TS
si.matamalaikat
Indonesia Borong Selusin Drone Tempur Anka Buatan Turkiye
Quote:
Foto: TUSAS
Indonesia telah sepakat untuk memborong selusin drone tempur Anka buatan Turkiye.
Modernisasi alutsista TNI terus berlanjut menjelang berakhirnya periode kepemimpinan Presiden Jokowi pada 2024 mendatang, dan yang terbaru Gan, Indonesia telah sepakat memborong selusin drone Anka buatan Turkiye. Berita mengenai kesepakatan akuisisi drone tersebut dilaporkan media Turkiye, yakni SavunmaSanayiST.com.
Dalam artikel yang ditulis media tersebut, 3 negara akan menjadi operator baru drone Anka buatan Turkish Aerospace Industries (TAI/TUSAS). Tiag negara itu adalah Indonesia, Chad, dan Aljazair. Untuk Indonesia akan memesan 12 unit, Aljazair 10 unit dan Chad 2 unit. Oleh karena itu, TAI dengan cepat meningkatkan kapasitas lini produksi Anka. Jumlah total 24 unit Anka dari 3 negara diperkirakan US$500 juta (Rp 7,64 triliun).
Sebagai tambahan informasi, pelanggan ekspor pertama Anka adalah Tunisia pada tahun 2020. Angkatan Udara Tunisia membeli 3 Anka Unmanned dan 3 Ground Control Stations seharga 80 juta USD (Rp 1,22 triliun). Pesanan kedua dari luar negeri untuk Anka berasal dari Kazakhstan sebanyak 3 unit. Kazakhstan sendiri berencana untuk membeli 30 unit Anka dan memproduksinya secara lokal dengan dukungan TAI. Selain Indonesia, Malaysia juga kepincut drone Anka, Negeri Jiran dilaporkan akan mendapatkan 3 sampai 9 unit Anka dalam pengiriman tahap pertama.
Foto: SavunmaSanayiST.com
Anka merupakan drone yang sekelas dengan Bayraktar TB2, kedua drone memiliki kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance), Anka bisa terbang selama 30 jam non stop pada ketinggian 9.200 meter. Sementara jarak jelajahnya dalam mode Line of Sight (LoS) adalah 250 km. Sementara untuk muatan yang bisa dibawa Anka adalah 350 kg.
Untuk sistem kendali dan avionik, Anka dilengkapi synthetic aperture radar (SAR), inverse SAR (ISAR) dan ground moving target indicator (GMTI) yang berfungsi untuk mendeteksi, identifikasi, dan mengendus sasaran bergerak di permukaan. Pada bagian hidungnya yang tampak lebih besar, terpasang perangkat airborne satellite communications (SATCOM) antenna dari jenis ViaSat VR-18C high-power.
Tidak diketahui berapa total nilai kontrak selusin Anka yang dipesan Indonesia, selain itu operator Anka kelak juga belum diketahui Gan. Tetapi, menurut salinan dokumen yang diterima Janes.com; tiga matra TNI (AD, AL, AU) diizinkan membeli drone tempur. Di mana dana pembeliannya diambil dari pinjaman luar negeri. Amunisi drone harus memakai MAM-L yang merupakan buatan Turkiye. Jadi sudah pasti drone tempur TNI berasal dari Negeri Ottoman.
Sejauh ini sudah ada sedikit titik terang, di mana Anka telah dipilih untuk dibeli. Tapi operatornya masih belum diketahui antara AD, AL, atau AU ? Sementara itu kerja sama Indonesia-Turkiye semakin erat, terutama di segmen pertahanan. Tentu hal ini harus dimanfaatkan Indonesia untuk mendapat alih teknologi, pasalnya Turkiye terkenal tidak pelit ilmu.
Referensi Tulisan: Janes.com& SavunmaSanayiST.com
Sumber Foto: sudah tertera
Dalam artikel yang ditulis media tersebut, 3 negara akan menjadi operator baru drone Anka buatan Turkish Aerospace Industries (TAI/TUSAS). Tiag negara itu adalah Indonesia, Chad, dan Aljazair. Untuk Indonesia akan memesan 12 unit, Aljazair 10 unit dan Chad 2 unit. Oleh karena itu, TAI dengan cepat meningkatkan kapasitas lini produksi Anka. Jumlah total 24 unit Anka dari 3 negara diperkirakan US$500 juta (Rp 7,64 triliun).
