalau kerja sambil dibacotin kesel gak GanSis?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi