Bagi Agan dan Sista yang tinggal di sekitar Jogja dan Purwokerto, dan sering menggunakan transportasi bus; mungkin sebagian dari kalian pasti lebih familiar dengan nama Efisiensi. PO Efisiensi biasa mengisi kelas Patas dengan armada terbarunya, tapi jauh sebelum Efisiensi hadir; bus Patas di jalur Jogja-Purwokerto dikuasai oleh PO Raharja.

Untuk Agan dan Sista yang mengalami masa remaja di akhir 90-an sampai awal 2000-an dan kebetulan berdomisili di Jogja atau Purwokerto, kalian tentu tak asing dengan nama Raharja. Bus ini pernah menjadi Primadona di kelas Patas AC untuk trayek Jogja-Purwokerto. Tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya PO ini berdiri, tapi untuk garasinya ada di Kulonprogo, Yogyakarta. Sayangnya tidak banyak cerita yang bisa ditelusuri dari PO ini. Jika Agan dan Sista ingin menambahkan cerita sejarah PO Raharja, silakan nanti berkomentar di bawah

Lanjut ke cerita PO Raharja, bus ini memiliki livery gambar kuda, yang menjadi ciri khasnya dengan corak warna gradasi hijau dan kuning serta huruf R besar pada bodinya. Raharja sendiri punya makna kejayaan atau kenyamanan. Pada masanya PO Raharja banyak memakai bus dengan chassis Hino dan Mitsubishi. Untuk tarif Jogja-Purwokerto waktu itu sekitar Rp 45 ribu dan sudah mendapatkan sebotol Fanta.



Seperti judul tulisan kali ini, Raharja sendiri bangkrut gara-gara sang owner (pemilik)terjun ke dunia politik, perkenalan sang owner dengan pejabat pemerintah membuatnya ikut menjadi tim sukses dari seorang calon bupati di Banjarnegara. Konon sang calon bupati itu tidak terpilih, sehingga membuat para sponsor yang mendukungnya rugi.

Selain tercebur ke dunia politik, kehancuran PO Raharja juga dimulai saat sang owner justru fokus pada bisnis kayu, sehingga armada busnya tak terawat dan telat peremajaan. Usaha kayunya ada di Jalan Wates Km 9, Gamping. Atau tepat di depan Perumahan Grand Mutiara. Bangunan tersebut kini terbengkalai dan sudah tidak beroperasi lagi.

PO Raharja pun kemudian ditinggalkan penumpang, karena armada bus yang tidak segera diganti dengan yang baru, hal itu diperparah dengan munculnya para pendatang baru. Pada akhirnya PO Raharja menjual 13 trayek bus Patas Jogja-Purwokerto kepada PO Efisiensi (pada 2009), yang berasal dari Kebumen. Sebelum PO Efisiensi, beberapa PO juga sempat meneruskan trayek Patas Jogja-Purwokerto, yakni PO Teguh Muda (2006-2008) dan PO Sumber Alam (2009), tapi mereka tak bertahan lama.



Mempertahankan memang lebih sulit daripada meraihnya, hal itu pun dialami owner PO Raharja. Seandainya dia mau fokus pada bisnis bus, pasti PO Raharja masih akan eksis sampai sekarang, pasalnya jalur Jogja-Purwokerto sendiri cukup potensial untuk usaha transportasi bus. Pada masanya Raharja juga sempat membuka trayek Jakarta-Jogja via Temanggung, tapi itu pun tak bertahan lama.

Sekitar tahun 2018, hanya ada 4 unit yang tersisa, dan menjelang masa new normal setelah pandemi. Masih tersisa satu unit bus terakhir, dengan warna hitam. Entah bagaimana nasibnya sekarang, karena sudah jarang terlihat di terminal Giwangan.

Dan bagi Agan atau Sista yang pernah punya kenangan dengan PO Raharja, silakan nanti berkomentar di bawah. Sampai jumpa





Referensi Tulisan: duniabis.com
Sumber Foto: Facebook & duniabis.com