Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kipas.angin.199Avatar border
TS
kipas.angin.199
Imparsial: Jabar Jadi Provinsi Paling Banyak Kasus Intoleran
Imparsial: Jabar Jadi Provinsi Paling Banyak Kasus Intoleran
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) mengungkapkan Jawa Barat (Jabar) merupakan provinsi yang paling banyak menjadi lokasi pelanggaran kebebasan beragama dan keyakinan pada 2022.

Di bawah Jabar, ada Jawa Timur (Jatim), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara (Sumut), DKI Jakarta, dan Aceh. emoticon-Ngakak (S)

"Kasus-kasus ini tersebar di beberapa provinsi paling banyak di Jabar, saya kira sesuai dengan potret Komnas HAM [Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]," kata Wakil Direktur Imparsial Ardi Manto dalam diskusi 'Catatan Akhir Tahun Toleransi dan Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia' yang digelar Imparsial secara daring, Rabu (28/12).

Sebanyak 26 kasus intoleransi terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Menurut Ardi, ada berbagai kategori kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Kategori terkait tempat ibadah menjadi kasus dengan jumlah paling banyak terjadi, sebanyak tujuh kasus.

Kemudian, pelarangan pelaksanaan ibadah sebanyak enam kasus, larangan atau pendirian tempat ibadah sebanyak lima kasus, 17 kasus terkait polemik pelaksanaan ibadah kelompok minoritas, lima kasus terkait keagamaan tertentu, tiga kasus perusakan keberagaman.

"Yang terkait dengan tempat ibadah ini paling tinggi," katanya.

Imparsial juga menemukan dugaan campur tangan pemerintah daerah dalam kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Dugaan keterlibatan aktor negara dalam pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan terjadi di berbagai daerah.

"Aktornya masih sama, yaitu didominasi oleh kelompok individu di masyarakat yang menolak keadilan tempat ibadah atau menolak perayaan-perayaan agama atau ritual kepercayaan yang beda dari mereka," ujar dia.

"Tetapi, yang lebih menyedihkan adalah kehadiran aktor negara hampir di semua aksi-aksi intoleransi atau peristiwa ini," imbuhnya.

Dia mencontohkan, kasus pembangunan gereja di Cilegon, Banten yang menuai polemik. Menurutnya, aktor-aktor itu memiliki peran yang seimbang dalam pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.

"Kehadiran aktor negara atau Pemda, di Cilegon atau di Bogor, penguatan komunitas kebudayaan kalau tidak salah mereka menamakan dirinya pelestarian kearifan lokal, kalau nggak salah namanya, tapi itu di backup oleh pemerintah itu sendiri, dengan menandatangani petisi atau penolakan terhadap pembangunan gereja di Cilegon, dan ini terjadi di berbagai tempat," ujarnya.

(mts/isn)

Baca artikel CNN Indonesia "Imparsial: Jabar Jadi Provinsi Paling Banyak Kasus Intoleran" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221228201055-20-893331/imparsial-jabar-jadi-provinsi-paling-banyak-kasus-intoleran.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kadang bingung juga siapa yang bisa disalahkan dalam kasus Intoleransi yang mayoritas dilakukan oleh Orang Islam.

Yang tidak mungkin disalahkan:

1. Menyalahkan Islam tidak mungkin karena institusi agama ini sudah ada jauh sebelum Indonesia dan terbukti bertahan sampai sekarang.
2. Menyalahkan umat Islam juga tidak mungkin karena jumlahnya sudah terlalu besar (bahkan terbanyak kedua di dunia). 

Yang menurutku mungkin disalahkan:

1. Metodologi Syariat Islam. Metode ini terlalu kaku, obsolete dan cara pengambilan kesimpulannya nggak terlalu valid dan subyetif.
2. Orang yang mengusung Syariat Islam (mayoritas Ulama, tokoh islam, aktivis, penceramah dan pejabat yang mendukungnya). 


Jika metode syariat itu adalah metode yang nggak bisa responsif menyesuaikan terhadap realitas, sementara Ulama adalah orang yang selalu gagal melihat realitas tapi memaksakan logika syariat yang nggak ada korelasi dengan penyelsaian permasalahan. 

emoticon-Shakehand2

Quote:
Diubah oleh kipas.angin.199 30-12-2022 22:59
wetp794239
maroonia
akun.baru
akun.baru dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.3K
64
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
cuacarino123740Avatar border
cuacarino123740
#5
"Tetapi, yang lebih menyedihkan adalah kehadiran aktor negara hampir di semua aksi-aksi intoleransi atau peristiwa ini," imbuhnya.

Klw dilihat dari kacamata politikus, non muslim ini jumlahnya kecil jadi kepentingan mereka di nomor dua kn tapi yg tidak mereka lihat adalah swing voter kayak gw yg kagak suka akan aksi intoleransi kepada umat/ golongan lain dan pasti jumlahnya kagak sedikit, ini yg akan jadi penentu dalam pemilu 2024.

wetp794239
akun.baru
baikl
baikl dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.