Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aulieaAvatar border
TS
auliea
Cerita Korban NII Kecewa Lapor MUI, Kemenag dan Polisi: Negara Jahat


Ken Setiawan menceritakan kekecewaan para korban Negara Islam Indonesia (NII) saat melapor ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama, dan Kepolisian. Kekecewaan itu mendorongnya mendirikan NII Crisis Center.

"Kami menganggap bahwa negara jahat sekali telah melakukan pembiaran terhadap gerakan radikal di Indonesia," kata Ken Setiawan dalam keterangan tertulisnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (3/1).

Ken mengatakan bagaimana tidak kecewa, timnya menerima ribuan laporan dari masyarakat yang kerabatnya terpapar radikalisme, tapi tidak ditanggapi dengan serius oleh negara. Menurutnya, mereka malah dihakimi.

"Waktu itu, NII Crisis Center sempat mengumpulkan puluhan orang tua yang anaknya terpapar (paham) radikal, ada yang mengkafirkan orang tua, lalu ada yang hilang dari rumah, ada yang depresi bahkan ada yang gila karena diancam dan diteror oleh kelompok NII," ujarnya.

Ken kemudian mengajak puluhan keluarga korban itu ke MUI Pusat. Mereka melaporkan bahwa anak-anaknya telah terpapar ajaran sesat NII.

Dari laporan itu, pihak keluarga berharap mendapatkan petunjuk dan solusi, tapi oleh tokoh MUI justru dijawab jika anak mereka terpapar ajaran sesat berarti orang tua tidak bisa mendidik anaknya dengan benar, sehingga anaknya mengikuti ajaran sesat.

"Saat itu, ada orang tua yang menceritakan anaknya yang ikut NII sudah hilang sekitar 2 bulan tidak pulang ke rumah. Lalu dijawab oleh tokoh MUI bahwa keluarga tenang saja, wong anaknya sudah besar nanti juga pulang," kata Ken.

Jawaban tersebut, menurut Ken, sangat menyakitkan keluarga korban yang datang ingin mendapatkan petunjuk dan solusi, ini malah justru dihakimi.

Kekecewaan berlanjut ketika ada orang tua korban menceritakan bahwa anaknya direkrut oleh NII yang berpusat di Pesantren Al-Zaytun. Tokoh MUI tersebut mengatakan itu urusan lembaga pendidikan pesantren adalah tugas Kemenag bukan MUI. Lalu, mereka diarahkan agar melapor ke Kemenag.

"Kami pun beramai-ramai datang ke Kemenag. Di sana (Kemenag) pun jawabannya tidak memuaskan, karena menurut pejabat Kemenag persoalan NII itu urusan makar atau mendirikan negara dalam negara dan itu bukan wewenang Kemenag tapi wewenang Kepolisian. Kami direkomendasikan, agar melapor ke Mabes Polri," kata dia.

Saat melapor ke Mabes Polri, lanjut Ken, NII Crisis Center dan keluarga korban kembali gigit jari. Polri tidak bisa menindak NII jika kasus yang dilaporkan belum memenuhi alat bukti makar atau mendirikan negara dalam negara. Sementara orang tua korban, hanya bisa menceritakan putra-putri mereka yang direkrut NII yang berpusat di Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.


Akhirnya, NII Crisis Center dan keluarga korban pulang dengan tangan hampa. Mereka bingung harus mengadu ke mana lagi. MUI, Kemenag dan Mabes Polri yang diharapkan bisa membantu, ternyata tidak bisa berbuat banyak, tapi justru menyalahkan orang tua korban.

"Dari kekecewaan dan sadar diri inilah, akhirnya saya menginisiasi berdirinya NII Crisis Center dengan membuat kanal pengaduan di web www.niicrisiscenter.com dan menindaklanjuti laporan satu persatu dengan swadana," ungkapnya.

CNNIndonesia.com juga telah berupaya menghubungi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dan Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar terkait hal tersebut. Namun keduanya masih belum memberikan tanggapan.


Dengan segala keterbatasan, Ken bersama kawan-kawan sadar diri dan tidak terlalu berharap kepada negara. Menurutnya, persoalan korban NII memang belum jadi prioritas dan belum dianggap membahayakan oleh negara, walaupun angkanya terbilang cukup banyak.

Sementara pihak yang mendapat dukungan penuh dari negara, yakni narapidana teroris dan mantan napi terorisme. Tidak hanya itu, keluarga napi terorisme mendapat bantuan usaha dan anaknya mendapat jaminan pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi.


"Tapi jika belum jadi teroris, walaupun sudah sangat radikal di NII dan habis-habisan ekonomi karena aset tanah dan rumahnya telah dijual untuk infak, tetap saja belum diperhatikan oleh negara. Alasanya tidak ada anggaran, dan belum jadi teroris," jelasnya.

Menurut Ken, terorisme di Indonesia tidak akan pernah habis dan akan tetap eksis, mati satu tumbuh seribu jika akar pemahaman radikal tetap dibiarkan. Dia mengibaratkan seperti pohon yang berbuah dan dipetik setiap musim, jika akarnya tidak dicabut maka pohon itu akan berbuah setiap musim.

Menurutnya, pembiaran dan ketidakpedulian negara sama halnya seperti menyiram pohon yang menyuburkan kelompok radikalisme di Indonesia.

"Jadi para mantan NII ini menganggap, seolah tragedi kemanusiaan atas nama agama ini seperti peternakan. Ada yang pelihara, ada yang memberi makan dan ada yang memanfaatkan," kata dia.

Ken menambahkan, orang dihancurkan ekonominya atas nama infak bernegara Islam, dihancurkan ahlaknya sehingga menyalahkan dan mengkafirkan orang lain serta dihancurkan masa depan demi berjuang di negara Islam Indonesia.

"Ini sudah masuk kategori tragedi kejahatan kemanusiaan mengatasnamakan agama, dan negara membiarkannya. Jika terus dibiarkan, akan berpotensi menjadi bencana nasional seperti di Suriah dan Libya yang dulu damai sejahtera kini hancur berantakan," Tutup Ken


Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasiona...i-negara-jahat

Komen; Nunggu mereka jadi teroris dulu baru ditindak...
areszzjay
bukan.bomat
Proloque
Proloque dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.8K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
peternakkadrunAvatar border
peternakkadrun
#5
Lapor pulisi jg percuma ... Alzaytun mah gue yakini gak ada hubungan dgn NII, lha si mbah Harto semasa hidup sering main kesana emoticon-Traveller :
NII itu permainan itilejen, gue duga semacam latihan skill brainwashing ... Why? Krn sampe hari ini gak satu pun yg ditangkap atau tertangkap
emoticon-Traveller :
areszzjay
superman313
knoopy
knoopy dan 7 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.