- Beranda
- Stories from the Heart
Dia Datang Untuk Memberikan Aku Kebahagiaan Dan Penebusan
...
TS
enjihalala25
Dia Datang Untuk Memberikan Aku Kebahagiaan Dan Penebusan
Ratna
Rina
Memang bukan salah siapa siapa sih. Kalau ada yang salah ya... semuanya salah. Kenapa gitu? Ya memang semuanya terlibat kok. Aku juga salah. Istri juga salah dan dia juga salah. Suruh siapa kasar sama suami? Kalau aja gak kasar, mungkin kisahnya beda.
Memang sih hidup dalam dunia pernikahan itu tidak seindah yang ditulis di kisah dongeng kaki 5 ala anak kecil; mereka pun hidup bahagia selamanya. Ah omong kosong. Mana ada yang bisa hidup abadi? Lah bener kan? Siapa yang usianya bisa sampai 1000 tahun?
Bukan itu yang ingin dibahas tapi kehidupan rumah tangga aku. Oh iya. Perkenalkan. Nama aku Salim; usia 27 tahun. Karyawan swasta dengan gaji lumayan. Lumayan itu ya tergantung juga. Untuk ukuran orang daerah mah besar sekali. Untuk orang ibu kota, ya lumayan.
Lah untuk kaum borjuis yang tinggal di penthouse mah, itu uang sampah punya. Sebut saja gaji aku 20 juta per bulan. Kalau untuk beli mobil mewah mah susah apalagi pelihara gundik atau sugar baby; bisa 35 jt per bulan + air listrik dan omong kosong dia. Bokek Lah aku.
Ok. Bukan pendapatan juga yang ingin dibahas. Jadi begini, aku menikah dengan Ratna, dan masih bisa dibilang pengantin baru tapi Ratna yang diyakini akan menjadi istri yang baik, ternyata jadi setan. Omongan nya kasar. Pemalas. Boros. Malas kerja tapi dia juga kerja. Ya buat dia buang tuh uang.


Cantik? Jangan tanya. Memang cantik bagaikan model tapi kenyataannya hati dia macam setan dan mungkin saja setan gak betah sama dia. Mungkin saja dia depresi tapi kenapa? Mau jadi nyonya besar? Suruh siapa menikah sama aku? Salah dia kan? Aku mah cinta saja sama dia tapi lama kelamaan bisa sakit hati juga.
Masak juga malas. Cuci piring juga ogah. Kerjaan rumah tangga juga gak mau dia lakukan. Maunya cuma baca komik kaki 5 dan nonton acara gak jelas di hp dia yg isinya sampah. Mending dapat ilmu. Lah ini? Gak dapat apapun. Dibilang dikit, marah. Gak dibilang juga gak kunjung membaik. Maunya apa?
Lapor ke orang tua nya? Mama mertua paling bilang, "Duh. Dia capek. Maklum dong. Kamu harus ngerti jadi suami. Dia anaknya gak manja kok."
Lah iya. Ibu mana yang gak bela anaknya. Anaknya gak bener juga tetap dibela. Dah tau malas tetap saja dibilang rajin. Induknya ya memang begitu. Kalau keras dikit, berlagak sakit di jantung. Dikasih duit juga hilang tuh penyakit. Setan turunan memang.
Eh dasar pemalas. Dia berhenti kerja. Alasannya? Gaji aku dah naik. Ya cuma 2 juta sih tapi ya bukan artinya bisa seenaknya saja. Ngomong ke bapaknya? Dia malah cerita kalau dulu dia pendekar silat dari gunung Bromo, pernah berenang dengan ikan hiu, terbawa arus sampai lautan pacific lah sampai bisa jadi tabib juga kayaknya wong fei hung.
Lucunya dia bilang dia bisa lihat setan. Pas masuk ke rumah pertama kali, dia bilang ada lihat setan. Bawa sial kata dia. Aku hanya ketawa dalam hati saja. Kalau hebat mah, hidup lu pada kok susah bener perasaan ya? Mau mengajar orang tu lihat cermin dulu napa? Ya biar saja. Anggap saja tuh berdua macam badut.
Marah ke mereka juga gak pantas. Sudahlah. Umur mereka berapa lama lagi sih? Ya memang benar sih. Tak lama kemudian mereka berdua meninggal dunia tapi tidak bersamaan. Awalnya ibunya dulu dan kemudian bapaknya. Singkat kata, istri aku jadi yatim piatu. Jeleknya adalah, istri aku jadi depresi.
