Kaskus

Story

araneaAvatar border
TS
aranea
Teman Sejati
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Teman Sejati


Selamat datang di thread sederhana ini. Apakabar kalian semua? Semoga temen-temen semua dalam keadaan baik baik saja, sehat, dan teman-teman semua dalam keadaan bahagia dimanapun teman-teman berada.

Oke mang. 


Disini saya mencoba menuliskan sebuah cerita yang terjadi beberapa tahun lalu yang sebelumnya sudah saya tulis, namun tidak pernah saya publikasikan. Tapi semoga dengan menulis disini bisa membantu saya juga dalam mengembangkan potensi saya dalam menulis. 

Cerita ini akan memiliki dua POV, yang dimana, update keduanya insyaAllah akan selalu berbarengan sedikit demi sedikit. Saya berharap selain bisa mengembangkan potensi menulis saya, apapun yang saya tulis bisa dipetik hal baiknya dan dibuang hal buruknya. Dan semoga bisa menghibur para reader budiman disini.

- Selamat Membaca -

INDEX


Fajar Adi Prabowo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15






Part 17
Part 18
Part 19
Part 20






Diubah oleh aranea 04-06-2023 12:26
amdar07Avatar border
corazonraizo882Avatar border
percyjackson321Avatar border
percyjackson321 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
4.2K
65
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
araneaAvatar border
TS
aranea
#21
Part 9
Fajar Adi Prabowo


Aku memanggil Zahra dan Fitri, seketika mereka menghampiriku

“Kalian kuat?” tanyaku
“InsyaAllah kuat kak, iya ga?” kata Fitri
“InsyaAllah mas” ucap Zahra
“Tetep sama rombongan ya, mas juga punya tugas disini. Dan aku titip Fitri” ucapku pada Zahra
“Iya mas, siap” katanya sambil berlagak hormat
“Kalau ada apa-apa, langsung bilang. Inget jaga ucapan, jangan bicara sembarangan” kata pak Sofian datang menghampiri kami
“Siap pak” jawab Fitri
:Oh ini istrinya pak?” tanya pak Sofian
“Iya pak, ini Zahra istri saya” ucapku
“Waah, masyaAllah, semoga perjalanan ini mengesankan ya mbak” ucap pak Sofian pada Zahra dan Fitri
“Aamiin” ucap Zahra dan Fitri
“Kalau gitu saya siap-siap dulu, oh iya, kalau kalian melihat hal yang aneh, jangan dibahas ketika mendaki ya” kata pak Sofian


Beberapa menit kemudian, kami mendapat laporan kalau pak Bambang sudah berada di pos 1, dan dengan ucapan basmalah, kami memulai pendakian. Karena jalurnya cukup bersahabat, kami tiba di pos 1 pada jam setengah 12 siang. Yang berarti kami sudah memakan waktu sekitar 50 menit. Kelompok kami beristirahat sejenak di pos Berod, sementara kelompok pak Bambang sudah melanjutkan perjalanan ke pos 2 dan akan melaksanakan shalat disana.

“Kita istirahat dulu ya, sekalian menunggu adzan dzuhur” ucap mas Dudung
“Ibu-ibu kalau ada yang ga kuat, bilang aja ya” ucap pak Sofian
“Siap pak” ucap bu Esti


Saat itu aku menghampiri Fitri dan Zahra yang sedang duduk

“Cape?” tanyaku
“Lumayan kak, belum pernah ngedaki hehe” kata Fitri
“Ga terlalu kok mas” jawab Zahra
“Kalau udah ga kuat bilang ya, jangan dipaksain” ucapku
“Iya iya” jawab mereka berdua


Setelah shalat dzuhur, kami tengah bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke pos dua. Saat itu, ada dua orang yang hendak pergi dengan kami, namun saat itu mereka mempersilahkan kami untuk jalan lebih dulu. Dan kedua pendaki itu berada di belakangku

“Kang, teh, bareng dengan rombongan kami saja” ucapku sambil mempersilahkan mereka masuk kedalam barisan
“Emm boleh deh mas” kata perempuan itu
“Ga repot emang mas?” tanya laki-laki itu
“Engga, santai aja kang, teh” ucapku
“Oh iya, kalian mendaki berdua?” tanyaku pada mereka
“Iya kang, kami mendaki berdua. Kami lagi cari teman kami yang mendaki seorang diri” kata perempuan itu


Aku berhenti sejenak sekedar berkenalan dengan mereka berdua. Ternyata mereka mahasiswa dari Bandung Saya sebut saja nama mereka Diana dan Julian.

“Masnya rombongan darimana?” tanya Julian
“Kami dari Purwakarta kang” ucapku
“Oh lumayan jauh juga ya” katanya
“Yaah kita mah ngikut liburan yang masa tenggang mau ujian aja kang hehe” ucap pak Sofian


Tiga puluh menit kemudian, kami tiba di pos Arban. Disana aku melihat rombongan pak Bambang yang sedang beristirahat juga. Dengan sedikit obrolan, serta mengecek kondisi para pendaki, semua dalam keadaan baik. Waktu menunjukkan jam satu siang. Cuaca cukup panas hari ini, namun karena tertutupi pepohonan, jadi masih terasa sejuk. Rombongan pak Bambangpun melanjutkan perjalanan, dan kami menunggu jarak agar tidak terlalu ramai di jalur.

