Usai menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, kritikan terhadap Anies Baswedan bukannya menurun. Keputusannya menerima dinoabtkan Partai Nasdem sebagai calon presiden partai tersebut untuk Pilpres 2024 mendatang turut menjadi pemicu eskalasi kritikan terhadapnya tetap tinggi. Tudingan terhadap Anies Baswedan dengan framing politik identitas pun menjadi salah satu yang paling gencar disematkan para pengkritik, buzzer, hingga pembenci.

Isu tersebut pula yang dipertanyakan tokoh agama Kristen Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Sumatera Utara (Sumut), Pertanyaan itu tokoh PGI sampaikan kepada Anies Baswedan saat temu ramah, Minggu (6/11/2022).

Anies menjawab, pihak yang menuduh dia melakukan politik identitas seperti saat kemenangannya sebagai Gubernur DKI yang lalu harus bisa membawa bukti-bukti.

"Yang mengatakan itu adalah politik identitas, dia yang harus memberikan bukti, bukan yang disangka yang harus berikan bukti. Yang memberikan tudingan harus membawa bukti. Kalau tidak bisa membawa bukti, maka tudingannya batal demi akal sehat,” ucap Anies di hadapan pemuka PGI Sumut.

Melansir kanal Youtube Dapur Ngeh, Rabu (9/11/2022), Anies menambahkan, selama menjabat sebagai Gubernur DKI, dia telah melakukan pekerjaan berkeadilan.

“Ini yang sering saya lakukan, saya tidak mau menjawab dengan ya atau tidak, nggak usah. Bapak lihat-lihat saja apa yang dikerjakan di Jakarta. Saya jamin, yang dikerjakan di Jakarta membawa prinsip keadilan dan kesetaraan untuk semuanya,” ungkapnya di hadapan pendeta PGI Sumut.

Anies mengatakan tidak meminta agar orang menyukainya, namun melihat fakta yang ada sebelum percaya atau tidak setuju dengan tudingan itu.

“Saya tidak minta disukai, saya tidak minta didukung. Saya hanya minta bapak-ibu sekalian gunakan fakta dalam menilai apa yang sudah dikerjakan. Sesudah itu, kesimpuan dan pilihan ada pada bapak-ibu, pilihan untuk menyetujui yang dikatakan orang atau mengoreksi apa yang dikatakan orang,” kata dia lagi.

Anies menambahkan, selain tudingan politik identitas, banyak pelabelan negatif terhadap dia.

“Label kami itu banyak sekali. Karena itu saya nggak mau jawab. Kenapa, buat apa pula direspons? Saya Anies Baswedan yang sedang bertugas sebagai gubernur DKI Jakarta. Saya gunakan kewenangan itu menjalankan perintah konstitusi, menjalankan akal sehat, dan mementingkan kepentingan orang banyak, khususnya yang lemah. Itu pegangan saya di Jakarta. Mau dikasih label apapun, tidak terlalu menjadi khawatir,” ungkapnya.

Sekadar informasi, tudingan anies menggunakan politik identitas mengemuka setelah memenangkan pemilihan gubernur DKI periode 2017-2022 dengan rival Basuki Tjahaja Purnama yang merupakan petahana yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat. Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno memenangkan pilgub DKI dan menjadi gubernur DKI ke 17.