- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
...
![aymawishy](https://s.kaskus.id/user/avatar/2021/12/12/avatar11138712_5.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
![Kisah Seorang Pramugari (True Story)](https://s.kaskus.id/images/2022/11/13/11138712_202211130230500233.png)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
![](https://img.youtube.com/vi/P2s2LCFFACI/0.jpg)
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
![lifi1994](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/06/23/default.png)
![Nankendra](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/10/18/avatar2171039_1.gif)
![snf0989](https://s.kaskus.id/user/avatar/2018/05/16/avatar10214079_360.gif)
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
60.4K
Kutip
1K
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Stories from the Heart](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-51.png)
Stories from the Heart![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
31.7KThread•43.1KAnggota
Tampilkan semua post
![aymawishy](https://s.kaskus.id/user/avatar/2021/12/12/avatar11138712_5.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
aymawishy
#130
Part 35 - Ternyata...
Spoiler for Ternyata...:
“Rey…”, rintihku.
“Iya, Nes..”, jawab Rey lembut.
Aku memicingkan mataku karena cahaya lampu yang menyorot tepat di atasku.
“Kamu udah bangun?”, tanya Rey sembari mengambil waslap basah yang berada di keningku.
Aku terdiam! Berusaha memahami akan apa yang sebenarnya terjadi.
‘Oke, aku sekarang lagi di ruang tamu. Bukan di kamar Rey!’, bathinku.
“Kamu mimpi serem ya, hm?”, tanyanya lagi.
‘Untuk menyatukan kembali nyawaku, aku harus duduk!’, bathinku lagi.
Aku pun perlahan mengubah posisiku untuk segera duduk. Ku lihat Rey yang tengah bersila di lantai sedang menatapku.
“Rey..”, panggilku.
Rey meresponsnya dengan menggenggam erat tanganku.
“Daritadi aku tidur?”, tanyaku ragu.
“Entah kamu tidur entah kamu pingsan, Nes.”, jawabnya.
“Sejak kapan? Dan berapa lama??”, aku kembali bertanya untuk sekedar memastikan bagian mana yang nyata dan bagian mana yang hanya mimpi belaka.
“Sejak kita saling diem-dieman setelah aku marahin kamu… Hm sekitar sejam-an..!”
‘Hufh!! Syukurlah! Ternyata semua itu hanya mimpi!’, bathinku girang.
“Saat kamu pingsan, badan kamu demam Nes. Selama itu juga kamu merin..”, aku segera membungkam Rey agar tak melanjutkan ucapannya, sebab hal itu mengingatkanku pada mimpiku yang jujur aku malu sendiri dibuatnya.
“Hm aku gapapa kog Rey! Yaudah kamu tidur gih, aku balik ke kamar ya..”
“Nggak mau!”
“Hmm?”
“Sebenernya hari ini aku kecewa banget sama kamu.. tapi ngeliat kamu pingsan dan tiba-tiba demam, aku jadi merasa bersalah.”
Kami terdiam kemudian.
“Maaf ya Nes, untuk semua perkataanku juga sikapku yang sudah nyakitin kamu hari ini.”, lanjutnya.
“Iyaa, sama-sama yaa Rey. Maafin aku juga udah ngebiarin Dani cium pipi aku dan ngenalin kamu sebagai temen aku ke dia. Pasti tadi kamu kecewa karena ngerasa ga dianggep ya?”
“Ya, gitu deh.”
“Kamu tau ga, Rey?”, tanyaku sembari menyuruh Rey untuk duduk di sebelahku. Kali ini nyawaku sepertinya udah mulai menyatu seutuhnya.
“Tau apa?”, kini Rey telah duduk di sampingku.
“Dani itu sebenernya gay.”
“Hah?!”
“Hehehe! Jadi pernah ada cerita dari temen SMAku. Ceritanya, temen aku ini ketemu Dani gitu di acara kondangan, kebetulan saat itu, dia ngajak pacarnya. Nah, Dani ya gitu, nyapa temenku dengan cipika-cipiki juga. Katanya sih, dia emang sengaja bikin pacar yang dicipika-cipiki ini cemburu terus berantem dan putus!”
