Kaskus

News

newandipurnomoAvatar border
TS
newandipurnomo
Saat Megabintang Hollywood Sekaligus Jenderal Terbang Dlm Misi Bomber B-52 Di Vietnam
Penerbangan sebuah B-52 yang kembali ke Guam dari misi pemboman rahasia Arc Light di Vietnam berjalan lancar sampai mereka memulai pendekatan terakhir mereka, ketika co-pilot berteriak, “Flap-nya terbelah!” Sudah hampir 12 jam sejak Kapten Bob Amos lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam dalam misi pengeboman B-52 untuk menyerang sasaran di dekat Saigon. Saat dia mengemudikan Stratofortress-nya bersiap untuk mendarat kembali di Andersen, ia terbang melambat hingga kecepatan 220 knot (407 km/jam) dan menurunkan sayapnya, co-pilotnya, Kapten Lee Meyers, berteriak, “Flap-nya terbelah!” Amos lalu memerintahkan Meyers untuk menaikkan sayap saat dia mengoreksi momen bergulir ke kiri, dan kemudian menyatakan keadaan darurat saat dia keluar dari formasi pesawat pengebom dan naik untuk mendapatkan ketinggian.

Penerbangan yang tadinya lancar sekarang menjadi tegang, terlebih lagi karena pria yang duduk di belakang Amos di kursi pilot instruktur. Bayangan tentang berita utama surat kabar yang sensasional mencapai ambang pintu di seluruh Amerika berpacu di kepalanya: “Jimmy Stewart Tewas dalam Kecelakaan pesawat Pengebom dengan Bob Amos sebagai Pilot!”

Saat Megabintang Hollywood Sekaligus Jenderal Terbang Dlm Misi Bomber B-52 Di Vietnam
Pada tahun 1966, Brigadir Jenderal James Stewart secara diam-diam mengikuti misi pemboman B-52 di Vietnam. Stewart sendiri adalah seorang aktor kelas satu di Hollywood. (Sumber: https://www.historynet.com/)



Daftar Isi
Part 1 Penumpang Kejutan
Part 2 Misi Panjang
Part 3 Sukarela Membantu Usaha Perang
Part 4 Kembali Ke Hollywood
Part 5 Mendekat Ke Vietnam
Part 6 Situasi Darurat
Part 7 Kargo Berharga
Part 8 Karir Selanjutnya
Credit


Part 1

PENUMPANG KEJUTAN

Dini hari sebelumnya, tanggal 20 Februari 1966, Kapten Amos membolak-balik jadwal penerbangan untuk persiapan misi yang akan dia dan krunya terbangkan keesokan harinya, dan dia terkejut melihat ada nama “Brigjen Stewart” terdaftar sebagai pilot tambahan untuk terbang bersama mereka. Mengira Stewart ini mungkin dari markas Komando Udara Strategis (SAC) yang datang sebagai pengamat. Awak B-52 muda ini agak ngeri untuk berpikir bahwa ada orang Pentagon yang akan melihat dari balik bahu mereka untuk salah satu misi panjang dan berbahaya ini.

Amos dengan acuh tak acuh bertanya kepada komandan skuadronnya, Letnan Kolonel Collins Mitchell, siapa pengunjung itu. “Kau tahu, Bob, ini Brigadir Jenderal Jimmy Stewart, sang aktor! Dia di sini dalam tur cadangan tugas aktif, dan kami ingin dia terbang dengan kru muda yang akan mengingatkan pada kru Perang Dunia II yang dia perintahkan saat menerbangkan B-24 Liberator keluar dari Inggris, dan untuk melihat bagaimana kami mendukung pasukan di Vietnam.” Amos kemudian tidak sabar untuk menyampaikan kabar tersebut kepada krunya, yakninkru utama yang telah menerbangkan 20 misi tempur di Vietnam Selatan. Bersama Amos di pesawat B-52 yang akan menerbangkan Stewart terdapat juga Capt. Lee Meyers (Co-Pilot), Capt. Irby Terrell (Navigator Radar), Capt. Kenny Rahn (Navigator) dan Tech. Sergeant Demp Johnson (penembak ekor). Dirancang untuk menjadi tulang punggung penangkal nuklir Komando Udara Strategis, B-52 menjalankan dinas Perang Dingin yang vital dengan siap untuk menerbangkan misi serangan bom atom terhadap Uni Soviet, menggunakan serangkaian senjata yang semakin menghancurkan.


