Sumber Gambar

Seperti yang kita tahu, Timnas Indonesia telah ditukangi Shin Tae Yong selama beberapa tahun terakhir. Hasilnya, Indonesia memiliki bintang-bintang timnas baru seperti Asnawi, Arhan dan banyak lagi. Namun selama beberapa tahun ini juga timnas kita masih belum meraih prestasi apapun.

Terakhir, timnas Indonesia baru saja dikalahkan oleh Vietnam dengan skor 2-0. Hal ini lantas membuat langkah Indonesia terhenti di ajang AFF Cup. Banyak yang menyebut bahwa Timnas memang bermain buruk di leg kedua. Dan Vietnam berhasil memanfaatkan kelemahan Indonesia dengan gol-gol cepatnya.

Pasca kekalahan ini, hasgtag #STYOut sempat bergema di sosial media. Mungkin efek kecewa karena gagalnya Indonesia di turamen kali ini. Tekanan terus datang dari sosia media. Bahkan tidak hanya dari sosial media, Exco PSSI yakni Juni Rachman ikut memberikan komentar atas kegagalan STY ini.


Sumber Gambar

“Gagal, out-lah,” ucapnya sambil tertawa.

Selain Juni Rachman, ada juga Haruna Soemitro yang juga memberikan komentar bernada sindiran kepada para fans STY. “Para pemuja STY, waktu dan tempat dipersilakan,” kata Haruna yang tampaknya memang memberi sindiran.

Kedua komentar Exco PSSI ini memang cukup disayangkan. Mereka adalah bagian federasi yang seharusnya mendukung apapun yang diperjuangkan timnas termasuk pelatih. Dengan dua komentar di atas, sudah jelas memang ada perasaan tidak suka oleh kedua orang itu terhadap Shin Tae Yong. Lain kali pilih pejabat federasi yang bener kek.

Tapi menurut TS, cara yang digunakan STY dalam membangun timnas pun cukup beresiko. Pada awal kedatangannya, kita tahu STY telah merombak timnas dengan mendatangkan para pemain muda. Hal ini tidak ada salahnya namun beresiko.


Sumber Gambar

Dengan mendatangkan pemain-pemain baru di timnas, apalagi masih muda maka STY perlu waktu beberapa tahun untuk menjadikan mereka tim yang solid. Kalah, kegagalan itu sudah pasti. Dan untuk bisa menjadi tim hebat butuh waktu yang agak lama.

Hal inilah yang sulit diterima oleh orang-orang Indonesia yang haus juara. Mereka ingin secepatnya melihat timnas berprestasi. Bahkan beberapa ada yang tidak peduli proses, pokoknya harus juara. Dengan pola pikir seperti itu maka akan sulit dan kepercayaan kepada STY bisa pelan-pelan meredup.

Seharusnya, pada awal kedatangannya STY lebih baik mengembangkan tim senior yang sudah ada. Yang lebih berpengalaman dan sudah klop satu sama lain. Kembangkan permainan mereka dan jadikan mereka juara. Minimal satu piala saja dulu untuk mengambil hati rakyat Indonesia. Selebihnya barulah bereksperimen.


Sumber Gambar

Cara ini TS rasa akan lebih efektif ketimbang merombak dan mendatangkan pemain muda.

Gimana gan? Apakah kalian setuju STY out?

Sumber: Link Referensi
Tulisan dan Narasi Pribadi