Bara api di Laut Natuna Utara kembali membara di awal tahun 2023 ini, pasalnya kapal Penjaga Pantai China yang berukuran sebesar kapal destroyer telah memasuki perairan Natuna. Penampakan kapal coast guard berukuran monster ini telah dikonfirmasi oleh media China, yakni South China Morning Post. Mengutip artikel South China Morning Post, menurut data pelacakan kapal penjaga pantai berukuran jumbo itu terlihat wara-wiri di sekitar Natuna pada awal tahun ini dan akhir tahun lalu. Tepatnya kapal berlayar di sebelah utara Provinsi Kepulauan Riau.

Kapal penjaga pantai itu diketahui bernama Haijing 3901, kapal dilaporkan meninggalkan pelabuhan Sanya di Pulau Hainan pada 16 Desember 2022 dan tiba di ZEE (Zona Ekonimi Eksklusif) Indonesia pada 30 Desember 2022. Para analis meyebut jika pengiriman kapal itu merupakan sinyal untuk Indonesia dan Vietnam saat kedua negara menyelesaikan pembicaraan untuk membatasi ZEE di Laut China Selatan.

Collin Koh, peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies yang berbasis di Singapura mengatakan bahwa, Jakarta dan Hanoi sedang menyelesaikan negosiasi yang sudah berlangsung selama 12 tahun untuk membatasi ZEE mereka yang tumpang tindih di Laut China Selatan. Kesepakatan kedua negara akan berperan penting dalam memfasilitasi ekspor gas Indonesia ke Vietnam, berdasarkan kesepakatan yang sudah disepakati pada tahun 2017.

Koh menambahkan, perkembangan ini mungkin akan membingungkan bagir Beijing, di mana Sang Naga mengandalkan perpecahan dan celah dalam organisasi Asean untuk mencegah munculnya front persatuan yang akan digunakan melawan dominasi China di perairan Asia Tenggara.



Dan sekilas, penulis akan mengajak Agan mengenal kapal coast guard Haijing 3901 (CCG/China Coast Guard 5901). Mungkin bagi beberapa Agan masih asing dengan nama kapal ini, tetapi di kalangan pengamat dan media militer, kapal ini dijuluki sebagai Monster Ship.Pasalnya kapal penjaga pantai ini memiliki dimensi seukuran kapal destroyer.

Mengutip artikel indomiliter.com kapal ini punya bobot mencapai 12.000 ton sementara untuk panjangnya adalah 165 meter serta lebar 22 meter. Untuk urusan senjata, pada haluan kapal disematkan sebuah meriam rapid fire kaliber 76 mm, sementara dua kanon kaliber 30 mm terpasang pada area lambung kapal. Fasilitas lain dari kapal ini adalah water canon, hanggar serta landing pad yang dapat didarati helikopter berukuran sedang.

Spesifikasi kapal ini masih misterius, tetapi beberapa analis menyebut jika kapal bisa digeber sampai kecepatan 25 knots. Untuk endurance, kapal punya kemampuan berlayar 20 sampai 30 hari tanpa melakukan pembekalan ulang yang mencakup kebutuhan logistik dan bahan bakar. Dan bicara soal endurance, kapal ini telah menempuh perjalanan dua minggu dari Hainan sampai ke Natuna. Dan saat ini masih berada di sekitar wilayah yang dimaksud.

Dan dihitung saat perjalanan dari Hainan, maka saat ini kapal tersebut sudah hampir menempuh satu bulan pelayarannya. Di sisi lain, endurance kapal TNI AL sendiri kalah jauh dibanding Haijing 3901, di mana rata-rata kapal TNI AL punya endurance maksimal selama 5 hari saja. Untuk menambah endurance, kapal harus melakukan pembekalan ulang di pelabuhan aju. Di sisi Indonesia, tampaknya tidak ada media yang mengangkat berita ini, pemerintah pun tampak adem ayem saja menanggapi hal yang sebenarnya sudah termasuk mengganggu kedaulatan negara.

Selain Indonesia, Filipina, Malaysia dan Vietnam juga diteror kapal penjaga pantai China. Terkhusus untuk Vietnam, pada Juli 2019, kapal coast guard rasa destroyer Haijing 3901 juga memasuki wilayah perairan mereka. Di mana kemunculan kapal berhasil difoto nelayan setempat. Sebagai tambahan, selain berperan sebagai coast guard kapal Haijing juga punya peran untuk melakukan kegiatan eksplorasi bawah laut.






Referensi Tulisan: indomiliter.com& South China Morning Post
Sumber Foto: sudah tertera