“Ini siapa mas?” tanya Zahra dan Fitri menghampiriku
“Ini, pendaki dari Bandung” ucapku “Oh iya, kenalkan ini istri saya, dan adik saya” ucapku pada mereka


Singkat cerita merekapun berkenalan. Lalu Julian menceritakan tujuan mereka kemari, selain untuk refreshing, lebih ke ingin memastikan bahwa temannya yang katanya sedang mendaki sendiri baik-baik saja.

“Awalnya saya udah peringatin dia biar ga mendaki sendiri, tapi entah kenapa dia senekat ini” kata Julian
“Iya, kami hanya khawatir, karena kami sudah bersahabat sejak masuk kuliah dulu” kata Diana
“Wah keren keren, segitunya ya” kataku
“Dia udah ngalami cukup banyak tekanan mas” kata Diana
“Emmm gitu, eh iya, ke atasnya mau bareng lagi?” tanyaku
“Kayanya kita disini dulu deh mas” kata Julian
“Oke deh, kami jalan dulu kang, teh” ucapku


Setengah dua siang, kami melanjutkan perjalanan. Pada jam lima sore, kami tiba di pos 4, . Sementara, rombongan satunya sudah berada di pos 5. Pendakian ini katanya terhitung lebih lama dari normalnya. Itu karena kami tidak memaksakan ingin cepat sampai ke puncak. Toh, puncak ga kemana-mana. Ditambah kami tadi shalat dulu di pos 3. Disini, kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Saat itu, mas Dudung menyiapan alat masak, sementara para ibu-ibu yang menyiapkan makanan disana. Sementara aku menjaga barang barawaan mereka bersama Fitri dan Zahra.

“Kalian cape ga?” tanyaku
“Lumayan kak, tapi seru hehe” kata Fitri
“Emm iya sama hehe” kata Zahra
“Kayanya nanti kita camp di pos 5 deh, soalnya keburu magrib. Kalau kemaleman kasian juga yang lain” ucapku
“Oh gitu, iya iya” kata Fitri


Setelah makanan siap, kamipun makan bersama disana. Kami juga mengajak beberapa pendaki lain yang sedang beristirahat untuk makan bersama, karena kebetulan bahan makanan yang dibawa lumayan banyak. Sampai saat itu, aku melihat ada seorang pendaki yang datang entah darimana, kemudian duduk tak jauh dari kami. Akupun menghampirinya

“Mau kemana mas?” tanya Zahra sambil memegang tanganku
“Mau ajak orang itu” ucapku
“Ajak siapa?” tanya Zahra sambil menoleh ke orang yang aku maksud


Tapi saat aku menoleh kembali, orang itu sudah tidak ada.

“Siapa mas?” tanya Zahra
“Engga, gapapa, kayanya dia lanjut pergi deh” ucapku
“Oh yaudah, aku ambilin makannya ya” katanya


Setelah makan, waktu menunjukkan jam setengah enam sore. Saat itu kami semua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah shalat magrib. Jadi kami akan beristirahat sejenak di pos 4 ini. Tak lama setelah itu, aku mendengar seperti ada suara benturan tanah di sekitarku. Aku mencari sumber suara itu, hingga akhirnya aku menemukan salah satu pendaki yang sedang memukul kepalanya sendiri. Dengan sigap, aku langsung menghampirinya

“Mas, mas sadar, mas ngapain?” ucapku
“ . . . “ ia hanya terdiam
“Tolong . . . tolong . . . ! ! ! “ Aku berteriak mencari pertolongan


Tak lama beberapa pendaki datang menghampiriku

“Ini dia kenapa mas?” tanya salah satu pendaki
“Gatau nih, saya tadi ga sengaja liat dia udah seperti ini” aku menjelaskan


Aku mencoba menenangkannya, meski pada awalnya dia masih seperti tadi. Aku lihat ia mulai berhenti memukuli dirinya dan ia mulai sedikit lebih tenang.

“Harus sampai” katanya lirih
“Mas, mas gapapa?” tanyaku
“Harus sampai” katanya
“Ini ga ada yang kenal dengan dia?” tanyaku


Tapi semua orang disana bilang tidak ada yang kenal. Aku memberikannya minum, tapi ia ga mau menerimanya. Aku sedikit bingung juga sih, tapi aku berinisiatif untuk menunggunya tidak terlalu jauh dari sana. Setelah itu aku lihat ia mengambil perbekalan kemudian meminum minumannya. Saat itu aku hendak menghampirinya

“Mau kemana mas?” tanya Zahra
“Kesana bentar, kamu disini dulu ya, sama Fitri” ucapku
“Iya mas, jangan lama-lama ya. Bentar lagi shalat” kata Zahra


Aku menghampirinya saat itu kemudian duduk disampingnya

“Udah tenang mas?” tanyaku
“Ya” jawabnya singkat
“Mari mas, shalat magrib sama-sama. Siapa tau bisa membuat masnya lebih tenang” ucapku
“I iya . “ katanya

pulaukapok
oktavp
oktavp dan pulaukapok memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.