• Beranda
  • ...
  • Gosip Nyok!
  • Waduh! Taliban Larang Penjualan Alat Kontrasepsi! Apa Iya Kondom Adalah Agenda Barat?

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Waduh! Taliban Larang Penjualan Alat Kontrasepsi! Apa Iya Kondom Adalah Agenda Barat?


Sejak awal Februari 2022, apotek-apotek dan toko obat di Afghanistan tak lagi diperbolehkan menjual obat-obat yang sanggup mencegah kehamilan alias obat kontrasepsi. Menurut para apoteker Afghanistan, Taliban mengancam mereka untuk berhenti menyetok kondom maupun pil KB dan ancaman itu tidak main-main karena mereka sampai ditodong menggunakan senjata api. Menurut Taliban, kondom dan obat kontrasepsi lainnya adalah propaganda barat untuk mengendalikan angka kelahiran.

Dari sepak terjang Taliban yang selama ini saya lihat, tampaknya mereka sangat gencar mengembalikan Afghanistan kembali ke jaman yang sama seperti 1400 tahun yang lalu yakni di jaman Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rasul. Perempuan dilarang sekolah dan bekerja, wanita tak boleh keluar malam dan wajib mengenakan cadar, tak boleh main Tiktok, dan sekarang tak boleh mencegah kehamilan.



Tampaknya Taliban juga mencela lifestyle childfree dan secara tidak langsung menyuruh masyarakat Afghanistan untuk punya anak sebanyak-banyaknya. Apakah ini kebijakan yang baik? Jika melihat kondisi masyarakat Afghanistan, tampaknya tidak.

Afghanistan merupakan salah satu negara paling berbahaya untuk melahirkan dengan 1 dari 14 wanita hamil meninggal akibat melahirkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai persalinan karena mereka tak punya akses terhadap buku atau pendidikan yang layak. Hal ini sudah terjadi bahkan sebelum Taliban berkuasa.



Menurut WHO, hanya 17 persen dari fasilitas kesehatan Afghanistan yang beroperasi penuh pada September 2021. Dengan sedikitnya fasilitas kesehatan ditambah dengan banyaknya pembatasan Taliban membuat resiko kehamilan di sana menjadi begitu tinggi. Kalau sudah seperti itu, siapa yang berani punya banyak anak?

Kembali ke awal, betulkah kondom dan pil KB merupakan propaganda barat untuk mengendalikan angka kelahiran? Hmm… sebenarnya aneh kalau kita memikirkannya seperti itu. Kondom tercipta dari kebutuhan manusia yang ingin ngesex tapi tak sanggup merawat banyak anak.



Menurut catatan, kondom sudah ada sejak berabad-abad silam yang mana orang-orang Roma dan Mesir menggunakan kulit tipis dari usus binatang sebagai pelindung. Meski demikian dulu kondom digunakan untuk mencegah penyakit kelamin, bukan kehamilan. Di tahun 1500-an, dokter dari italia juga membuat sarung linen pipih untuk mencegah sifilis. Akhirnya pada 1600-an dr. Condom memperkenalkan corong penis untuk King Charles II demi menghindari penularan penyakit kelamin.

Jadi kalau ada yang bilang kondom adalah propaganda untuk mengontrol kelahiran maka itu tidaklah benar, kondom sejak awal dibuat untuk mencegah penularan penyakit. Selain itu apa untungnya bagi negara-negara barat jika angka kelahiran Afghanistan menurun? Jika melihat kondisi Afghanistan yang sekarang, sedikit anak hanya akan mengurangi pengeluaran mereka dan membuat pemerintah bisa lebih fokus untuk membangun kembali perekonomian. Kalau anak banyak maka sangat mungkin angka kemiskinan akan meninggi dan itu akan membuat Afghanistan lebih pusing lagi.



Jadi kesimpulannya … saya serahkan pada Anda masing-masing, saya tak berani mengambil keputusan. Mungkin di balik semua kontroversi ini Taliban punya rencana jenius yang akan mengguncang dunia. Atau, mungkin mereka cuma sekumpulan orang bodoh.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur sumur
aripmaulana
bang.toyip
jakompank
jakompank dan 9 lainnya memberi reputasi
10
4.4K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gosip Nyok!
Gosip Nyok!KASKUS Official
34.1KThread24.6KAnggota
Tampilkan semua post
eastmandoAvatar border
eastmando
#5
mereka hanya mnjalankan agamanya dengan benar sesuai kitabnya. jdi ga perlu komen dehh.
nowbitool
chenobix
chenobix dan nowbitool memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.