“Serius??”
“Serius!! Nah terus, saat temenku ngenalin pacarnya ke Dani, eh Dani malah juga mau cipika-cipikiin pacar temenku itu! Untungnya, pacarnya langsung ngedorong Dani gitu terus ngata-ngatain Dani sampe Daninya langsung pergi.”
“Malu pasti dianya!”
“Nah kayanya sih yaa! Jadilah berita heboh itu nyebar gitu ke alumni SMAku. Itulah kenapa tadi aku ga ngenalin kamu sebagai pacarku!!”
“Karena takut akunya dicipika-cipiki sama dia?”
“Iya! Emang kamu mau?”
“Enggak lah, enak aja!!”, kata Rey menoyor kepalaku pelan.
“Tapi apa motif dia mau cipika-cipikiin pacar temen kamu ya?”, tanya Rey.
“Hm pertanyaan ini butuh jawaban cepet ga kira-kira?”
“Maksudnya?”
“Yaa kalau butuh jawaban cepet, aku telpon nih Daninya!!”
“Dih malah bercanda kamunya!!”, jawab Rey yang malah narik idungku.
“Tapi Nes, jangan pernah percaya sama cowo yang ngaku gaydan semacamnya!”
“Kenapa gitu?”
“Ya khawatirnya itu cara dia aja untuk bisa melakukan sesuatu yang ga sepantasnya. Misal nih, ada cowo yang deket banget dengan cewe, karena cowo ini ngaku sebagai gay, lalu, si cewenya ini percaya-percaya aja dan malah terbiasa buka baju di depan tuh cowo. Nah kita kan ga pernah tau ya tuh cowonya beneran gay atau engga!”
“Oh iya juga ya! Aku ga kepikiran sampe kesana..”, celetukku.
“Nanti kalau kamu udah jadi FA dan mulai aktif terbang, bakal banyak nemuin cowo kaya gitu. Jadi hati-hati ya..”
“Iya…”
“Sumpah jadi kesel aku sama si Dani itu!”
“Keselnya sama Dani, akunya yang didiemin dan diketusin seharian!!”, godaku.
“Bisa lebih hati-hati ga kamu??”, aku mulai mem-impersonating Rey.
“Dia kan emang ga peduli sama dirinya sendiri!!”, godaku lagi.
“Nes, udah ah!!”, ujar Rey senyum-senyum menahan malu.
“Kamu serem kalau lagi marah!!”, kataku setelahnya yang kali ini dengan nada lebih manja dan pura-pura manyun.
“Hehehe maafin ya sayaang..”
“Janji ya, meski nanti aku buat kamu marah lagi, jangan diemin dan nyuekin aku kaya tadi??”
“Dih, jadi kamu ada niat buat bikin aku marah lagi??”
“Yaa sapa tau kan kita ga pernah tau!!”, jawabku.
“Hahaha.. iya deh janji ga diemin dan nyuekin kamu lagi!”, ujar Rey yang kini sedang membolak-balikkan telapak tangannya di keningku.
“Masih demam ga?”, tanyaku.
“Kamu rasanya gimana?”
“Ga gimana-gimana sih..”
“Berarti udah sembuh!”, jawab Rey terlihat seperti sedang ngecein aku.
“Kenapa jadi gitu wajahmu?”, tegurku.
“Nes!”, Rey berbisik.
“Hmm?”
“Tadi kamu mimpi apa?”
“Hmm?”
“Tadi kamu mimpi apa?”, bisik Rey lagi mengulang pertanyaan yang sama.
“Aku lupa. Kenapa emang?”
“Mau tau ga?”, bisiknya lagi.
“Mau tau apaan?”
“Tadi saat aku ngompresin kamu, kamu tuh seperti lagi mendesah dan merintih sambil manggilin aku!”, Rey membisikkan kata demi kata dengan sangat pelan!
“Serius?”, aku sedikit berteriak! Sedang Rey menahan senyumnya sembari mengangguk-nganggukkan kepalanya.
