Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
TPNPB-OPM Bantah Tuduhan Polisi Bunuh Anak Kepala Kampung

TPNPB-OPM Bantah Tuduhan Polisi Bunuh Anak Kepala Kampung

tirto.id/Ecun Reporter: Adi Briantika, tirto.id - 6 Mar 2023 15:24 WIB

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan tuduhan pihaknya membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom merupakan propaganda TNI & Polri.

tirto.id - Polisi menduga Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom, Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan.

Dugaan pembunuhan terjadi sepekan yang lalu saat Satgas Damai Cartenz mencari kelompok tersebut. Motif pembunuhan karena Kepala Kampung Pimbinom berinisial ST menolak memberikan bantuan bahan makanan kepada TPNPB-OPM.

"Akhirnya anak berusia 6-8 tahun, inisial MT, dibunuh oleh Egianus Kogoya sendiri," ujar Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramadhani di Lanny Jaya, Minggu, 5 Maret 2023.

Lantas ada saksi perkara yang polisi periksa.

"Ada saksi yang kami ambil keterangannya walaupun ada kendala bahasa. Kami coba jembatani bahwa yang melakukan kelompok Egianus Kagoya dan yang menembak adalah EG [Egianus]," kata Faizal.

Saksi juga melihat kelompok Egianus membawa tiga senapan laras panjang. Faizal menegaskan Satgas bertekad untuk menangkap Egianus dan juga membebaskan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mehrtens yang disandera kelompok Egianus Kogoya.

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom membantah pihaknya telah melakukan pembunuhan itu.

"Tidak benar. Itu propaganda TNI dan Polri," kata Sebby kepada Tirto, Senin (6/3/2023).

Berkaitan dengan penyanderaan Philip, Tirto bertanya kondisi sandera. Namun Sebby belum memberikan jawaban karena diduga ia belum mendapatkan informasi terbaru dari kelompok Egianus yang menyandera si pilot. Philip adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT, Selasa, 7 Februari 2023. Bahkan pesawat itu dibakar oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.

Philip berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W. Pesawat tersebut seharusnya kembali menuju Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45. Hingga pukul 09.15, pesawat itu tak kembali.

Alasan penyanderaan bersifat politis karena TPNPB merasa Selandia Baru adalah salah satu negara yang bertanggung jawab atas banyak kematian orang Papua yang disebabkan oleh aparat keamanan Indonesia.
https://tirto.id/tpnpb-opm-bantah-tuduhan-polisi-bunuh-anak-kepala-kampung-gDdA

"Itu propaganda" kata jubir teroris Papua emoticon-Big Grin

Se orang ibu tewas dan dimutilasi, delapan warga lainnya tertembak di Pamebut, Distrik Yugumuak

TPNPB-OPM Bantah Tuduhan Polisi Bunuh Anak Kepala Kampung
March 6, 2023
Mutilasi
Ilustrasi penembakan – Jubi/IST


Jayapura, Jubi – Koordinator Pemuda Puncak Timur Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua, Neison Telenggen mengatakan, saat mengejar  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB),  Tentara Nasional Indonesia (TNI) menembak dan memutilasi seorang ibu bernama  Tarina Murib, berusia 35 tahun, agama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer, Tabia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Selain itu, delapan warga sipil lainnya mengalami luka tembak saat warga hendak melarikan diri dari kontak tembak antara TPNPB dan TNI. pada Jumat (3/3/2023).


“Setelah dicari jasadnya yang sempat hilang, namun warga menemukannya pada hari sabtu 4 Maret 2023. Jasad Ibu Tarina Murib ditemukan dalam keadaan telanjang dan kepala korban terpotong dan hilang,  setelah ketemu kemudian aparat keamanan memerintahkan kepada pendeta agar jasad ibu Tarina Murib diperabukan, pada sabtu (4/3/2023), ”katanya kepada Jubi melalui pesan WhatsApp, Minggu (5/3/2023).

Telenggen mengatakan, penembakan ini dilakukan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat sipil di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak. korban berjatuhan yang mengalami luka tembak terdiri dari bapak-bapak, ibu rumah tangga hingga pelajar dari anggota jemaat GKII dan Kingmi Papua.

Korban pertama adalah Nerce Telenggen berusia 33 tahun mengalami luka berat, ditembak dibagian perut dan di tangan kanannya peluru masih ada, Agama Kristen Protestan, Anggota Jemaat (GKII) Gereja Pamebut,  Kampung Pamebut Distrik Yugumuak. Kemudian, Juan Amelson Murib tembakan kena peluru di bagian telapak tangan, untuk sementara ini peluru masih ada ditangannya.

Korban berikutnya adalah Rasna Kogoya,  12 tahun, terkena tembakan satu peluru di bagian kaki, ia beragama Kristen Protestan, anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer Tabia Desa Pemebut Distrik Yugumuak.

“Korban berikutnya adalah Rodinus Murib berusia 18 Tahun terkena tembakan satu peluru di bagian bahu atas. Ia berstatus pelajar Agama Kristen Protestan,  anggota Jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer Tabia, Kampung Pamebut Distrik Yugumuak,” katanya.

Korban lainnya,  Gwinus Murib berusia 36 Tahun,  tertembak  satu peluru di bagian bahu atas,  agama Kristen Protestan,  anggota jemaat (KINGMI) Gereja Ebenezer Tabia, Kampung Pamebut Distrik Yugumuak.

“Korban berikut yang berhasil didata adalah bapak Kele Kulua, umur 38, kena 1 peluru di bagian kaki, agama Kristen Protestan, Anggota Jemaat (GKII) Gereja Pamebut Kampung Yugumuak Distrik Yugumuak.

Lalu ada Daisina Alom berusia 24 Tahun. terkena satu peluru di bagian paha. Ia, beragama Kristen Protestan Anggota Jemaat (GKII) Gereja Mungalolo, Kampung Mongalolo Distrik Yugumuak.

“Anak dari ibu Daisina Alom bernama Aniton Kulua berusia satu tahun kena peluru di bagian kepala kikis,” katanya.

Telenggen mengatakan, imbas dari kontak senjata antara TNI dan TPNPB, membuat warga dari Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume mengungsi dan mengakibatkan perkampungan dan warga jemaat dari gereja  kosong.  Mereka terpencar.  Ada yang mengungsi ke  Distrik Sinak, Agandugume.

“Jemaat dari Distrik Yugumuak, Gereja GKII Wilewak, Gereja GKII Pamebut, Gereja GKII Wobulo, Gereja GKII Wijabubu, Gereja GKII Manggame, Gereja GKII Agengen, Gereja GKII Jerusalem, Gereja GKII Mongalolo, Gereja KINGMI Ebenezer Tabia. Sementara warga jemaat dari Distrik Mageabume yang ikut mengungsi adalah Gereja GKII Winisu, Gereja GKII Nigilome, Gereja GKII Kordus, Gereja GKII Weni mengungsi ke Mulia,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Wilayah Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Yotinus Kulua,  membenarkan adanya penembakan antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengakibatkan korban nyawa mayoritas warga sipil anggota Jemaat GKII dan Kingmi Papua.

“Saya telah mendapatkan informasi dari ketua daerah GKII di Distrik Yugumoak dan Mageabume,  sejak pukul 05.00 pagi, terjadi kontak senjata antara TNI bersama dengan TPNPB di kampung Pamebut, warga karena panik (jadi)  kocar kacir,  akhirnya terkena peluru dari aparat keamanan” katanya.

Kulua mengatakan, setelah berusaha mengejar TPNPB dan tidak berhasil, kemudian anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) menembak masyarakat yang sedang panik dan melarikan diri,  karena ketakutan sehingga korban dari sipil berjatuhan.

“Dua orang sudah di antar ke rumah sakit di Distrik Sinak dalam keadaan darurat ada beberapa rumah yang dibakar termasuk rumah pendeta Murib mereka bakar, karena mereka mencurigai mereka menyembunyikan TPNPB,” katanya.

Reporter Jubi mencoba menghubungi pihak medis di Distrik Sinak Namun hingga saat ini belum mendapatkan konfirmasi dari pihak rumah sakit sinak terkait kondisi warga yang mengalami luka tembak.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, mengatakan  telah terjadi penembakan oleh Kelompok Separatis Terroris/ KST (sebutan sepihak pemerintah Indonesia pada TPNPB)  wilayah Kab. Puncak, mengakibatkan 1 orang warga sipil dan 1 prajurit Satgas Yonif Raider 303/SSM meninggal dunia.

“Saya membenarkan kejadian tersebut, yaitu gerombolan KST telah menyerang dan menembak Personel Pos Sinak Satgas Yonif Raider 303/SSM bertempat Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak, Kab. Puncak pada Jumat (03/03/2023),” katanya.

Herman Taryaman menjelaskan, kronologi kejadian bermula saat gerombolan KST menembak warga sipil an. TM (perempuan OAP), di Kampung Pamebut,  Distrik Yugumuak, Kabupaten  Puncak. Kemudian aparat TNI mengevakuasi yang bersangkutan ke Puskesmas Sinak, namun saat evakuasi menuju Puskesmas, tim TNI  dihadang dan ditembak oleh KST.

