Kabar kurang baik datang dari Rusia pada awal tahun 2023, tepatnya pada dini hari tanggal 1 Januari 2023, roket HIMARS menghantam bekas sekolah teknik yang dijadikan barak militer bagi pasukan Rusia. Dan seperti biasa gan, jumlah korban dari serangan ini masih belum jelas. Mengutip artikel CNN, Ukraina mengklaim 400 tentara Rusia meninggal dunia dalam serangan pada tahun baru tersebut. Dan sekitar 300 orang menglami luka-luka, sementara Rusia mengklaim 63 orang meninggal dunia.

Serangan yang dilakukan Ukraina mengenai bangunan sekolah yang sudah tidak digunakan di Makiivka, yang berada di wilayah Donetsk. Sementara para blogger Rusia menyalahkan para jenderal Rusia yang sangat ceroboh, karena mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar di satu area. Selain itu, bekas gedung sekolah yang dijadikan barak militer tersebut juga dinilai tidak layak untuk ditempati para pasukan Rusia, di mana sebagian besar pasukan merupakan berasal dari mobilisasi parsial, dan pada dasarnya mereka belum cukup terlatih.

Serangan terhadap Makiivka merupakan salah satu serangan dengan korban jiwa terbesar bagi pasukan Rusia selama invasi, total 6 roket HIMARS telah ditembakkan ke Makiivka menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia. Sementara pejabat di wilayah Donetsk menyebut ada 25 roket ditembakkan pada malam tahun baru. Dan meskipun tidak mungkin untuk memverifikasi kedua angka yang diklaim Rusia dan Ukraina, tetapi seorang blogger terkemuka Rusia mengatakan bahwa jumlah kematian yang sebenarnya jauh lebih banyak daripada yang dikatakan Kementerian Pertahanan Rusia.

“Jumlah korban tewas dan terluka mencapai ratusan,”tulis Igor Girkin, seorang veteran Angkatan Darat Rusia yang memainkan peran kunci dalam aneksasi Krimea dan kini memiliki lebih dari 766.000 follower Telegram. Sementara blogger Rusia lainnya mengatakan jika gedung sekolah tersebut tidak layak untuk keamanan personel militer di dalamnya, karena tidak dilengkapi dengan tempat berlindung, dan menjadikannya sasaran empuk bagi musuh yang berada di jarak dekat dari lokasi tersebut. Keputusan pengerahan tentara di sana dinilai oleh sejumlah ahli sebagai kejahatan.



Di sisi lain pasukan Rusia dan Ukraina telah bertempur di Bakhmut yang juga berada di wilayah Donetsk selama berbulan-bulan, sementara sirene serangan udara terdengar di seluruh Ukraina selama akhir pekan menjekang tahun baru saat putaran baru serangan rudal Rusia menghantam beberapa wilayah di kota-kota Ukraina. Menyebabkan beberapa kota mengalami pemadaman listrik.

Sementara serangan di Makiivka menunjukkan masih buruknya taktik dan koordinasi pasukan Negeri Beruang di lapangan, padahal Putin telah menunjuk Sergei Surovikin sebagai juru strategi dalam perang di Ukraina sejak 8 Oktober 2022 lalu. Ironisnya sang jenderal pada 31 Desember 2022 lalu baru saja diberi penghargaan tertinggi oleh Presiden Putin. Surovikin dianugerahi Order of St. George, Kelas Tiga, atas keberanian dan dedikasinya.




Artikel TheDrive.comyang mengutip pernyataan blogger militer Rusia menyebutkan, seorang sukarelawan Rusia rupanya memposting foto di platform media sosial VK dengan anggota Brigade Spetsnaz ke-10 GRU Rusia di country club Grand Prix di Sahy, Oblast Kherson, tetapi lupa mematikan penandaan lokasi. Akibatnya memudahkan pasukan Ukraina untuk melacak dan menyerang lokasi tersebut.

Kecerobohan dalam memakai media sosial saat situasi perang juga terjadi pada tahun lalu, tanggal 8 Agustus 2022, wartawan militer Kremlin, Sergei Sreda memposting foto dan menulis di Telegram bahwa dia telah tiba di Popasnaya dan mengunjungi markas besar Wagner. Dia memposting foto itu setelah diberi izin oleh pasukan Wagner. Dalam foto yang diunggah menunjukkan tempat persembunyian Wagner dengan alamat "Mironovskaya 12."

Sialnya, sejumlah media Rusia juga ikut memberitakan pesan bahagia wartawan tersebut. Tak lama setelah diposting, foto itu kemudian dihapus. Dalam telegramnya, Serda kemudian hanya menyebutkan bahwa ia bertemu dengan grup "Wagner." Pada 14 Agustus, tentara Ukraina lalu menggempur markas Wagner tersebut dengan HIMARS.



Tembakan roket HIMARS ke barak pasukan Rusia berhasil dilakukan berkat pelacakan koordinat dari sinyal yang digunakan oleh para prajurit Rusia. Memakai analisa location based data, maka lokasi tempat berkumpulnya pasukan Rusia bisa diketahui secara tepat, karena saking banyaknya pancaran sinyal yang terlacak di suatu titik koordinat. Sinyal ponsel memang menjadi ancaman dalam dunia militer, lantaran ponsel menjadi alat komunikasi personal, dan penggunaan di medan konflik bisa berujung petaka.

Sebagai tambahan imformasi bagi Agan, beberapa sumber di media sosial menyebut bahwa, akurasi HIMARS yang dipakai Ukraina sendiri punya kekurangan, yakni tak bisa menembak jauh sampai ke wilayah Rusia. Artinya Ukraina menerima versi downgrade dari HIMARS. Hal ini memang sengaja dilakukan AS, mereka telah memodifikasi HIMARS untuk hanya bisa menembak di dalam wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia dengan jangkauan 70 km memakai GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System). Saat ini Ukraina memiliki 20 unit HIMARS, dan 13 unit peluncur roket beroda rantai M270.






Referensi Tulisan: CNN& TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera