Kaskus

Story

araneaAvatar border
TS
aranea
Teman Sejati
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Teman Sejati


Selamat datang di thread sederhana ini. Apakabar kalian semua? Semoga temen-temen semua dalam keadaan baik baik saja, sehat, dan teman-teman semua dalam keadaan bahagia dimanapun teman-teman berada.

Oke mang. 


Disini saya mencoba menuliskan sebuah cerita yang terjadi beberapa tahun lalu yang sebelumnya sudah saya tulis, namun tidak pernah saya publikasikan. Tapi semoga dengan menulis disini bisa membantu saya juga dalam mengembangkan potensi saya dalam menulis. 

Cerita ini akan memiliki dua POV, yang dimana, update keduanya insyaAllah akan selalu berbarengan sedikit demi sedikit. Saya berharap selain bisa mengembangkan potensi menulis saya, apapun yang saya tulis bisa dipetik hal baiknya dan dibuang hal buruknya. Dan semoga bisa menghibur para reader budiman disini.

- Selamat Membaca -

INDEX


Fajar Adi Prabowo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15






Part 17
Part 18
Part 19
Part 20






Diubah oleh aranea 04-06-2023 12:26
amdar07Avatar border
corazonraizo882Avatar border
percyjackson321Avatar border
percyjackson321 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
4.2K
65
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
araneaAvatar border
TS
aranea
#32
Part 13
Fajar Adi Prabowo


Beberapa saat menunggu, mas Adit kembali dan bersiap untuk mengantarku ke basecamp Berod. Aku diantarkan menggunakan motor. Selama perjalanan, mas Adit memintaku untuk menceritakan kejadian apa saja yang menimpaku selama pendakian kemarin. Akupun menceritakan semuanya

“Iya mas, sepertinya diisengin sama penghuni sana” kata mas Adit
“Oh gitu ya?” ucapku
“Memangnya mas ngelakuin apa?” tanyanya
“Emm seinget saya ga ada sih. Saya ga ngelakuin hal-hal yang dibilang menyimpang” jawabku
“Soalnya dulu ada yang pernah ngalamin juga mas, dia dibawa ke desa gitu, terus pernah ada yang ketemu banyak anak kecil layaknya anak biasa yang lagi main juga” katanya
“Oh ya? Terus gimana itu mas?” tanyaku
“Kejadiannya tahun 2010, dia tersesat sampai 3 hari. Dan kejadian itu sempat membuat gunung Ciremai ditutup sementara. Jadi bisa dibilang mas nya mungkin beruntung bisa cepet keluar darisana dalam keadaan baik” kata mas Adit
“Iya mas, alhamdulillah” jawabku


Sekitar jam 5 sore, kami tiba di basecamp. Saat itu mas Adit juga akan ikut turun untuk melaporkan tentang Purnama. Kami berjalan menuju basecamp dan aku melihat disana ada berapa orang dari rombongan yang sedang mengemas barang mereka. Sampai aku melihat ada Purnama dan kedua temannya, sedang duduk didepan basecamp. Mas Adit masuk kedalam basecamp dan ga lama setelah keluar, mas Adit langsung menghampiriku yang sedang mendekati teman-temanku

“Mas, sekali lagi saya tanya, udah berapa lama mas tersesat?” tanyanya
“Yang saya inget sih dari pagi mas, ada apa emang?” ucapku
“Yasudah, kalau gitu saya kembali dulu ya mas, jaga diri baik-baik” katanya
“Iya mas, makasih banyak udah bantu saya” jawabku


Mas Aditpun hanya tersenyum dan kemudian iapun pulang. Aku menghampiri teman-temanku, dan saat mereka melihatku, mereka nampak kaget. Tapi aku tak melihat Zahra ataupun Fitri disana

“Pak Fajar? Kemana aja pak? Kita semua nyariin bapak” ucap salah satu rekanku
“Istri sama adik saya mana?” tanyaku tanpa menjawab pertanyaan mereka
“Mereka naik nyariin bapak” jawabnya
“Mas, tunggu sebentar ya, saya panggilkan tim pencari untuk mengakhiri pencarian” ucap salah seorang ranger disana


Menjelang magrib, aku melihat beberapa orang turun, dan disana ada Zahra dan juga Fitri, ditemani seorang pendaki wanita. Saat Zahra melihatku, aku tersenyum padanya. Saat itu ia setengah berlari mendatangiku dan langsung memelukku seketika diikuti Fitri

“Mas” panggilnya dalam tangis
“Aku gapapa” jawabku
“Kakak kemana aja” tanya Fitri
“Nanti aja ceritanya dirumah ya” ucapku


Saat aku sedang dalam dekapan Fitri dan Zahra, Purnama dan teman-temannya menghampiriku.

“Kang, akang gapapa?” tanya Purnama
“Gapapa, alhamdulillah” jawabku
“Ini kenapa ya?” tanyaku sedikit bingung


Karena saat itu, rasanya semua orang menatapku dengan tatapan penuh pertanyaan.

“Jadi gini mas, mas Fajar dan Purnama dinyatakan hilang sabtu siang, namun saat itu mas dilaporkan hilangnya sabtu pagi” kata Julian

Astagfirullah, apa benar itu terjadi? Maksudku, aku merasa kalau aku tidak menemui malam sama sekali. Bahkan kecil kemungkinannya aku bertahan dalam kondisi seperti itu, makan seadanya dan minum pun masih tersisa. Ya mungkin bisa, tapi kondisiku mungkin ga akan seperti sekarang.

