Baru-baru ini heboh pemberitaan tentang bagaimana perzinahan yang terjadi dimana menantu mencicipi apem legit sang mertua, tentunya pemberitaan ini semakin cetar membahana setelah media-media di Indonesia tanpa etika membahasnya, hingga foto-foto sang pelaku pun tersebar tanpa sensor.

Dengan judul-judul yang bikin ngeri atau bisa saja membuat agan berfantasi, tentu saja berita ini menggoncang dunia netizen, hingga siapapun yang membahas hal ini viewnya cukup tinggi dan bisa dikatakan menjadi viral.

Lantas yang jadi pertanyaan kenapa berita ini bisa viral? Padahal kasus-kasus berita lain yang lebih dari ini banyak, seperti anak yang dirudapaksa oleh salah satu keluarganya, baik itu kakak, adik, ayah atau kakeknya. Ada juga orang yang menikah dengan kambing. Tapi berita itu terkesan biasa, dan tidak seviral kasus perzinahan ini.



Jadi bagaimana mekanisme viral ini terbentuk menjadi pertanyaan karena tidak semua berita yang nyeleneh bahkan mengerikan dapat viral, atau ada karma Tuhan dibalik viralnya sebuah berita?

Kita tak akan pernah tahu akan hal itu, tapi setidaknya kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari beberapa kasus yang viral.

Kita tahu dari cerita sang istri kepada Denny Sumargo, jelas sebelum menikah dirinya sempat mengetahui hubungan sang pacar dan ibunya, namun dirinya tetap menikah tentu ini akan memberikan kesempatan perselingkuhan itu akan terbuka lebih lebar. Setidaknya ini menyangkut dilema moral, terlebih ketika sang istri membongkar aib mantan suaminya keberbagai media. Kenapa begitu?

Di negeri ini media seringkali mempublikasikan masalah privasi seseorang, yang tidak terkait dengan kepentingan publik, nah tentu hal itu dapat memberikan inspirasi seseorang untuk melakukannya seperti media saat ini. Hingga dirinya menjadikan pembenaran atas apa yang dilakukannya, karena telah membongkar aib seseorang yang ia tak suka, agar publik bersimpati padanya.



Tentu saja kita harus berfikir bijak, semua manusia punya aib dan kita juga tak ingin aib kita terbongkar. Untuk itu ketika membaca sebuah berita dan masuk ke ranah privat, lebih baik stop untuk membacanya.

Namun hal penting lainnya, hindarilah dosa-dosa yang menyebabkan sanksi sosial. Dan untuk kasus ini, upayakanlah untuk menikah atau berpasangan secara rasional. Karena banyak sekarang ini menikah namun didasari dengan emosional.

Jadi kalau ingin menikah pikirkan dengan serasional mungkin, rasa cinta kasih bukan menjadi pertimbangan pada siapa kita menikah. Karena hewan pun punya rasa emosi yang bernama cinta kasih, sedangkan manusia tentu punya akal dan pikiran maka pikirkanlah secara rasional.



Setidaknya kasus ini membuka pikiran kita agar berfikiran rasional, jangan sampai terjebak pada toxic relationship.

Sumber

klik, klik