Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Angkatan Laut AS Rilis Foto-foto Pertama Balon Mata-mata China yang Ditembak Jatuh


WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) merilis gambar resmi pertama dari upayanya mendapatkan "balon pengintai" China.

Balon itu ditembak jatuh di atas Samudra Atlantik setelah terlihat di wilayah udara AS pekan lalu. 


Foto-foto yang diterbitkan pada Selasa (7/2/2023) menunjukkan anggota Angkatan Laut AS dari kelompok persenjataan bahan peledak bersandar di atas perahu karet lambung kaku dan menarik sebagian besar kain luar putih dan struktur cangkang balon.

Menggunakan drone bawah air, kapal perang, dan kapal tiup, Angkatan Laut melakukan operasi ekstensif mengumpulkan semua bagian perangkat. 


Balon itu menghabiskan beberapa hari terbang di atas Amerika Utara minggu lalu sebelum ditembak jatuh pada Sabtu di lepas pantai Carolina Selatan.

Balon itu berukuran tinggi sekitar 60 meter dan membawa paket sensor panjang di bawahnya, yang dikatakan Kepala Komando Utara AS, Jenderal Glen VanHerck, awal pekan ini seukuran jet regional kecil.

Meski Beijing mengatakan balon itu adalah "pesawat sipil tak berawak" yang terutama mengumpulkan data cuaca dan terbang keluar jalur, Washington mengecam kehadirannya di wilayah udara AS sebagai pelanggaran kedaulatan negara yang "tidak dapat diterima".


VanHerck mengatakan pada Senin bahwa tim yang terlibat dalam upaya penemuan balon mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi dari kemungkinan ada bagian balon yang dipasangi bahan peledak.

Angkatan Laut juga menggunakan kapal untuk memetakan dan memindai dasar laut untuk semua bagian balon yang tersisa sehingga analis AS dapat memperoleh gambaran lengkap tentang jenis sensor apa yang digunakan dan untuk lebih memahami bagaimana balon dapat bermanuver.

Insiden tersebut meningkatkan ketegangan antara kedua negara, mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunda rencana kunjungan ke ibu kota China yang diharapkan akan dimulai pada Minggu lalu.

China mengatakan keputusan menembak jatuh perangkat itu "berdampak serius dan merusak" hubungannya dengan AS.

Meski demikian, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, pada Senin, mengatakan Washington tidak mencari konfrontasi.

Kirby menepis anggapan China bahwa balon itu untuk tujuan meteorologi, dengan mengatakan, "Itu menimbulkan kepercayaan ... bahwa ini adalah semacam balon cuaca yang mengambang di atas angin".

Pada Selasa, Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan, "Pemerintahan (Biden) sedang melihat tindakan lain yang dapat diambil sebagai tanggapan atas balon tersebut.” Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut.

Sementara legislator utama Demokrat mengakui hubungan AS-China "tegang", Schumer membela pemerintahan Presiden AS Joe Biden di tengah kritik dari Partai Republik, dengan mengatakan, “Tindakannya tenang, diperhitungkan, dan efektif."

“Ini adalah salah satu area di mana kita tidak membutuhkan politik. Jadi kita membutuhkan Demokrat dan Republik untuk bersatu,” papar Schumer.


sumber
0
681
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.1KThread10.9KAnggota
Tampilkan semua post
namdokmaiAvatar border
namdokmai
#4
Cuma balon cuaca katanya china tapi ditembak amrik yang punya kedaulatan di wilayah udaranya sendiri koq ngamuk ngamuk.
Bahkan insiden yang terjadi di indonesia macam pesawat sipil gak berbahaya macam cesna ato peswat penumpang pun pernah dipqksa turun ma pihak indonesia pake jet tempur karna gak ngomong sebelumnya mau masuk diwilayah udara indo.
Ini malah china ngamuk ngamuk pengennya tuh balon gak boleh diganggu. Didukung wumao wumao paok lagi.
Khan tolol.
Diubah oleh namdokmai 08-02-2023 11:01
accretia8
.bindexee.
qavir
qavir dan 4 lainnya memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.