Pada tahun 1965, Stratofortresses dikerahkan ke Asia Tenggara, di mana mereka menjadi tulang punggung kampanye pengeboman USAF di Vietnam, Kamboja dan Laos. Komando Udara Strategis sebenarnya enggan mengirimkan armada B-52-nya berpartisipasi dalam perang di Vietnam, tetapi Jenderal William Westmoreland meminta pembom-pembom B-52 untuk menyerang perkubuan Viet Cong (VC) yang terkenal di selatan. Pesawat ini pertama kali menjalani misi tempur di hutan Vietnam selama Operasi Arc Light pada bulan Juni 1965. B-52 pertama yang dikerahkan ke wilayah tersebut adalah model B, tetapi varian pertama yang menjalani misi tempur adalah B-52F yang luar biasa. 

Saat Megabintang Hollywood Sekaligus Jenderal Terbang Dlm Misi Bomber B-52 Di Vietnam
Kapten Bob Amos, pilot B-52, dengan kode Green-2. Amos awalnya tidak menyangka akan menjalankan misi pemboman dengan membawa sosok sekaliber Jimmy Stewart. (Sumber: https://www.sofmag.com/)


Saat Megabintang Hollywood Sekaligus Jenderal Terbang Dlm Misi Bomber B-52 Di Vietnam
Foto dokumentasi awak pembom B-52 ketika mendapat perintah darurat. Dirancang untuk menjadi tulang punggung penangkal nuklir Komando Udara Strategis, B-52 menjalankan dinas Perang Dingin yang vital dengan siap untuk menerbangkan misi serangan bom atom terhadap Uni Soviet, menggunakan serangkaian senjata yang semakin menghancurkan. (Sumber: https://theaviationgeekclub.com/)


Saat Megabintang Hollywood Sekaligus Jenderal Terbang Dlm Misi Bomber B-52 Di Vietnam
Aksi pemboman B-52 dalam misi Arc Light di Vietnam. Komando Udara Strategis sebenarnya enggan mengirimkan armada B-52-nya berpartisipasi dalam perang di Vietnam, tetapi Jenderal William Westmoreland meminta pembom-pembom B-52 untuk menyerang perkubuan Viet Cong (VC) yang terkenal di selatan. (Sumber: https://www.8af.af.mil/)


didukung terlalu kuat oleh aktor Hollywood terkenal itu, seperti yang diceritakan oleh Jon Lake dalam bukunya B-52 Stratofortress Units in Combat 1955-73, mengenai pengerahan B-52F dalam perang. Oleh karena itu para kru sangat senang ketika brigadir jenderal unit Cadangan USAF tiba di Andersen AFB sebagai bagian dari tur inspeksi dua minggu, dimana perwira itu tidak lain adalah Jimmy Stewart. Stewart berencana untuk terbang bersama pembom B-52 dengan nomor 57-0149 yang dipiloti oleh Amos. Di sisi lain Amos dan kru-nya berasal dari Skuadron Pembom ke-736, dari Wing Pembom ke-454, di bawah komando Divisi Udara ke-3. Berasal dari Andersen AFB, Guam, maka itu berarti tidak ada misi penerbangan yang pendek—misi umumnya membutuhkan waktu setidaknya lima jam hanya untuk mencapai target mereka. 

Namun, keberadaan Stewart dalam misi khusus ini dirahasiakan dari pers dan kru, karena takut jika bocor. Informasi intelijen semacam ini jika bocor akan memungkinkan dilakukannya intersepsi yang sangat terkonsentrasi dan spesifik oleh pihak musuh. Soviet dan Vietnam Utara secara terbuka menawarkan banyak uang hadiah untuk kematian atau penangkapan selebritis Amerika selama perang, yang diharapkan akan menghancurkan moral lawan mereka. Di sisi lain informasi ini dapat membuat gelisah para awak yang tanpa harus ditemani sosok penting seperti Stewart sudah khawatir tentang tembakan anti-pesawat dari pihak musuh. Yang pasti, berita pra-penerbangan akan keberadaan Jimmy Stewart di atas pesawat akan menarik perhatian musuh untuk memberikan sambutan yang mematikan.
Diubah oleh newandipurnomo 28-02-2023 18:35
0
963
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
newandipurnomoAvatar border
TS
newandipurnomo
#3
Part 4

KEMBALI KE HOLLYWOOD

Stewart kemudian menerima pemberhentian terhormat musim panas itu dan kembali ke karir Hollywood-nya, dengan tetap mempertahankan karir militernya juga, sebagai kolonel di Air Force Reserve, saat AU Amerika menjadi kecabangan tersendiri. Meskipun kembalinya Stewart ke pembuatan film menghabiskan sebagian besar waktunya, Stewart dengan sungguh-sungguh menghadiri latihan unit Cadangannya. Kolonel Stewart kemudian memimpin Pangkalan Unit Cadangan Udara Dobbins, Marietta, Georgia.

Pada tahun 1953, pangkat kolonelnya di masa perang dibuat permanen. James Stewart yang adalah salah satu aktor film paling sukses di Amerika, sempat membuat beberapa film mengenai penerbangan, seperti “No Highway in the Sky,” “Strategic Air Command,” “The Spirit of St. Louis,” dan “The Flight of the Phoenix.” Kemudian pada tahun 1959, Presiden Dwight Eisenhower mempromosikan Kolonel Stewart yang berusia 51 tahun ke pangkat brigadir jenderal di unit Cadangan Angkatan Udara, sebuah penunjukan kontroversial di mana status selebritasnya benar-benar merugikan dirinya.


Pada penyebutan pertama dari promosi bintang satu Stewart dua tahun sebelumnya, badai api politik telah meletus, tetapi Angkatan Udara berdiri di belakang Stewart dan menugaskannya kembali ke pos yang lebih bergengsi, membantunya mengurangi tekanan dari Senat AS. Selama bertahun-tahun di unit Cadangan, Stewart mempertahankan keakraban sebagai pilot pembom B-36, kemudian B-47, dan akhirnya B-52 di SAC. Jimmy Stewart, pada momen ini, telah menerbangkan setiap tipe pesawat pengebom yang dimiliki Angkatan Udara.


kaskus-image
James Stewart pada tahun 1945. Tidak seperti aktor lainnya yang pernah bertugas dalam Perang Dunia II, Stewart tetap mempertahankan karir militernya juga, sebagai kolonel di Air Force Reserve, saat AU Amerika menjadi kecabangan tersendiri. (Sumber: https://www.dailymail.co.uk/)


kaskus-image

Jimmy Stewart di depan pembom B-52-nya. Selama bertahun-tahun di unit Cadangan, Stewart mempertahankan keakraban sebagai pilot pembom B-36, kemudian B-47, dan akhirnya B-52 di SAC. Jimmy Stewart, pada momen ini, telah menerbangkan setiap tipe pesawat pengebom yang dimiliki Angkatan Udara. (Sumber: https://theaviationgeekclub.com/)


Selama perang, dia telah menjadi mempelajari secara detail taktik dan doktrin pesawat pembom, dan telah mengembangkan pengetahuan dan antusiasme yang nyata untuk, misi pemboman presisi siang hari. Keikutsertaannya dalam misi pengeboman terhadap target area di Vietnam pasti mengejutkan bagi brigadir jenderal terkemuka itu. Sekarang, setelah 22 tahun dan satu hari sejak dia mendapatkan medali Distinguished Flying Cross pertamanya untuk misi bersama pembom Liberator-nya di Jerman pada tahun 1944, Jenderal Stewart (kini berusia 58 tahun) melakukan misi tempur lain—ke Vietnam—duduk di kabin B-52 di belakang Kapten Amos dan Meyers.


Pilot melakukan pengecekan daftar pemeriksaan, menyalakan mesin dan meninggalkan lapangan udara Andersen untuk menempuh lima jam lebih penerbangan ke target mereka. Ketika tiba saatnya untuk mengisi bahan bakar, sekitar tiga jam kemudian, Amos menghubungi operator boom pengisian pada pesawat tanker saat berada dalam posisi precontact di belakang pesawat tanker KC-135. Ketika tiba saatnya untuk mengisi bahan bakar di pesawat, kru bertanya apakah dia ingin “tangannya kotor” — dia langsung menyanggupi. Amos meminta Stewart mengulangi perintahnya: “Green-2 stabil di posisi sebelum kontak. Siap disambungkan.” Ada jeda yang sangat lama sebelum operator tanker boom menjawab, seolah-olah dia mungkin mencoba mengingat di mana dia pernah mendengar suara itu sebelumnya. “Siap untuk kontak,” akhirnya dia berkata. Saat proses plug in, Stewart menjawab, “terhubung.” Setelah mengisi bahan bakar, Amos memberi tahu awak tanker siapa pilot tambahan itu. Operator boom menjawab: “Terima kasih Pak, dengan senang hati kami melayani Anda. Hari ini kami memberikan perangko ganda.” Stewart tertawa terbahak-bahak.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.