Sebagai tambahan informasi, pelanggan ekspor pertama Anka adalah Tunisia pada tahun 2020. Angkatan Udara Tunisia membeli 3 Anka Unmanned dan 3 Ground Control Stations seharga 80 juta USD (Rp 1,22 triliun). Pesanan kedua dari luar negeri untuk Anka berasal dari Kazakhstan sebanyak 3 unit. Kazakhstan sendiri berencana untuk membeli 30 unit Anka dan memproduksinya secara lokal dengan dukungan TAI. Selain Indonesia, Malaysia juga kepincut drone Anka, Negeri Jiran dilaporkan akan mendapatkan 3 sampai 9 unit Anka dalam pengiriman tahap pertama.
Quote:
Foto: SavunmaSanayiST.com
Anka merupakan drone yang sekelas dengan Bayraktar TB2, kedua drone memiliki kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance), Anka bisa terbang selama 30 jam non stop pada ketinggian 9.200 meter. Sementara jarak jelajahnya dalam mode Line of Sight (LoS) adalah 250 km. Sementara untuk muatan yang bisa dibawa Anka adalah 350 kg.
Untuk sistem kendali dan avionik, Anka dilengkapi synthetic aperture radar (SAR), inverse SAR (ISAR) dan ground moving target indicator (GMTI) yang berfungsi untuk mendeteksi, identifikasi, dan mengendus sasaran bergerak di permukaan. Pada bagian hidungnya yang tampak lebih besar, terpasang perangkat airborne satellite communications (SATCOM) antenna dari jenis ViaSat VR-18C high-power.
Tidak diketahui berapa total nilai kontrak selusin Anka yang dipesan Indonesia, selain itu operator Anka kelak juga belum diketahui Gan. Tetapi, menurut salinan dokumen yang diterima Janes.com; tiga matra TNI (AD, AL, AU) diizinkan membeli drone tempur. Di mana dana pembeliannya diambil dari pinjaman luar negeri. Amunisi drone harus memakai MAM-L yang merupakan buatan Turkiye. Jadi sudah pasti drone tempur TNI berasal dari Negeri Ottoman.
Sejauh ini sudah ada sedikit titik terang, di mana Anka telah dipilih untuk dibeli. Tapi operatornya masih belum diketahui antara AD, AL, atau AU ? Sementara itu kerja sama Indonesia-Turkiye semakin erat, terutama di segmen pertahanan. Tentu hal ini harus dimanfaatkan Indonesia untuk mendapat alih teknologi, pasalnya Turkiye terkenal tidak pelit ilmu.
-----------------
Referensi Tulisan: Janes.com& SavunmaSanayiST.com
Sumber Foto: sudah tertera
bang.toyip dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.9K
43
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
20KThread•7KAnggota
Tampilkan semua post
gonugraha76
#9
Yes ... akhirnya ... UAV TAI - Anka S yang model skala nya pernah diuji di wind tunnel jenis low speed tunnel milik BBTA3 BPTP di Serpong - Banten akhirnya bisa diakuisisi Kemenhan RI untuk memperkuat TNI. Pada waktu itu pengujian aerodinamika dilakukan dengan skala model UAV Anka dalam 5 fase uji dan dimulai pada tahun 2008 dengan skala prototype Anka A, tahun 2015 dengan skala model Anka S.
Tahun 2018 TAI kembali menguji aerodinamika sebuah prototype UAV twin engine Anka 2 Aksungur di fasilitas low speed tunnel milik BPTP.
UAV MALE Anka sejak awal development tahun 2004 memang dirancang sebagai UAV Intelligence Surveillance Reconnaissance / ISR. UAV ISR Anka akhirnya resmi diperkenalkan tahun 2010 dan telah berstatus battle proven di Syria tahun 2017 dan Iraq tahun 2017 - 2019 dalam kapasitasnya sebagai drone ISR bagi intelijen Turki.
Ada 3 varian utama UAV ISR Anka :
1. Anka I adalah varian khusus electronic warfare bagi intelijen Turki. Dipergunakan pertama kali tahun 2013.
2. Anka B adalah versi export yang disempurnakan teknologi radar nya, payload lebih besar dan dapat dipersenjatai. Diperkenalkan secara resmi tahun 2015.