“Terus mas nya gapapa?” tanyaku pada Purnama
“Ya begini kang hehe” jawabnya “Oh iya, makasih banyak ya kang, kalau ga ada akang, mungkin saya ga akan bisa sampai ke puncak dan memenuhi janji saya” lanjutnya
“Iya sama-sama mas, nyantai aja” kataku
“Kalau gitu, kami mau pamit kang, kasian temen-temen saya mungkin udah cape mau pulang, kami juga harus kejar bis” katanya
“Iya mas, hati-hati” kataku


Setelah mereka pulang, aku dihujani pertanyaan dari teman-temanku, Tapi aku jawab saja nyasar. Aku ga menceritakan tentang pengalamanku yang mungkin bisa dibilang mistis kepada teman-temanku. Karena sebagian mungkin tidak akan percaya.

“Punten. Aa nya ga mau ke rumah sakit dulu?” tanya salah satu ranger itu
“Engga kang, saya gapapa” jawabku
“Biar lebih meyakinkan saja a” katanya
“Gapapa kok, saya bakal baik-baik aja. Kan tadi mas Adit juga udah bantu saya” ucapku
“Yasudah, kalau gitu semoga masnya sehat sehat, selalu dilindungi Allah” katanya


Setelah shalat magrib, kami semua memulai perjalanan menuju Bandung Selama di bis, aku duduk di kursi belakang, sekedar ingin menenangkan diri. Sementara Fitri dan Zahra duduk di kursi tengah. Saat itu Zahra menghampiriku dan duduk disampingku

“Loh, ko disini? Fitri lagi apa?” tanyaku
“Lagi tidur mas” jawabnya singkat
“Oh, ga tidur juga? Nanti mas bangunin kalau udah sampe” ucapku
“Aku ga bisa tidur mas. Disini aja ya, sambil nemenin mas” katanya
“Yaudah yaudah” kataku


Singkat cerita, jam 9 malam kami sampai dirumah. Namun sebelum masuk,

“Kalian ada cerita ke ibu sama bapak?” tanyaku pada Fitri dan Zahra[/I

Dengan kompak mereka menggeleng. Aku tersenyum mendengarnya. Aku ga mau bikin mereka khawatir. Kamipun masuk dan disambut oleh bapak dan ibu. Beberapa saat kemudian, setelah aku selesai membersihkan diri, aku dan Zahra kembali ke kamarku. Rasanya masih tak percaya kalau aku sudah hilang selama itu.

[I]“Mas, kok ngelamun?” tanya Zahra
“Gapapa kok” jawabku


Aku baru ingat, kalau saat itu aku sempat mengambil foto ketika di puncak. Aku bangun dan mengambil handphoneku yang aku simpan di meja. Kemudian aku melihat hasil foto-foto itu. Yang membuatku kaget adalah, foto itu terlihat normal. Tidak seperti saat aku mengambilnya, gelap. Mungkin saja saat itu handphoneku memang error, karena saat itu saja handphoneku sempat mati, pikirku.

“Ada apa mas?” tanya Zahra
“Engga, gapapa kok. Mas cuma liat hasil foto disana” jawabku
“Aku minta maaf” kata Zahra
“Maaf kenapa?” tanyaku
“Harusnya aku ga ninggalin mas sendiri, harusnya aku disamping mas, istri macam apa aku ini” kata Zahra tertunduk
“Husshh, jangan bilang gitu. Lagipula aku baik-baik aja kan” ucapku
“Tapi aku harusnya mendampingi mas” katanya
“Lalu sekarang kamu anggap ini apa?” ucapku
“Aku salah, aku salah, aku salaah . . “ katanya


Saat itu ia seperti terlihat sedang depresi. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tertekan dan itu membuatnya menangis lagi

“Kamu ga salah” ucapku

Aku hendak memeluknya, berniat untuk menenangkannya, namun saat aku menyentuhnya, ia seperti kaget dan terlihat ketakutan.

“Ada apa?” tanyaku
“Engga” jawabnya sambil menggelengkan kepalanya
“Mas boleh peluk kamu?” tanyaku, ia hanya mengangguk.


Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukanku. Malam itu ia menumpahkan semua rasa yang mungkin sedang mengganggu dirinya. Beberapa saat setelah itu, tangisannya mulai menghilang.

“Ada apa dengan kamu, sampai kamu kaget kaya tadi” ucapku dalam hati

Malam semakin larut. Aku tak merasakan apa-apa lagi. Ketika aku lihat, dia sudah terlelap dalam tidurnya. Aku merebahkannya dikasur dan akupun ikut berbaring kemudian tertidur. Keesokan harinya, aku tengah bersiap untuk pergi bekerja. Meskipun kepala staff sudah memberikanku waktu untuk istirahat, apalagi setelah kejadian kemarin, aku tetap bekerja.

“Mas yakin mau kerja?” tanya Zahra
“Lah, kenapa emang? Iya lah, mask an punya tanggung jawab” ucapku
“Tapi setelah itu langsung pulang” kata Zahra
“Iya, mas langsung pulang. Lagian cuma ngurusin persiapan UN aja. Emang kenapa si?” ucapku
“Gapapa kok mas” katanya

Diubah oleh aranea 01-03-2023 06:56
pulaukapok
pulaukapok memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.