Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Bantahan IDI usai Dituding Biang Kerok Dokter Spesialis Mandek
Bantahan IDI usai Dituding Biang Kerok Dokter Spesialis Mandek

Senin, 12 Des 2022 13:30 WIB


Ilustrasi dokter. (Foto: Getty Images/graphixel)

Jakarta - Belakangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) viral dituding menjadi biang kerok jumlah dokter spesialis mandek. IDI juga disebut-sebut melancarkan 'monopoli' yang diartikan memiliki wewenang seutuhnya dalam proses pendidikan hingga praktik kedokteran, dikaitkan dengan mereka adalah satu-satunya organisasi profesi dokter.

Beni Satria dari IDI jelas membantah tudingan tersebut. Ia menekankan IDI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi kedokteran malah memudahkan pemerintah dalam pengawasan profesi tenaga kesehatan.

''Profesi dokter ini istimewa karena kewenangan medisnya tadi ada kompetensi kedokteran atau medical kompetensi yang dibutuhkan profesi dokter bahkan disebutkan di situ memudahkan pemerintah,'' terang Beni dalam Forum Komunikasi Ikatan Dokter Indonesia yang disiarkan di YouTube, Minggu (11/12/2022).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan pertimbangan putusan MK nomor 88/PUU-XIII/2015 di poin 3.11.1. ''Dengan hanya satu wadah organisasi profesi untuk satu jenis tenaga kesehatan akan lebih memudahkan pemerintah untuk melaksanakan pengawasan terhadap profesi nakes,'' demikian sebut Beni, mengutip isi poin putusan MK.

Dalam kesempatan serupa, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Djohansjah Marzoeki juga meluruskan tudingan tersebut. Ia mengaku heran dengan sejumlah pihak yang menuding IDI adalah 'akar' masalah dari segala keruwetan izin dokter spesialis.

"Menurut saya, orang-orang yang mengatakan IDI itu sebagai superbody, memiliki konotasi yang jelek, seolah-olah IDI itu berkuasa dan bisa berlaku sewenang-wenang. Terlebih dianggap 'biang kerok', itu penghinaan," ujar Djohansjah.

"Dokter itu akademisi nomor satu, ilmuwan, jadi dokter bekerja atas prinsip-prinsip keilmuwan," ujarnya.

Adanya IDI, disebutnya memantau kompetensi kedokteran seorang dokter termasuk etik, IDI tidak berfokus pada kekuasaan. Dalam etika kedokteran, tentu yang bisa dan ideal mengawasinya dari hulu ke hilir adalah juga seorang dokter, bukan profesi lain seperti ekonom hingga politikus.

Dia mengklaim selama ini apa yang dilakukan IDI sudah terkontrol dengan baik. Sementara Beni kembali menegaskan pihak IDI hanya menjalankan amanah sesuai UU.

''Eksklusivitas kewenangan yang melekat pada IDI tidak dapat digambarkan sebagai sebuah bentuk monopoli. Sifat ekskul tersebut hanya sebatas menjalankan amanah undang undang untuk melakukan tindakan tertentu dan bukan untuk membangun kekuatan monopoli,'' pungkas dia.

https://health.detik.com/berita-deti...esialis-mandek
sorken
sorken memberi reputasi
1
1.8K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Tampilkan semua post
kampret.strezAvatar border
kampret.strez
#16
Jumlah sarjana di Indonesia saja hanya 8,79% dari total penduduk. Apalagi jumlah dokter spesialis yang persyaratannya harus sudah lulus sarjana dulu.

https://radarjogja.jawapos.com/pendi...ya-879-persen/

Indonesia itu kekurangan segalanya, kekurangan dokter, kekurangan peneliti, kekurangan programmer, kekurangan insinyur. Cuma yang dianggap paling urgent ya kebutuhan dokter ini, karena untuk menyelamatkan nyawa manusia.

https://id.berita.yahoo.com/telkom-s...103000056.html
https://www.republika.co.id/berita/r...tnam-dan-korea
https://voi.id/berita/132069/urusan-...ari-negara-g20
Diubah oleh kampret.strez 12-12-2022 12:27
jerryreality019
nurade247
nurade247 dan jerryreality019 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.