3. Anka S adalah next generation Anka yang sudah diperbarui teknologi optik dan dilengkapi dengan teknologi komunikasi berbasis satelit. Diperkenalkan secara resmi tahun 2017.
Dalam setiap sistem terdiri dari :
1. 3 unit UAV Anka.
2. 1 unit Ground Control System / GCS.
3. 1 unit Ground Data Terminal / GDT.
4. 1 unit Automatic Take Off n Landing system / ATOLS.
5. 1 unit Transportable Image Exploitation System ( TIES ).
6. Remote Video Terminal ( RVT ).
7. Beberapa unit Ground Support Equipment( GSE ).
UAV Anka S system
Apakah Anka S dapat dipersenjatai ? Tentu saja bisa dengan berbagai varian mini smart munition buatan Roketsan.
Untuk GCS, TAI mempercayakan pengembangan dan produksi pada perusahaan Savronik.
Saat ini juga sedang dikembangkan mesin drones baru buatan TEI untuk menggantikan mesin diesel Thielert Centurion 2.0S buatan German yang berbasis Mercedes Benz OM 640.
TEI mengembangkan 2 jenis mesin drones yaitu PD 170 dengan bbm Avigas dan PD 180 dengan bbm diesel.
Kenapa pada tahap awal ini Kemenhan RI lebih memilih akuisisi UAV Anka S dahulu daripada UCAV Baykar Makina - Bayraktar TB 2S yang juga masuk dalam daftar rencana akuisisi drones bagi 3 matra TNI ? Karena saat ini TNI lebih membutuhkan UAV ISR untuk keperluan misi patroli, recon dan surveillance terutama di daerah rawan konflik dan blind spot.
Tahun 2018 TAI kembali menguji aerodinamika sebuah prototype UAV twin engine Anka 2 Aksungur di fasilitas low speed tunnel milik BPTP.
UAV MALE Anka sejak awal development tahun 2004 memang dirancang sebagai UAV Intelligence Surveillance Reconnaissance / ISR. UAV ISR Anka akhirnya resmi diperkenalkan tahun 2010 dan telah berstatus battle proven di Syria tahun 2017 dan Iraq tahun 2017 - 2019 dalam kapasitasnya sebagai drone ISR bagi intelijen Turki.
Ada 3 varian utama UAV ISR Anka :
1. Anka I adalah varian khusus electronic warfare bagi intelijen Turki. Dipergunakan pertama kali tahun 2013.
2. Anka B adalah versi export yang disempurnakan teknologi radar nya, payload lebih besar dan dapat dipersenjatai. Diperkenalkan secara resmi tahun 2015.
3. Anka S adalah next generation Anka yang sudah diperbarui teknologi optik dan dilengkapi dengan teknologi komunikasi berbasis satelit. Diperkenalkan secara resmi tahun 2017.
Dalam setiap sistem terdiri dari :
1. 3 unit UAV Anka.
2. 1 unit Ground Control System / GCS.
3. 1 unit Ground Data Terminal / GDT.
4. 1 unit Automatic Take Off n Landing system / ATOLS.
5. 1 unit Transportable Image Exploitation System ( TIES ).
6. Remote Video Terminal ( RVT ).
7. Beberapa unit Ground Support Equipment( GSE ).
UAV Anka S system
Apakah Anka S dapat dipersenjatai ? Tentu saja bisa dengan berbagai varian mini smart munition buatan Roketsan.
Untuk GCS, TAI mempercayakan pengembangan dan produksi pada perusahaan Savronik.
Saat ini juga sedang dikembangkan mesin drones baru buatan TEI untuk menggantikan mesin diesel Thielert Centurion 2.0S buatan German yang berbasis Mercedes Benz OM 640.
TEI mengembangkan 2 jenis mesin drones yaitu PD 170 dengan bbm Avigas dan PD 180 dengan bbm diesel.
Kenapa pada tahap awal ini Kemenhan RI lebih memilih akuisisi UAV Anka S dahulu daripada UCAV Baykar Makina - Bayraktar TB 2S yang juga masuk dalam daftar rencana akuisisi drones bagi 3 matra TNI ? Karena saat ini TNI lebih membutuhkan UAV ISR untuk keperluan misi patroli, recon dan surveillance terutama di daerah rawan konflik dan blind spot.
Diubah oleh gonugraha76 02-03-2023 05:35
Mistaravim dan 8 lainnya memberi reputasi
7
Tutup