“Aatas Insiden ini mengakibatkan Praka JM tertembak dan akhirnya terjadi kontak tembak. Prajurit Praka JM yang tertembak berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sinak untuk penanganan tim medis. Selanjutnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. Demikian pula warga sipil an. TM yang ditembak KST dinyatakan meninggal dunia. Praka JM akan dievakuasi menuju Timika,” katanya.

Sementara itu, Komando Daerah Perang Sinak, Brigadir Jenderal Kalenak Murib  membantah pernyataan TNI yang menyebut TPNPB telah menembak warga sipil . Ia balik menuding  pihak yang menembak warga sipil di Sinak justru pasukan TNI.

“Kami membantah pernyataan aparat kolonial Indonesia yang mengatakan TPNPB menembak warga sipil. Kami tidak pernah menembak warga sipil atau membakar rumah warga. Penembakan terhadap warga sipil itu dilakukan prajurit TNI saat mereka mau mengejar kami di Kampung Winisu,” katanya.

Murib mengatakan, aparat keamanan justru menggunakan bom menyerang TPNPB. “Kami sudah mendokumentasikan bukti bukti dan sisa-sisa bom yang ditinggalkan oleh prajurit TNI di Pamebut. Kami akan mengumumkan secara terpisah,” katanya. (*)

https://jubi.id/polhukam/2023/seoran...trik-yugumuak/

Pelanggaran HAM lagi dilakukan TNI jika yang kena masyarakat sipil tapi susah kalau di situasi tembak-tembakan dengan teroris

TNI bantah menembak dan memutilasi warga di Kampung Pamebut, Puncak
TPNPB-OPM Bantah Tuduhan Polisi Bunuh Anak Kepala Kampung
News Desk - Konflik Bersenjata Di Tanah Papua
March 6, 2023
TNI
Ilustrasi senjata api – Jubi/IST
Jayapura, Jubi – Tentara Nasional Indonesia atau TNI membantah telah menembak dan memutilasi seorang warga bernama Tarina Murib (35) di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.  Hal itu dinyatakan Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman melalui keterangan pers tertulisnya, Senin (6/3/2023).
Berita [bahwa TNI menembak dan memutilasi warga di Pamebut] itu adalah bohong atau hoaks yang sengaja disebar oleh pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, simpatisan, serta kelompok provokator maupun teroris yang sengaja ingin menjatuhkan wibawa aparat keamanan yang sedang fokus melindungi masyarakat dan mencari pilot Susi Air,” kata Herman dalam keterangan persnya.

Ia mengatakan, ibu Tarina Murib meninggal dunia karena ditembak kelompok TPNPB. Herman menegaskan bahwa soal itu sudah diberitakan sejumlah media pada Jumat (3/3/2023).

Menurutnya, saat pasukan TNI akan mengevakuasi TM, pasukan TPNPB kembali menyerang. Dalam serangan TPNPB itu, seorang prajurit TNI Yonif R 303/SSM meninggal dunia.

Sebelumnya, Koordinator Pemuda Puncak Timur Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua, Neison Telenggen yang menyatakan pasukan TNI telah menembak dan memutilasi seorang ibu bernama  Tarina Murib dalam serangkaian kontak tembak antara pasukan TNI/Polri dan TPNPB di Distrik Yugumuak, Puncak, Jumat (3/3/2023). Selain itu, ada delapan warga lain yang terluka karena terkena tembakan.

Sejak Sabtu, Jubi telah menghubungi Kolonel Kav Herman Taryaman untuk mendapatkan informasi pembanding. Akan tetapi, Herman tidak secara spesifik menanggapi informasi tentang delapan warga tertembak dalam serangkaian kontak tembak antara aparat keamanan dan TPNPB di Distrik Yugumuak.

Herman menyatakan seluruh warga yang tertembak merupakan korban penembakan dan penganiayaan yang dilakukan kelompok TPNPB. “Justru saat ini aparat TNI terus membantu proses pengobatan dan evakuasi. Oleh karenanya, informasi tersebut adalah berita bohong yang sengaja disebar,” ujarnya.

Herman mengimbau masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi pemberitaan bohong yang sengaja disebar TPNPB. “Jelas kelompok itu ingin menciptakan keresahan maupun menurunkan wibawa pemerintah, khususnya aparat keamanan yang saat ini bertugas melindungi masyarakat,” katanya. (*)
https://jubi.id/tanah-papua/2023/tni...amebut-puncak/

Kalau mutilasi nggak mungkin secara kalau situasi tembak-menembak apalagi anggota TNI yang membawa jenazah sang ibu tersebut ikut ditembak teroris

Tiebo
muhamad.hanif.2
nomorelies
nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
GZuronAvatar border
GZuron
#3
Coba dudung kirim anaknya yg cebol itu kesana emoticon-Mewek
judogal
istritua
Tiebo
Tiebo dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.