Sumber Gambar

Berbicara merupakan salah satu kegiatan yang sudah sewajarnya dilakukan oleh manusia. Ketika seseorang bisa bicara maka biasanya akan lanjut ke fase di mana seseorang itu mengobrol, di mana lebih dari satu orang saling berkomunikasi dan bertutur kata.

Ada sebagian orang yang menganggap bahwa mengobrol bukan sekedar kebiasaan belaka melainkan sebagai hobi. Yaitu kegiatan yang memang ia gemari. Tak hanya menjadikan hobinya sebagai aktivitas mengisi waktu, ada juga yang memafaatkan hobi ngobrol menjadi sumber uang.

Namanya Natasha, seorang mahasiswa S1 yang masih menempuh pendidikannya. Banyaknya waktu luang selama kuliah daring di masa pandemi membuatnya terdorong untuk mencari pendapatan tambahan. Sampai akhirnya ia melihat sebuah video layanan sleep call di akun Instagram @sleepcallmu_.


Sumber Gambar

Tak butuh waktu lama, Natasha dengan cepat mempelajari mengenai layanan sleep call yang ada di akun tersebut. Hingga akhirnya ia pun mendaftarkan diri dan untungnya ia diterima pada saat itu. Prosedurnya sama seperti melamar kerja biasa, membuat CV dan interview.

Hal yang membuat Natasha yakin dengan pekerjaan ini adalah dirinya yang memang hobi mengobrol. Memang awalnya ia ragu hobi mengobrol bisa jadi pekerjaan, tapi dengan adanya layanan sleep call ia tak ragu lagi.

Sebagai seorang talent, Natasha bertugas menemani kliennya untuk menelpon melalui sambungan telepon. Wajib baginya untuk memberikan feedback atas apa yang kliennya omongkan. Sehingga obrolan tidak hanya satu arah. Tarifnya sendiri beragam tergantung jenis layanan dan durasi. Mulai dari 5 ribu sampai 350 ribu rupiah.


Sumber Gambar

Walau terkesan gampang, TS rasa pekerjaan ini tak semudah yang dibayangkan. Dengan pekerjaan ini, kita dituntut untuk bisa memberi tanggapan. Kita juga harus berwawasan luas dan peka terhadap apa yang diobrolkan supaya tidak blah-bloh. Tentu si klien juga mengharapkan feedback berarti bukan sekedar, “oh,” “ya,” “he’em.”

Selain uang, manfaat lain dari pekerjaan ini adalah kita jadi tahu banyak hal melalui klien orang yang kita temui di pekerjaan ini. Mungkin dari yang kita tak tahu jadi tahu. Kita juga jadi tahu perasaan orang, keadaan dan kehidupan mereka yang mungkin akan membuat kita merasa kalau hidup kita lebih baik.



Jadi, tertarik kerja di layanan sleep call? Atau malah tertarik jadi pelanggan?

Sumber: Link Referensi
Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi