Sepulangku dari interview kerja, aku melihat ada mobil MPV terparkir di halaman Rumah Philla. “Mungkin itu saudara-saudara Philla sedang berkunjung” pikirku. Sesampainya di rumah, aku langsung mandi karena Fati mengajakku untuk hangout bersama teman-temannya.

Kemudian aku jemput ke rumah Fati, bertemu ayahnya berbincang sebentar, lalu berpamitan seperti sebelumnya. Kali ini kami keluar untuk mengunjungi pameran buku. Kami berdua pergi ke tempat pameran buku diadakan, bertemu teman-teman Fati dan berjalan-jalan bersama.

Setelah itu kami makan malam bersama di warung pinggir jalan. Terjadi percakapan saat kami menunggu sate ayam yang kami pesan.
Lando,“Ini Sena dan Fati yang mau traktir kita semua?”

Aku, “Kenapa mesti aku?”

Lando, “Ya kalian yang baru jadian, kaya semacam syukuran pasangan baru gitu”

“Iya bener tuh kata Lando” kata Arin menimpali

Fati, “Eh kalian itu loh, Sena kan masih nganggur, udahlah biar aku aja yang bayarin kalian”
Mendengar perkataan Fati, sumpah perasaanku nggak enak banget. Pertama aku malu sama teman-teman Fati yang akhirnya tahu bahwa aku nganggur. Kedua, Fati cewe, masa yang bayarin cewe gitu?

Rama, “Masih nganggur Ken?”

Aku, “Iya” sambil tersenyum malu

Rama, “S1 kan? ditempatku buka lowongan S1 segala jurusan tuh, kamu mau? Kalo mau nanti infonya aku kasih deh”

Fati, “Pasti mau kok”

Rama, “Yaudah besok ku WA aja gimana info lengkapnya, aku juga nggak hapal gimana detilnya”
Setelah itu kami lanjutkan obrolan, kami makan makanan yang kami pesan. Fati membayar makanan lalu kami saling berpamitan untuk pulang. Aku mengantarkan Fati ke rumahnya dan sampai di rumahku sekitar jam 9 lebih. Mama menyambut kedanganku, beliau membukakan pintu saat aku datang. Ku parkir motor di bagasi lalu aku masuk ke rumah. Saat aku melewati pintu rumah, mama yang ada di dekatku berkata,
“Dari mana aja Sen?”

Aku, “Biasa mah jalan-jalan sama Fati”

Aku ke belakang untuk menyuci kaki tangak kemudian masuk kamar untuk mengganti pakaianku. Tepat setelah aku selesai berganti pakaian, mama mengetuk pintu kamarku yang teadinya sempat terkunci. Aku buka pintu kamarku.
Mama, “Sen, gimana nyari kerjanya udah ada yang berhasil?”

Aku berjalan mudur untuk duduk di atas kasur dan kemudia berkata, “Belum kayanya deh mah”

Mama, “Cepetan dapet kerja ya nak, biar bisa nyusul Philla”

“Nyusul Philla gimana?” aku bertanya karena aku tidak tahu apa yang mama maksud

“Kamu belum diberitahu Philla?” kata mama

Aku, “Diberitahu apa mah?”

Mama, “Philla dijodohkan sama orang tuanya, tadi keluarga si pria yang mau dijodohkan ke sini”