“Meski kamu ga cerita, tapi aku tau apa yang ada dalam mimpi kamu!!”, bisiknya lagi makin menggodaku.
“Apa emang??”, tantangku.
“Ini kan?”, tanya Rey setelah mengecup bibirku sebentar.
“Dan.. kalau dari yang aku dengar, kayanya sih lebih dari ini kan?”
Sontak aku berdiri dan segera berlari meninggalkan Rey seorang diri!
Sumpah, aku benar-benar malu!
Setibanya aku di kamar, aku segera mengecek ponselku yang berada di bawah bantal. Dan benar, saat aku mengeceknya, ada pesan masuk dari Rey!
// 23.47 Rey : Hahaha.. //
// 23.48 Anes : Ga lucu!! //
// 23.49 Rey : Emang aku ga lucu. Kan yang lucu kamu
//
// 23.50 Anes : Dah ah aku mau tidur! Nanti harus bangun jam tiga!! //
// 23.50 Rey : Tapi aku masih kangen! //
// 23.51 Anes : Kangen-kangen, ga inget apa seharian tadi nyuekin aku? //
// 23.52 Rey : Hahaha!! Tapi kan yang penting akunya masih tetep merhatiin kamu.. //
// 00.01 Rey : Nes, udah tidur ya? //
// 00.07 Rey : Nes, besok aku pengen ngomong sesuatu.. //
// 00.10 Rey : Apapun yang akan kamu ketahui besok, please jangan pernah buat rasamu ke aku berubah ya.. //
“Iya, Nes..”, jawab Rey lembut.
Aku memicingkan mataku karena cahaya lampu yang menyorot tepat di atasku.
“Kamu udah bangun?”, tanya Rey sembari mengambil waslap basah yang berada di keningku.
Aku terdiam! Berusaha memahami akan apa yang sebenarnya terjadi.
‘Oke, aku sekarang lagi di ruang tamu. Bukan di kamar Rey!’, bathinku.
“Kamu mimpi serem ya, hm?”, tanyanya lagi.
‘Untuk menyatukan kembali nyawaku, aku harus duduk!’, bathinku lagi.
Aku pun perlahan mengubah posisiku untuk segera duduk. Ku lihat Rey yang tengah bersila di lantai sedang menatapku.
“Rey..”, panggilku.
Rey meresponsnya dengan menggenggam erat tanganku.
“Daritadi aku tidur?”, tanyaku ragu.
“Entah kamu tidur entah kamu pingsan, Nes.”, jawabnya.
“Sejak kapan? Dan berapa lama??”, aku kembali bertanya untuk sekedar memastikan bagian mana yang nyata dan bagian mana yang hanya mimpi belaka.
“Sejak kita saling diem-dieman setelah aku marahin kamu… Hm sekitar sejam-an..!”
‘Hufh!! Syukurlah! Ternyata semua itu hanya mimpi!’, bathinku girang.
“Saat kamu pingsan, badan kamu demam Nes. Selama itu juga kamu merin..”, aku segera membungkam Rey agar tak melanjutkan ucapannya, sebab hal itu mengingatkanku pada mimpiku yang jujur aku malu sendiri dibuatnya.
“Hm aku gapapa kog Rey! Yaudah kamu tidur gih, aku balik ke kamar ya..”
“Nggak mau!”
“Hmm?”
“Sebenernya hari ini aku kecewa banget sama kamu.. tapi ngeliat kamu pingsan dan tiba-tiba demam, aku jadi merasa bersalah.”
Kami terdiam kemudian.
“Maaf ya Nes, untuk semua perkataanku juga sikapku yang sudah nyakitin kamu hari ini.”, lanjutnya.
“Iyaa, sama-sama yaa Rey. Maafin aku juga udah ngebiarin Dani cium pipi aku dan ngenalin kamu sebagai temen aku ke dia. Pasti tadi kamu kecewa karena ngerasa ga dianggep ya?”
“Ya, gitu deh.”
“Kamu tau ga, Rey?”, tanyaku sembari menyuruh Rey untuk duduk di sebelahku. Kali ini nyawaku sepertinya udah mulai menyatu seutuhnya.
