Sebuah peristiwa tragis yang menelan korban jiwa terjadi di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kejadian tersebut diawali oleh sebuah acara tarik tambang yang dilaksanakan oleh IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Makassar. Rencananya acara yang dihelat di salah satu jalan di Kota Makassar itu adalah dalam rangka memecahkan rekor MURI, yang mana tarik tambang tersebut diikuti sekitar 5000 peserta dengan panjang tali yang digunakan sekitar 1,5 Km.

Sebagaimana dilansir oleh berbagai media, bahwa kronologis kejadian bermula ketika tali dibentangkan untuk kemudian setelah terdengar aba-aba akan dimulai untuk ditarik oleh peserta. Namun, komando atau aba-aba untuk mulai menarik tak kunjung terdengar. Padahal tali sudah terbentang hingga menegang keras. Entah bagaimana tiba-tiba saja tali yang terbentang tersebut mengenai korban hingga terpelanting dan kepalanya terkena pembatas jalan yang terbuat dari beton. Sontak kepala korban terbentur dan terjadi pendarahan yang begitu banyak. Akibatnya nyawa salah seorang korban yang bernama Masita tidak dapat tertolong akibat darah yang begitu banyak mengucur dari kepalanya. Sebagian peserta lain juga mengalami luka-luka akibat terlilit tali dan dalam posisi tidak siap untuk mengantisipasi.

Akibat hal tersebut sebanyak 8 orang mengalami luka-luka dan satu korban bernama Masita meninggal dunia. Kejadian ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak yang berwajib yakni Polresta Makassar dan sudah memeriksa sejumlah saksi yang ikut kegiatan tarik tambang dan ada di lokasi kejadian. Polisi juga telah menyita CCTV di lokasi yang merekam secara langsung kejadian tersebut.

Dari peristiwa ini setidaknya ada beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan sehingga menyebabkan kemalangan. Yang perlu disorot adalah soal faktor keselamatan atau safety yang tidak dijalankan atau paling tidak abai untuk diperhatikan oleh pihak panitia. Bahkan panitia berdalih bahwa kejadian tersebut tidak terlepas dari kelalain korban meninggal yang katanya memegang tali sambil berselfie ria. Akibatnya korban tidak menyadari akan malapetaka yang bakal menimpanya karena kurang fokus mendengarkan instruksi dari panitia. Belakangan keterangan dari pihak panitia tersebut terbantahkan oleh rekaman CCTV di mana pada saat kejadian korban tiba-tiba saja terpelanting seperti setengah salto karena terkena tali dan kepalanya sontak membentur barier beton. Ini menunjukkan pihak panitia yang terkesan ingin menghindari tanggung jawabnya. Padahal acara tersebut diselenggarakan oleh panitia dan tentu saja mereka harus ikut bertanggung jawab.

Hal lain yang juga menjadi pokok persoalan adalah dalam melaksanakan acara atau kegiatan menghimpun massa dalam jumlah besar, seharusnya pihak panitia memilih lokasi yang tepat. Misalnya dilaksanakan di lapangan terbuka atau di pantai, bukan malah di jalan raya. Apalagi jalan raya adalah fasilitas umum yang diperuntukkan bagi kendaraan yang tidak sepantasnya malah dijadikan arena kegiatan tarik tambang. Disamping itu, area luas semisal lapangan terbuka atau pantai tadi sangat memungkinkan untuk mengumpulkan orang banyak dan jika terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya terjatuh kecil sekali kemungkinan untuk cedera parah.

Bagaimanapun kejadian-kejadian semacam ini sangat disayangkan apalagi kalau sudah menelan korban jiwa. Niat hati mau memecahkan rekor MURI, yang terjadi malah kecelakaan yang berakibat fatal.

Kalau agan dan sista sendiri, gimana nih komentarnya mengenai hal ini ?

Sumber :

Ulasan pribadi diolah dari berbagai referensi

https://m.kumparan.com/kumparannews/...utm_source=amp

https://news.detik.com/berita/d-6471...ita-selfie/amp