Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

santrilakilakiAvatar border
TS
santrilakilaki
Kasus Dugaan Kiai Cabul, RMI NU Jember Minta Orangtua Selektif Pilih Pesantren
Kasus Dugaan Kiai Cabul, RMI NU Jember Minta Orangtua Selektif Pilih Pesantren

Liputan6.com, Jember Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jember angkat bicara terkait dugaan kekerasan seksual pengasuh Pondok di Jember terhadap santrinya.

Badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang mewadahi persatuan pondok pesantren itu menyatakan mendukung penuh poses hukum dan penyelidikan yang sedang dilakukan Polres Jember.

“Kami juga mengimbau semua pihak untuk menghormati proses hukum yang berjalan dan menyerahkan hasilnya kepada aparat berwajib,” ujar Ketua RMI Jember Fuad Akhsan, Jumat (13/1/2023).

RMI Jember mengaku tidak mengenal dan tidak pernah melibatkan Kia FM maupun pesantren Al Jaliel 2 dalam setiap kegiatan apapun.

RMI meminta semua pihak menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan. Sebab, polisi diyakini akan menjalankan proses hukum secara profesional.

“Karena itu, RMI Jember tidak melihat ada isu kriminalisasi ulama. Ini tanggung jawab yang bersangkutan. Kita tunggu saja nanti, terbukti atau tidak Kita harus tetap menghormati proses hukum yang berjalan saat ini terkait kasus ini,” tegasnya.

Namun jika sang kiai FM terbukti melakukan perbuatan cabul seperti yang dilaporkan oleh istrinya sendiri, maka RMI Jember sangat menyayangkan.

"Seorang tokoh agama seharusnya bisa menjaga marwahnya,” papar Fuad.

Lebih lanjut, RMI Jember juga menyarankan para orang tua yang hendak mengirim anaknya untuk belajar di pesantren, agar lebih selektif. Calon wali santri sebaiknya mencari informasi lebih dalam. Baik informasi dari luar maupun dengan datang langsung ke pesantren yang akan dipilih.

Salah satu kriteria utama bagi para orang tua untuk memilih pondok pesantren untuk buah hatinya adalah sanad atau mata rantai keilmuan. Kurikulum serta kitab yang diajarkan di pesantren juga harus ditanyakan oleh orang tua sebelum memilih pesantren untuk sang anak.

“Agar mencari tahu lebih dulu siapa gurunya, siapa kiainya. Kalau di RMI sendiri, para guru yang mengajar di pesantren sudah harus bersanad keilmuan. Sesuatu yang dipelajari di pesantren juga harus ditanyakan. Supaya tidak keliru, mana yang benar-benar pesantren dan mana yang cuma berkedok pesantren,” pungkas Fuad.

https://m.liputan6.com/amp/5178865/k...lih-pesantren?
wetp794239
bukan.bomat
aloha.duarr
aloha.duarr dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.3K
62
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Tampilkan semua post
MelindaDeeAvatar border
MelindaDee
#11
Jumlah Sekolah Islami dan Ponpes meningkat, sementara sekolah NEGRI Makin berkurang, buku sekolah Negri pun dipaksa JUGA sama dengan MADRASAH, makanya buku sekolah Negri sekarang tertulis SEKOLAH DASAR/MI.

Ini pemerintah niat ga Sih mencerdaskan masyarakat?malah kurikulum berbasis ormass Moderat yg dipakai.

Sekolah Negri Itu di TAMBAH jumlahnya bukan semakin berkurang.



madL99
128.199.190.86
aloha.duarr
aloha.duarr dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.