Bicara the real GOAT maka di era sepakbola modern ini akan terkerucut kepada dua orang mega bintang sepakbola yaitu Messi dan CR7.

Kedua pemain ini tak terbantahkan sebagai pemain terbaik sepanjang dekade mereka merumput dan bisa di bilang sangat sulit pemain sepakbola lainnya tuk berdiri sejajar dengan mereka berdua.

Kadang ane geli sendiri bila melihat kedua fans dari mereka berdua ini saling ejek satu sama lain.
Tapi ane juga mewajarkan karena itulah realitas hidup manusia.
Selalu ada kubu-kubuan dan selalu ada pro kontra.
Sama saja kaya fans Valentino Rossi dan Marc Marques.

Namun di piala dunia ini, ane ingin mencatatkan duo
"CAPTAIN GOAT" piala dunia Qatar 2022.

Siapa mereka dan mengapa ane melabelkan mereka "CAPTAIN GOAT".

Ane akan memberikan catatan khusus dan betapa mereka berdua ini sangat spektakuler di mata ane.

Mereka berdua pemilik nomor 10, kapten timnya dan ruh permainan timnya.

Mereka LM 10 terbaik versi ane.

1.Luca Modric.
Gelandang serang Kroasia ini berumur 37 tahun saat melakoni final piala dunia di qatar 2022.

Luca Modric adalah pemain agresif di lini tengah plus terkadang menjadi sayap tuk menyerang, butuh stamina dan kecepatan di atas rata-rata dan itu sulit tercukupi bila usia sudah menjelang tua.

Namun tidak bagi Luca Modric.

Dia selalu menjadi starter dan bermain secara kontinyu hingga perebutan juara ke 3.
Mari ane hitung waktu bermain dia di piala dunia qatar 2022.
Kroasia menjalani 7 pertandingan dengan catatan 2 kali adu pinalti.
Waktu normal bermain sepakbola itu 90 menit plus tambahan waktu yg ane ambil minimnyalah, sekitar 10 menit.
Jadi ane totalin 100 menit di kalikan 7 pertandingan.
Berarti sekitar 700 menit di tambah 2 kali adu penalti berarti ada 30 menit di perpanjangan waktu.
Kroasia mengalami 2 kali adu penalti.
Ada tambahan sekitar 60 menit waktu bermainnya.
Total waktu yang luca Modric lalui itu sekitar 760 menit.

Dengan usia segitu dan berposisi sebagai gelandang serang dan serba guna, menurut ane sangat luar biasa.
Sudah acapkali sering terjadi bahwa pemain tengah sering pula turun kebawah tuk bantu pertahanan.

Soal skill, visi dan shooting jelas Luca modric di atas rata-rata nilainya.
Tapi usia tua itu tidak bisa di bohongi.
Makin menua usia kita maka akan terjadi penurunan agresivitas.
Terlebih pemain yang berposisi sebagai gelandang serang yang multi posisi.

Melihat Luca Modric bermain, maka kali ini usia tua sepertinya sedikit bohong.

Luca Modric bermain layaknya pemain-pemain di usia matang pemain sepakbola.
Bak pemain berusia 24 tahun ke atas.
Mobilitas tinggi dan daerah jelajah luas dia lakoni.

Terlebih ajang piala dunia, pastinya menguras banyak tenaga karena waktu tuk beristirahat dari game satu ke game lainnya sangat pendek.

Agan bisa bayangkan betapa hebatnya stamina luca Modric.
Jangan bicara kehebatan timnya ataupun skill individualnya.
Karena Kroasia juara ke 3 di piala dunia Qatar kali ini.
Membuktikan betapa dahsyatnya Luca modric memimpin rekan-rekannya mengarungi pertandingan-pertandingan berat sepanjang perjalanan mereka hingga finish di urutan ke 3.

2.Lionel messi.


Ane tempatkan pemain kesayangan ane di nomor 2.

Lionel Messi berusia 34 tahun.
Kapten Argentina ini juga melakoni hal yang sama dengan Luca Modric.
Dia bermain sebanyak 760 menit di piala dunia kali ini.
Namun usianya masih terpaut 3 tahun di banding Luca Modric.

Akan tetapi...

Pemain-pemain yang telah memasuki 30 tahunan ke atas biasanya pasti mengalami penurunan permainan.
Tapi sama kaya Luca Modric.
Permainan dia di lapangan bisa di katakan jauh dari kata penurunan.
Malah terlihat makin ganas menggedor lini pertahanan musuh.

Bicara messi maka kita tidak bisa denial bahwa Messi adalah pemain level dewa sepakbola.
Kekurangan nilai plus-plusnya hanya bicara heading saja.
Wajar sih karna Messi mempunyai tinggi badan terbilang mungil tuk ukuran pemain bola dunia.
Namun bicara skill dan visi nya di lapangan, sangat sulit mencari padanannya.

Kita bisa melihat sendiri, betapa Messi bak menari di atas lapangan hijau mengecoh lawan-lawannya.
Pemain yang hanya muncul di era tertentu saja yang bisa seperti Messi.

Yang membuat Messi menjadi"CAPTAIN GOAT" adalah dengan usia segitu dan bermain secara kontinyu sesuatu hal yang luar biasa.
Sama kaya Luca Modric, Messi di wajibkan agresif di lini tengah.
Posisi dia kadang menjadi gelandang serang, jadi sayap dan jadi striker.
Di usia yang tidak muda lagi, hal ini sulit di lakukan terlebih dengan jadwal pertandingan yang sangat padat.
Sudah terkuras tenaganya eh terkuras pula isi otaknya.

Messi dan Luca Modric adalah jantung permainan timnya masing-masing.
Dari mereka berdua akan tercipta ruang-ruang tembak bagi rekan-rekannya.
Bergelut dengan pemain bertahan lawan adalah santapan sehari-hari mereka saat bertanding.
Bertarung bodi dan bertarung speed.
Belum lagi menghadapi tackling-tackling keras yang sering kali menerpa mereka berdua.
Itulah mereka lakukan sepanjang 760 menit pertandingan yang mereka lalui dengan usia yang terbilang sudah cukup tua tuk ukuran pemain sepakbola.

Ane pribadi ketika melihat Mbape di sanjung-sanjung the next GOAT hanya bisa tersenyum.
Bagi ane sendiri, Mbape sama kaya mega bintang lainnya yang dulu bersinar di perhelatan piala dunia.

Ane ingin sekali bertanya kepada yang memujinya.

"Apakah Mbape tetap akan sama di saat usianya memasuki 30 tahun ke atas...?".

Sedangkan Luca Modric dan Messi sudah melaluinya dan tetap bersinar di usia 34 dan 37 tahun mereka.
Mereka berdua ane labelkan The GOAT


Ini bukti mereka ane anggap mereka berdua, ane labelin GOAT.