“Tau apa?”, kini Rey telah duduk di sampingku.
“Dani itu sebenernya gay.”
“Hah?!”
“Hehehe! Jadi pernah ada cerita dari temen SMAku. Ceritanya, temen aku ini ketemu Dani gitu di acara kondangan, kebetulan saat itu, dia ngajak pacarnya. Nah, Dani ya gitu, nyapa temenku dengan cipika-cipiki juga. Katanya sih, dia emang sengaja bikin pacar yang dicipika-cipiki ini cemburu terus berantem dan putus!”
“Serius??”
“Serius!! Nah terus, saat temenku ngenalin pacarnya ke Dani, eh Dani malah juga mau cipika-cipikiin pacar temenku itu! Untungnya, pacarnya langsung ngedorong Dani gitu terus ngata-ngatain Dani sampe Daninya langsung pergi.”
“Malu pasti dianya!”
“Nah kayanya sih yaa! Jadilah berita heboh itu nyebar gitu ke alumni SMAku. Itulah kenapa tadi aku ga ngenalin kamu sebagai pacarku!!”
“Karena takut akunya dicipika-cipiki sama dia?”
“Iya! Emang kamu mau?”
“Enggak lah, enak aja!!”, kata Rey menoyor kepalaku pelan.
“Tapi apa motif dia mau cipika-cipikiin pacar temen kamu ya?”, tanya Rey.
“Hm pertanyaan ini butuh jawaban cepet ga kira-kira?”
“Maksudnya?”
“Yaa kalau butuh jawaban cepet, aku telpon nih Daninya!!”
“Dih malah bercanda kamunya!!”, jawab Rey yang malah narik idungku.
“Tapi Nes, jangan pernah percaya sama cowo yang ngaku gaydan semacamnya!”
“Kenapa gitu?”
“Ya khawatirnya itu cara dia aja untuk bisa melakukan sesuatu yang ga sepantasnya. Misal nih, ada cowo yang deket banget dengan cewe, karena cowo ini ngaku sebagai gay, lalu, si cewenya ini percaya-percaya aja dan malah terbiasa buka baju di depan tuh cowo. Nah kita kan ga pernah tau ya tuh cowonya beneran gay atau engga!”
“Oh iya juga ya! Aku ga kepikiran sampe kesana..”, celetukku.
“Nanti kalau kamu udah jadi FA dan mulai aktif terbang, bakal banyak nemuin cowo kaya gitu. Jadi hati-hati ya..”
“Iya…”
“Sumpah jadi kesel aku sama si Dani itu!”
“Keselnya sama Dani, akunya yang didiemin dan diketusin seharian!!”, godaku.
“Bisa lebih hati-hati ga kamu??”, aku mulai mem-impersonating Rey.
“Dia kan emang ga peduli sama dirinya sendiri!!”, godaku lagi.
“Nes, udah ah!!”, ujar Rey senyum-senyum menahan malu.
“Kamu serem kalau lagi marah!!”, kataku setelahnya yang kali ini dengan nada lebih manja dan pura-pura manyun.
“Hehehe maafin ya sayaang..”
“Janji ya, meski nanti aku buat kamu marah lagi, jangan diemin dan nyuekin aku kaya tadi??”
“Dih, jadi kamu ada niat buat bikin aku marah lagi??”
“Yaa sapa tau kan kita ga pernah tau!!”, jawabku.
“Hahaha.. iya deh janji ga diemin dan nyuekin kamu lagi!”, ujar Rey yang kini sedang membolak-balikkan telapak tangannya di keningku.
“Masih demam ga?”, tanyaku.
“Kamu rasanya gimana?”
“Ga gimana-gimana sih..”
“Berarti udah sembuh!”, jawab Rey terlihat seperti sedang ngecein aku.
“Kenapa jadi gitu wajahmu?”, tegurku.
“Nes!”, Rey berbisik.
“Hmm?”
“Tadi kamu mimpi apa?”
“Hmm?”
“Tadi kamu mimpi apa?”, bisik Rey lagi mengulang pertanyaan yang sama.