Depresi? Yang betul mah aku yang depresi. Eh iya. Ada yang menarik di sini. Dia ada adik perempuan yang gak kalah cantiknya dan dia juga kerap kesal dengan kedua orang tua dia alias mendiang mertua aku juga kakaknya. Singkat kata, aku memiliki seorang "sekutu". Memang sih dia gak gamblang dalam mengungkapkan kekesalan dia ke kakaknya alias istri aku alias tahu sama tahu.
Suatu hari atau 2 tahun kemudian, entah kenapa, Rina, adik ipar aku datang menginap. Alasan dia? Sedang mencari kerja di ibu kota. Oh dia dan mendiang mertua memang orang daerah dari Kalimantan sana. Jadi masuk akal saja kalau dulu mendiang bapaknya pernah terbawa arus sampai ke lautan pacific. Mungkin mereka gak pernah lihat peta kayaknya atau masih memakai peta zaman Romawi.
Rina memang menginap mencari pekerjaan di ibu kota. Kalau sudah dapat, ya dia angkat kaki atau menetap di sini dengan catatan kalau tempat kerja dia dekat sama rumah. Kalau jauh, ya pergi deh dia. Soal fisik, mereka berdua layaknya kakak adik kembar. Soal sikap? 1 malaikat dan 1 nya setan. Nasib oh nasib. Apa salah jodoh ya aku?
Ya udah lah. Aku jalani saja. Kami berdua belum mau memiliki anak dalam waktu dekat ini. Ya kita semua tahu anak itu mahal. Karet pengaman itu murah tapi sekali jebol, nasib orang bisa berubah banyak. Kami memang masih menabung uang untuk keperluan anak. Biasa, untuk ini itu dsb. Anak katanya investasi. Saham kali. Ah sudahlah. Anggap saja kami tidak mau punya anak.
Sebetulnya kalau istri aku gak gila seperti ini, hidup berdua dengan dia seperti surga. Bisa berduaan setiap saat bahkan siapa yang butuh pintu kamar mandi? Bebas kan? Tapi karena istri aku menggila entah kenapa, rumah jadi kayak penjara saja. Ngomong sama teman lelaki saja takut. Dikira mau main cewek meski faktanya sedang ngomong bola.
Nonton bola di pos keamanan, dikira ke karaoke dikelilingi 10 wanita cantik tanpa busana dan pesta seks sampai subuh. Ya itulah pikiran dia tapi dia mau apa saja, aku tak larang. Kurang baik apa aku sama dia? Mau minta bantuan juga tak pernah pakai kata tolong dan sudah dibantu tidak pakai kata terima kasih. Didikan setan memang. Mau cerai? Nikah sama siapa lagi?
Aku hanya kasihan saja sama dia. Ya gini saja deh. Dia dulu dikekang sama orang tua dia. Ini itu gak boleh. Dikira kalau pergi keluar, pulang langsung gak perawan lagi mungkin. Konyol memang. Ya didikan mereka seperti itu. Mau bagaimana lagi? Ya mungkin suatu saat aku akan memutuskan untuk bicara kepada dia tapi lihat saja nanti.
Bersambung
Konten Sensitif
Rina
Konten Sensitif
Memang bukan salah siapa siapa sih. Kalau ada yang salah ya... semuanya salah. Kenapa gitu? Ya memang semuanya terlibat kok. Aku juga salah. Istri juga salah dan dia juga salah. Suruh siapa kasar sama suami? Kalau aja gak kasar, mungkin kisahnya beda.
Memang sih hidup dalam dunia pernikahan itu tidak seindah yang ditulis di kisah dongeng kaki 5 ala anak kecil; mereka pun hidup bahagia selamanya. Ah omong kosong. Mana ada yang bisa hidup abadi? Lah bener kan? Siapa yang usianya bisa sampai 1000 tahun?
Bukan itu yang ingin dibahas tapi kehidupan rumah tangga aku. Oh iya. Perkenalkan. Nama aku Salim; usia 27 tahun. Karyawan swasta dengan gaji lumayan. Lumayan itu ya tergantung juga. Untuk ukuran orang daerah mah besar sekali. Untuk orang ibu kota, ya lumayan.
Lah untuk kaum borjuis yang tinggal di penthouse mah, itu uang sampah punya. Sebut saja gaji aku 20 juta per bulan. Kalau untuk beli mobil mewah mah susah apalagi pelihara gundik atau sugar baby; bisa 35 jt per bulan + air listrik dan omong kosong dia. Bokek Lah aku.
Ok. Bukan pendapatan juga yang ingin dibahas. Jadi begini, aku menikah dengan Ratna, dan masih bisa dibilang pengantin baru tapi Ratna yang diyakini akan menjadi istri yang baik, ternyata jadi setan. Omongan nya kasar. Pemalas. Boros. Malas kerja tapi dia juga kerja. Ya buat dia buang tuh uang.


Cantik? Jangan tanya. Memang cantik bagaikan model tapi kenyataannya hati dia macam setan dan mungkin saja setan gak betah sama dia. Mungkin saja dia depresi tapi kenapa? Mau jadi nyonya besar? Suruh siapa menikah sama aku? Salah dia kan? Aku mah cinta saja sama dia tapi lama kelamaan bisa sakit hati juga.
Masak juga malas. Cuci piring juga ogah. Kerjaan rumah tangga juga gak mau dia lakukan. Maunya cuma baca komik kaki 5 dan nonton acara gak jelas di hp dia yg isinya sampah. Mending dapat ilmu. Lah ini? Gak dapat apapun. Dibilang dikit, marah. Gak dibilang juga gak kunjung membaik. Maunya apa?
Lapor ke orang tua nya? Mama mertua paling bilang, "Duh. Dia capek. Maklum dong. Kamu harus ngerti jadi suami. Dia anaknya gak manja kok."
Lah iya. Ibu mana yang gak bela anaknya. Anaknya gak bener juga tetap dibela. Dah tau malas tetap saja dibilang rajin. Induknya ya memang begitu. Kalau keras dikit, berlagak sakit di jantung. Dikasih duit juga hilang tuh penyakit. Setan turunan memang.
Eh dasar pemalas. Dia berhenti kerja. Alasannya? Gaji aku dah naik. Ya cuma 2 juta sih tapi ya bukan artinya bisa seenaknya saja. Ngomong ke bapaknya? Dia malah cerita kalau dulu dia pendekar silat dari gunung Bromo, pernah berenang dengan ikan hiu, terbawa arus sampai lautan pacific lah sampai bisa jadi tabib juga kayaknya wong fei hung.
Lucunya dia bilang dia bisa lihat setan. Pas masuk ke rumah pertama kali, dia bilang ada lihat setan. Bawa sial kata dia. Aku hanya ketawa dalam hati saja. Kalau hebat mah, hidup lu pada kok susah bener perasaan ya? Mau mengajar orang tu lihat cermin dulu napa? Ya biar saja. Anggap saja tuh berdua macam badut.
Marah ke mereka juga gak pantas. Sudahlah. Umur mereka berapa lama lagi sih? Ya memang benar sih. Tak lama kemudian mereka berdua meninggal dunia tapi tidak bersamaan. Awalnya ibunya dulu dan kemudian bapaknya. Singkat kata, istri aku jadi yatim piatu. Jeleknya adalah, istri aku jadi depresi.
Depresi? Yang betul mah aku yang depresi. Eh iya. Ada yang menarik di sini. Dia ada adik perempuan yang gak kalah cantiknya dan dia juga kerap kesal dengan kedua orang tua dia alias mendiang mertua aku juga kakaknya. Singkat kata, aku memiliki seorang "sekutu". Memang sih dia gak gamblang dalam mengungkapkan kekesalan dia ke kakaknya alias istri aku alias tahu sama tahu.
Suatu hari atau 2 tahun kemudian, entah kenapa, Rina, adik ipar aku datang menginap. Alasan dia? Sedang mencari kerja di ibu kota. Oh dia dan mendiang mertua memang orang daerah dari Kalimantan sana. Jadi masuk akal saja kalau dulu mendiang bapaknya pernah terbawa arus sampai ke lautan pacific. Mungkin mereka gak pernah lihat peta kayaknya atau masih memakai peta zaman Romawi.
Rina memang menginap mencari pekerjaan di ibu kota. Kalau sudah dapat, ya dia angkat kaki atau menetap di sini dengan catatan kalau tempat kerja dia dekat sama rumah. Kalau jauh, ya pergi deh dia. Soal fisik, mereka berdua layaknya kakak adik kembar. Soal sikap? 1 malaikat dan 1 nya setan. Nasib oh nasib. Apa salah jodoh ya aku?
Ya udah lah. Aku jalani saja. Kami berdua belum mau memiliki anak dalam waktu dekat ini. Ya kita semua tahu anak itu mahal. Karet pengaman itu murah tapi sekali jebol, nasib orang bisa berubah banyak. Kami memang masih menabung uang untuk keperluan anak. Biasa, untuk ini itu dsb. Anak katanya investasi. Saham kali. Ah sudahlah. Anggap saja kami tidak mau punya anak.
Sebetulnya kalau istri aku gak gila seperti ini, hidup berdua dengan dia seperti surga. Bisa berduaan setiap saat bahkan siapa yang butuh pintu kamar mandi? Bebas kan? Tapi karena istri aku menggila entah kenapa, rumah jadi kayak penjara saja. Ngomong sama teman lelaki saja takut. Dikira mau main cewek meski faktanya sedang ngomong bola.
Nonton bola di pos keamanan, dikira ke karaoke dikelilingi 10 wanita cantik tanpa busana dan pesta seks sampai subuh. Ya itulah pikiran dia tapi dia mau apa saja, aku tak larang. Kurang baik apa aku sama dia? Mau minta bantuan juga tak pernah pakai kata tolong dan sudah dibantu tidak pakai kata terima kasih. Didikan setan memang. Mau cerai? Nikah sama siapa lagi?
Aku hanya kasihan saja sama dia. Ya gini saja deh. Dia dulu dikekang sama orang tua dia. Ini itu gak boleh. Dikira kalau pergi keluar, pulang langsung gak perawan lagi mungkin. Konyol memang. Ya didikan mereka seperti itu. Mau bagaimana lagi? Ya mungkin suatu saat aku akan memutuskan untuk bicara kepada dia tapi lihat saja nanti.
Bersambung
Diubah oleh enjihalala25 14-12-2023 19:31
dauntogelinfo dan 33 lainnya memberi reputasi
28
20.2K
2.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
enjihalala25
#69
Pov:
Ratna



Ah peduli setan ama mereka berdua. Aku ingin sekali merasakan kekayaan dan sialnya Salim itu tidak bisa memberikan uang yang banyak. Kenapa juga aku mau sama dia waktu itu? Aduh! Keputusan yang salah. Memang sih soal seks mah; dia bisa memuaskan aku tapi aku mau uang. Kepuasan mah bisa pakai tangan sendiri.
Aku mau jadi nyonya besar dan saat ini aku sedang menjadi peliharaan anak bos baja. Ganteng dan berduit. Hehehe. Salim mana tahu aku sering berduaan sama anak bos. Dia mau aku buka kaki mah, siap kapan saja. Memang kalau soal seks sih, dia kalah jauh sama Salim dan soal ukuran, Salim jauh lebih besar dan memuaskan.
Sekali dinikmati anak bos, dapat duit jajan 10 jt. Asik ini. Hahaha. Anak pak bos juga belum ada pasangan dan dia tahu aku istri orang saat ini statusnya. Sama-sama bego. Uang dia banyak; aku senang. Aku kira Salim gajinya bisa 100 jt per bulan tapi tidak demikian. Nasib. Maka dari itu, dia aku cuekin aja dengan harapan... aku diceraikan sama dia.
Dia cerai sama aku, tinggal minta anak pak boss aja melamar aku. Tinggal diajarkan saja kok cara gituan dengan baik dan benar. Hahaha. Biar saja. Asal dapat uang dan tas baru, gak puas saat begituan juga gpp. Sialan tuh Rina. Dah numpang tempat gua, main masak aja seenaknya. Eh tunggu bentar. Kayaknya dah berapa lama gua gak masak ya?
Ah sudahlah. Tadi habis dipakai sama anak pak bos. Hehehhe. 10 juta dah masuk. Enak bener. Biarin aja dah. Biar dia sekali main cuma 5 menit crot, gpp. Hehehe. Eh iya. Tadi kayaknya aku agak kelewatan ama Rina deh. Duh malu juga sih. Nyesel aku. Eh iya. Mana dia ya?
"Rina. Dedek. Sini dek. Dekk. Kamu di mana?" Aku berteriak tapi tidak ada tanggapan. Aku coba keluar dan aku tidak melihat mereka berdua. Penasaran, aku coba ke depan dan mobil; memang sedang keluar itu berdua. Awas saja ke hotel. Ah iya. Mungkin beli makanan. Hehehe. Dah ah. Mau mandi ama tiduran dulu. Itu baju ada bau amis anak pak boss.
Ngomong ² apa akal ya buat cari alasan biar bisa cerai sama Salim? Sialan emang. Ah biar saja. Untung blm ada anak. Badan masih bagus. Kok gua bisa terbuai ama rayuan Salim ya waktu itu? Memang mulut dia manis kayak madu dan licin bagaikan mentega. Gua akhirnya jatuh deh ke pelukan maut dia.
Dah mandi, langsung tidur. Nah kalau Rina tanya gua ke mana? Bilang nya apa ya? Cari kerja aja? Apa gmn ya? Arisan? Gak mungkin. Atau... ah udah lah. Bilang aja ada urusan. Wkwk. Dia juga gak tahu. Ah besok ketemu ama org yang sama lagi, anak pak bos. Sungguh deh. Frustrasi tapi demi duit mah.. ah.. biar burung kecil gak sampai sepanjang jari jempol aku, gampang keluar tapi demi 11 jt kali ini, ya relakan dah. Hehehe.
Dah ah. Mumpung tuh berdua sedang gak d sini, pakai geter² dulu deh. Hahaha. Nah pintu kunci dulu mending. Setelah itu, buka baju celana sampai tanpa busana dan... tongkat kebahagiaan aku. Brrrrrr
Nah gua dah kecanduan ama ini benda. Benda ini aku pakai ke anak pak bos tadi krna aku memberikan dia hukuman akibat tidak bisa memuaskan aku. Setelah dia crot, aku langsung nyalain ini benda dan benda ini mampu membuat dia berteriak minta ampun karena kepala burung itu masih sangat geli setelah ejakulasi. Hehehehe.
Anak pak boss kayaknya nurut banget sama aku. Aku suruh dia menggunakan lidah dia untuk membersihkan bibir bawah aku, dia lakukan. Kadang pernah aku memakaikan dia rantai anjing dan akh suruh dia merangkak; dia lakukan. Duh senangnya. Kalau dia jadi suami aku, aku perbudak dia dan uangnya aku sikat. Kalau bisa cari gigolo buat bersenang senang.
Habis mau gimana lagi? anak pak bos crot cepet bener. Kapan puas? Ama Salim? Nggak ah. Aku kemudian segera menyalakan benda itu dan....Ahhhh... enaknya... uhhh.... puting putar sana sini ahhh.. enaknya hmmmphhh. Remes dada sendiri enak ohhh ohhh...
Gairah birahi ini sudah aku tahan dan 5 menit saja aku sudah membuat lantai kotor. Aku harus membereskan semua ini. Aku harus berpakaian lagi dulu. Ah brengsek. Mereka sudah pulang. Untung saja cepet berpakaian. Bentar. Kok tuh dua ketawa tawa? Ah paling Salim lg usil ngeledek adek gua. Bah beres ini itu dulu dah.



Untung saja aku cepat dalam urusan beginian. Sekarang keluar aja ah. Berlagak bego. Eh tunggu. Nanti canggung. Mending diam saja di kamar. Lg membayangkan besok sama si burung kecil itu mau di hotel mana lagi ya? Tumben aja dapat bonus 1 jt. Seminggu cuci baut burung sampah gitu mah 70 jt. Wah enaknya. Hehehe.
Eh suek. Ngapain tuh Salim mau masuk...
"Iya bentar. Tunggu." Kataku.
"Kok dikunci? Ada apa?" Tanya dia.
"Ah nggak. Lg mau kunci saja. Ada makanan buat aku?" Tanyaku agak tinggi
"Ada. 1 doang tuh nasi goreng. Eh ngomong ngomong, kamu kok kasar banget tadi sama Rina? Itu aku yang belikan dan dia yang masak. Kenapa harus marah sih?" Tanya Salim ke aku.
"Berisik. Bukan urusan kamu!! Dah ah. Gua mau makan dulu. Bikin muak aja dah." Jawabku ke dia. Aku ke meja makan dan saat itu ada Rina di meja, dia langsung berdiri menghindari aku.
