KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Orang Bangga Mixue Buka Cabang di Kampungnya, Apakah Usianya Bakal Panjang?

Pertengahan Desember lalu, saya mengantar anak liburan di kampung Istri. Satu desa di kabupaten Indramayu. Kami melewati stasiun Haurgeulis, kemudian anak saya berseru, “Ada Mixue!”
 
“Wah, Mixue sudah sampai sini juga,” ujar saya.
 
Pekan selanjutnya, anak saya dan para keponakan usia SMA dan mahasisiwi mengirimkan foto. Mereka tengah nongkrong di Mixue. Anak saya juga melaporkan, dia baru saja dibelikan botol minum orang-orangan salju maskot Mixue. Mereka terlihat bangga seperti banyak warganet lainnya yang menikmati dan nongkrong di Mixue.  
 
Menjajah Indonesia Berapa Lama?
 
Gerai Mixue memang di mana-mana. Ekspansinya sebagai waralaba luar biasa.Di empat arah mata angin lokasi rumah saya di Bandung, ada Mixue dengan radius sekitar beberapa kilometer saja. Banyaknya gerai Mixue itu menghadirkan candaan, Mixue tengah menjajah Indonesia.
 

Hanya saja ekspansi bisnis Mixue yang ramai beberapa bulan terakhir ini apakah bakal berkelanjutan? Atau nasibnya akan serupa Warung Upnormal dan BreadTalk yang awalnya hype luar biasa tapi kini meredup, bahkan hidup segan mati tak mau.
 
Menurut Yuswohady, seorang konsultan bisnis dan marketing, Mixue bisa hype seperti sekarang ini karena CONNECTED EXPERIENCE.Warganet menikmati pengalaman yang sama di Mixue. Mereka membincangkan dan membagikannya di media sosial. Maka viral tak terhindarkan.
 
Hanya saja es krim dan berbagai minuman Mixue itu bersifat INDULGENT. Orang mengonsumsinya just for fun, pleasure, and enjoyment. Pola konsumsinya occasional, kadang-kadang saja sekitar beberapa minggu sekali. Bukan habitual, rutin seperti orang makan nasi padang atau ayam geprek yang bisa 2-3 kali dalam satu minggu saja. Jadi menurut Yuswohady, market size Mixue itu tidak sebesar dalam bayangan kita. Ada batasan besar bagi ekspansi Mixue.
 

Nasib Mixue Selanjutnya.
 
Ekspansi cabang Mixue dapat berhenti juga bisa tidak. Kuncinya adalahinovasi tanpa henti, menurut Yuswohady. Baik dalam hal produknya juga pengalaman yang diberikan kepada pelanggan. Jangan sampai seperti BreadTalk yang awalnya sangat inovatif tapi kemudian seperti kehilangan inovasinya.
 
Di era FOMO consumers orang selalu menginginkan yang baru. Mereka melompat dari satu hal yang viral ke hal viral lainnya. Maka butuh NEVER-ENDING innovation. Strategi ini juga perlu GanSis jalankan apabila buka usaha, terutama usaha makanan dan minuman.  
 

Kita lihat saja, bagaimana nasib Mixue bebarapa tahun ke depan. Apakah masih akan ada dengan berbagai menu baru, atau sudah ditinggalkan orang karena bosan atau ada pesaing baru.


Sumber
Foto  1234

screamo37
gantarIDWS
agusn6778
agusn6778 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
7.7K
116
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cooking & Resto Guide
Cooking & Resto GuideKASKUS Official
8.8KThread12.3KAnggota
Tampilkan semua post
autumnfairyAvatar border
autumnfairy
#20
Di kecamatan gw ada 1 mixue yg buka, udah sekitar setahun lalu, tapi gw ga pernah bisa beli. Soalnya parkiran penuh terus, dan penuh anak2 sekolahan (tempatnya strategis banget sih, ada sekitar 6 SD dan 2 SMP di deket situ, harga es nya juga cuma 8000 kalo gw liat). Sekarang mau buka cabang kedua, cuma sekitar 500 meter dari rumah gw. Baru dipasangin spanduk dan masih renov, kyknya baru buka januari ini. Pas gw tanya buka kapan, katanya di hari itu gw orang ke sepuluh yg nanyain, padahal itu masih jam 8 pagi. Jadi emang kyknya laku banget nih mixue.


Oh iya, btw gw kan bilangnya 'mi-xu-e', sementara orang2 lain nyebutnya 'mi-xuu'. Eh pas gw ketemu temen gw yg jago bahasa cina, dia kyk terimakasih ke gw, soalnya walaupun gw salah, tapi paling nggak gw lumayan mirip. Dia benci banget sama orang yg nyebutnya mixuu hahahahah
belagudech
belagudech memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.