“Aku lupa. Kenapa emang?”
“Mau tau ga?”, bisiknya lagi.
“Mau tau apaan?”
“Tadi saat aku ngompresin kamu, kamu tuh seperti lagi mendesah dan merintih sambil manggilin aku!”, Rey membisikkan kata demi kata dengan sangat pelan!
“Serius?”, aku sedikit berteriak! Sedang Rey menahan senyumnya sembari mengangguk-nganggukkan kepalanya.
“Meski kamu ga cerita, tapi aku tau apa yang ada dalam mimpi kamu!!”, bisiknya lagi makin menggodaku.
“Apa emang??”, tantangku.
“Ini kan?”, tanya Rey setelah mengecup bibirku sebentar.
“Dan.. kalau dari yang aku dengar, kayanya sih lebih dari ini kan?”
Sontak aku berdiri dan segera berlari meninggalkan Rey seorang diri!
Sumpah, aku benar-benar malu!
Setibanya aku di kamar, aku segera mengecek ponselku yang berada di bawah bantal. Dan benar, saat aku mengeceknya, ada pesan masuk dari Rey!
// 23.47 Rey : Hahaha.. //
// 23.48 Anes : Ga lucu!! //
// 23.49 Rey : Emang aku ga lucu. Kan yang lucu kamu
![Stick Out Tongue emoticon-Stick Out Tongue](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/6.gif)
// 23.50 Anes : Dah ah aku mau tidur! Nanti harus bangun jam tiga!! //
// 23.50 Rey : Tapi aku masih kangen! //
// 23.51 Anes : Kangen-kangen, ga inget apa seharian tadi nyuekin aku? //
// 23.52 Rey : Hahaha!! Tapi kan yang penting akunya masih tetep merhatiin kamu.. //
// 00.01 Rey : Nes, udah tidur ya? //
// 00.07 Rey : Nes, besok aku pengen ngomong sesuatu.. //
// 00.10 Rey : Apapun yang akan kamu ketahui besok, please jangan pernah buat rasamu ke aku berubah ya.. //
Quote:
Rey’s POV
// 23.51 Anes : Kangen-kangen, ga inget apa seharian tadi nyuekin aku? //
// 23.52 Rey : Hahaha!! Tapi kan yang penting akunya masih tetep merhatiin kamu.. //
// 00.01 Rey : Nes, udah tidur ya? //
// 00.07 Rey : You deleted this message. //
// 00.10 Rey : You deleted this message.//
// 23.51 Anes : Kangen-kangen, ga inget apa seharian tadi nyuekin aku? //
// 23.52 Rey : Hahaha!! Tapi kan yang penting akunya masih tetep merhatiin kamu.. //
// 00.01 Rey : Nes, udah tidur ya? //
// 00.07 Rey : You deleted this message. //
// 00.10 Rey : You deleted this message.//
Quote:
Anes’s POV
// 23.51 Anes : Kangen-kangen, ga inget apa seharian tadi nyuekin aku? //
// 23.52 Rey : Hahaha!! Tapi kan yang penting akunya masih tetep merhatiin kamu.. //
// 00.01 Rey : Nes, udah tidur ya? //
// 00.07 Rey : This message was deleted. //
// 00.10 Rey : This message was deleted. //
// 23.51 Anes : Kangen-kangen, ga inget apa seharian tadi nyuekin aku? //
// 23.52 Rey : Hahaha!! Tapi kan yang penting akunya masih tetep merhatiin kamu.. //
// 00.01 Rey : Nes, udah tidur ya? //
// 00.07 Rey : This message was deleted. //
// 00.10 Rey : This message was deleted. //
![](https://img.youtube.com/vi/fTc5tuEn6_U/0.jpg)
![baccu](https://s.kaskus.id/user/avatar/2011/10/19/avatar3549148_39.gif)
![nomorelies](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/12/12/avatar7457792_2.gif)
![delet3](https://s.kaskus.id/user/avatar/2015/10/18/avatar8286249_1.gif)
delet3 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas
Tutup