"Dek. Dedek. Tunggu bentar. Sini dek."
Apa mau dikata? Dia belum menghabiskan makanan dia tapi dia sudah lari ke kamar. Aku juga jadi sedih. Tak sepantasnya aku bersikap seperti itu. Ah sudahlah. Nanti juga membaik lg.
Aku mau tidak mau pergi membeli makanan di luar dengan memakai mobil. Lapar. Mau gmn lg? Ya udah. Pergi deh aku membeli makanan. Untung saja kamar sudah bersih tadi. Selama perjalanan, Aku merasa aneh tapi gimana ya... mau cerai sama Salim tapi kok gak mau dia main gila sama cewek lain? Lah aneh kan?
Memang aku dah gak tahan lagi sih sama Salim. Aku mau kemewahan. Semoga saja dengan melayani anak boss cuma², aku bisa jadi nyonya besar seperti impian aku sejak dulu. Wah... enaknya deh. Hehehe. Salim mah nanti aku harus cari alasan buat gugat dia. Sementara begini terus saja dulu sampai dia muak sama aku.
Ratna



Ah peduli setan ama mereka berdua. Aku ingin sekali merasakan kekayaan dan sialnya Salim itu tidak bisa memberikan uang yang banyak. Kenapa juga aku mau sama dia waktu itu? Aduh! Keputusan yang salah. Memang sih soal seks mah; dia bisa memuaskan aku tapi aku mau uang. Kepuasan mah bisa pakai tangan sendiri.
Aku mau jadi nyonya besar dan saat ini aku sedang menjadi peliharaan anak bos baja. Ganteng dan berduit. Hehehe. Salim mana tahu aku sering berduaan sama anak bos. Dia mau aku buka kaki mah, siap kapan saja. Memang kalau soal seks sih, dia kalah jauh sama Salim dan soal ukuran, Salim jauh lebih besar dan memuaskan.
Sekali dinikmati anak bos, dapat duit jajan 10 jt. Asik ini. Hahaha. Anak pak bos juga belum ada pasangan dan dia tahu aku istri orang saat ini statusnya. Sama-sama bego. Uang dia banyak; aku senang. Aku kira Salim gajinya bisa 100 jt per bulan tapi tidak demikian. Nasib. Maka dari itu, dia aku cuekin aja dengan harapan... aku diceraikan sama dia.
Dia cerai sama aku, tinggal minta anak pak boss aja melamar aku. Tinggal diajarkan saja kok cara gituan dengan baik dan benar. Hahaha. Biar saja. Asal dapat uang dan tas baru, gak puas saat begituan juga gpp. Sialan tuh Rina. Dah numpang tempat gua, main masak aja seenaknya. Eh tunggu bentar. Kayaknya dah berapa lama gua gak masak ya?
Ah sudahlah. Tadi habis dipakai sama anak pak bos. Hehehhe. 10 juta dah masuk. Enak bener. Biarin aja dah. Biar dia sekali main cuma 5 menit crot, gpp. Hehehe. Eh iya. Tadi kayaknya aku agak kelewatan ama Rina deh. Duh malu juga sih. Nyesel aku. Eh iya. Mana dia ya?
"Rina. Dedek. Sini dek. Dekk. Kamu di mana?" Aku berteriak tapi tidak ada tanggapan. Aku coba keluar dan aku tidak melihat mereka berdua. Penasaran, aku coba ke depan dan mobil; memang sedang keluar itu berdua. Awas saja ke hotel. Ah iya. Mungkin beli makanan. Hehehe. Dah ah. Mau mandi ama tiduran dulu. Itu baju ada bau amis anak pak boss.
Ngomong ² apa akal ya buat cari alasan biar bisa cerai sama Salim? Sialan emang. Ah biar saja. Untung blm ada anak. Badan masih bagus. Kok gua bisa terbuai ama rayuan Salim ya waktu itu? Memang mulut dia manis kayak madu dan licin bagaikan mentega. Gua akhirnya jatuh deh ke pelukan maut dia.
Dah mandi, langsung tidur. Nah kalau Rina tanya gua ke mana? Bilang nya apa ya? Cari kerja aja? Apa gmn ya? Arisan? Gak mungkin. Atau... ah udah lah. Bilang aja ada urusan. Wkwk. Dia juga gak tahu. Ah besok ketemu ama org yang sama lagi, anak pak bos. Sungguh deh. Frustrasi tapi demi duit mah.. ah.. biar burung kecil gak sampai sepanjang jari jempol aku, gampang keluar tapi demi 11 jt kali ini, ya relakan dah. Hehehe.
Dah ah. Mumpung tuh berdua sedang gak d sini, pakai geter² dulu deh. Hahaha. Nah pintu kunci dulu mending. Setelah itu, buka baju celana sampai tanpa busana dan... tongkat kebahagiaan aku. Brrrrrr
Nah gua dah kecanduan ama ini benda. Benda ini aku pakai ke anak pak bos tadi krna aku memberikan dia hukuman akibat tidak bisa memuaskan aku. Setelah dia crot, aku langsung nyalain ini benda dan benda ini mampu membuat dia berteriak minta ampun karena kepala burung itu masih sangat geli setelah ejakulasi. Hehehehe.
Anak pak boss kayaknya nurut banget sama aku. Aku suruh dia menggunakan lidah dia untuk membersihkan bibir bawah aku, dia lakukan. Kadang pernah aku memakaikan dia rantai anjing dan akh suruh dia merangkak; dia lakukan. Duh senangnya. Kalau dia jadi suami aku, aku perbudak dia dan uangnya aku sikat. Kalau bisa cari gigolo buat bersenang senang.
Habis mau gimana lagi? anak pak bos crot cepet bener. Kapan puas? Ama Salim? Nggak ah. Aku kemudian segera menyalakan benda itu dan....Ahhhh... enaknya... uhhh.... puting putar sana sini ahhh.. enaknya hmmmphhh. Remes dada sendiri enak ohhh ohhh...
Gairah birahi ini sudah aku tahan dan 5 menit saja aku sudah membuat lantai kotor. Aku harus membereskan semua ini. Aku harus berpakaian lagi dulu. Ah brengsek. Mereka sudah pulang. Untung saja cepet berpakaian. Bentar. Kok tuh dua ketawa tawa? Ah paling Salim lg usil ngeledek adek gua. Bah beres ini itu dulu dah.



Untung saja aku cepat dalam urusan beginian. Sekarang keluar aja ah. Berlagak bego. Eh tunggu. Nanti canggung. Mending diam saja di kamar. Lg membayangkan besok sama si burung kecil itu mau di hotel mana lagi ya? Tumben aja dapat bonus 1 jt. Seminggu cuci baut burung sampah gitu mah 70 jt. Wah enaknya. Hehehe.
Eh suek. Ngapain tuh Salim mau masuk...
"Iya bentar. Tunggu." Kataku.
"Kok dikunci? Ada apa?" Tanya dia.
"Ah nggak. Lg mau kunci saja. Ada makanan buat aku?" Tanyaku agak tinggi
"Ada. 1 doang tuh nasi goreng. Eh ngomong ngomong, kamu kok kasar banget tadi sama Rina? Itu aku yang belikan dan dia yang masak. Kenapa harus marah sih?" Tanya Salim ke aku.
"Berisik. Bukan urusan kamu!! Dah ah. Gua mau makan dulu. Bikin muak aja dah." Jawabku ke dia. Aku ke meja makan dan saat itu ada Rina di meja, dia langsung berdiri menghindari aku.
"Dek. Dedek. Tunggu bentar. Sini dek."
Apa mau dikata? Dia belum menghabiskan makanan dia tapi dia sudah lari ke kamar. Aku juga jadi sedih. Tak sepantasnya aku bersikap seperti itu. Ah sudahlah. Nanti juga membaik lg.
Aku mau tidak mau pergi membeli makanan di luar dengan memakai mobil. Lapar. Mau gmn lg? Ya udah. Pergi deh aku membeli makanan. Untung saja kamar sudah bersih tadi. Selama perjalanan, Aku merasa aneh tapi gimana ya... mau cerai sama Salim tapi kok gak mau dia main gila sama cewek lain? Lah aneh kan?
Memang aku dah gak tahan lagi sih sama Salim. Aku mau kemewahan. Semoga saja dengan melayani anak boss cuma², aku bisa jadi nyonya besar seperti impian aku sejak dulu. Wah... enaknya deh. Hehehe. Salim mah nanti aku harus cari alasan buat gugat dia. Sementara begini terus saja dulu sampai dia muak sama aku.
MFriza85 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup