- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.7K
Kutip
565
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•43KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#269
Chapter 166
Quote:
Troy muncul dengan percaya diri, di tengah medan pertarungan yang dibuat sendiri olehnya. Anggota skuad 9 yang lain masih bertarung melawan dengan monster Beaters dibantu oleh pasukan Unit-1 saling bahu membahu melewati malam yang panjang ini. Serangan awal sebagai tanda tantangan telah dilakukan oleh Troy, kapten Sabrina sama sekali tidak kelihatan takut ataupun bergetar. Meskipun menurut info orang didepannya ini berasal dari Golden Clan.
“Jadi---,” anggota skuad 9 yang lain melihat Troy turun dan tanpa perintah kaptennya langsung menyerang Troy. “hei, aku belum selesai berbicara,” Troy mengeluarkan pedang cahayanya, gerakannya yang cepat menebas leher anggota skuad 9 yang tiba-tiba menyerangnya. Pedang cahaya itu menembus leher, lalu sebuah api besar muncul dan membakarnya.
“Cih!” kapten Sabrina menghilangkan kawat berdurinya, menyisakan cambuknya saja. Lalu menarik anggotanya itu dengan cepat. Melilitkan cambuknya ke leher anggotanya untuk memadam api, caranya berhasil. “hei! Tolong evakuasi temanmu ini,” pintanya kepada anggota yang lain yang segera datang.
“Maafkan aku kapten,” ucap anggotanya dengan terbata-bata, merasakan sakit dari luka bakar, beruntung bajunya melindunginya, jika tidak maka kepalanya akan kebingungan mencari jalan pulang sendiri.
“Prioritaskan untuk menghabisi Beaters terlebih dahulu dan pelindungan terhadap warga, aku akan memberi tahu ketua tim Unit-1 melalui jalur komunikasi. Kalian boleh membantu jika semua urusan sudah selesai,” perintah Kapten Sabrina kepada anggotanya, yang kemudian dimengerti sambil membawa rekan yang terluka menjauh.
Troy memuji sekali lagi sikap kapten Sabrina dengan lebih mementingkan keselamatan orang lain dibandingkan keselamatan dirinya sendiri. Selain memiliki parah yang cantik meski tertutup kaca dari helm yang digunakan, kapten Sabrina juga memiliki pribadi yang baik di dalam. Troy maju terlebih dahulu, gerakannya tidak secepat sewaktu melawan kapten Julian.
Pedang cahayanya beradu dengan cambuk kawat milik kapten Sabrina, aliran listrik yang muncul membuat pedangnya tidak menembus.
“Menurut laporan dari kapten Julian, pedang cahaya milik musuh memiliki kelemahan dengan benda yang memiliki unsur cahaya. Jadi selama cambuk kawatku memiliki listrik, aku bisa menahan serangan pedangnya,” ucap kapten Sabrina sambil terus menahan gempuran dari Troy.
“Untuk seorang wanita, kau cukup tangguh. Jika wanita biasa, tubuhnya akan terpental jika menahan serangan pedangku,” ucap Troy.
“Eh?” sosok Troy tiba-tiba menghilang, dan tiba-tiba helm pelindung kapten Sabrina terlepas.
“kau!” mencoba mencambuk Troy, tapi dengan entengnya cambuk itu malah dipegangnya.
“Nah kalau begini kan lebih terlihat cantiknya,” dengan nada menyindir, tiba-tiba cambuk kawat yang dipegangnya mengeluarkan kejutan listrik bertegangan tinggi. Tubuh Troy bercahaya, “hm, jika benda ini mengenai monster rendahan maka selnya bakal terganggu fokusnya, lumanyan,” lalu mulai berkata aneh, “apa kau tidak penasaran bagaimana caraku mengumpulkan begitu banyak monster di tempat ini?” tanyanya dengan santai.
“Jadi memang kau pelakunya,“ ucap kapten Sabrina marah.
“Kau mungkin paham, jika Beaters itu lahir dari memakan jasad kan?”
“Apa!” kapten Sabrina tidak ingin membayangkannya meskipun sudah tahu. “tak akan kumaafkan!” cambuk satu lagi melilit lehernya, menambah kejutan listriknya. Tetapi Troy nampak baik-baik saja.
Lilitan cambuk kawat yang tadinya hanya melilit tangan dan juga leher Troy kini mulai berjalan dan perlahan mulai melilit seluruh tubuhnya. Troy hanya diam saja tidak melawan, sikapnya itu seperti merendahkan kapten Sabrina. Malah membuat salah satu kapten perempuan di BASS itu semakin marah, menambah kejutan listriknya mencapai maksimal, padahal baju tempur yang dipakainya masih contoh, belum disempurnakan.
Cahaya biru pun menerangi malam yang suram, mencuri perhatian anggota BASS maupun Unit-1 yang masih sibuk melawan monster Beaters. Bahkan ada anggotanya yang yakin bahwa orang yang terjebak di dalam lilitan listrik bertegangan sangat tinggi itu tidak akan selamat sekalipun dari tingkatan Beaters yang tinggi.
“Kau harus menanggung akibatnya!” ucap kapten Sabrina.
Namun, lilitan itu tiba-tiba terbakar hebat dan mulai pecah menyebar ke segala penjuru. Muncul dari dalam monster Beaters berwarna emas menyilaukan. Troy sudah berubah menggunakan mode bertempurnya, bukan mode natural seperti monster rendahan yang sedang dilawan oleh BASS dan juga Unit-1.
“Kekuatan apa ini?” ucap salah anggota BASS menyadari bahwa sensornya memperlihatkan peta kekuatan yang dahsyat.
Kapten Sabrina langsung membuat pelindung kepalanya kembali, sedangkan cambuknya yang terbakar masih dalam proses pembentukan kembali. “Kekuatannya….,” terkejut sendiri ketika sensor di layar kacanya menunjukan sesuatu yang sangat kuat.
Tanpa membuang-buang waktu, Troy mengeluarkan ratusan pedang cahaya berukuran kecil. Lalu pedang-pedang itu langsung memburu anggota BASS ataupun Unit-1 yang sedang melakukan aksinya. Satu persatu pedang cahaya itu menembus tubuh yang dilapisi oleh baju tempur masing-masing pasukan. Api mulai bermunculan, para pasukan tidak berdaya khususnya pasukan Unit-1 yang hanya dilapisi oleh baju tempur biasa, sedangkan anggota BASS lebih beruntung karena sel buatan di baju tempur mereka membantu untuk memadamkan api. Tetap saja pemandangan ini begitu mengerikan bagi kapten Sabrina.
“Hentikan!” kapten Sabrina bergerak menuju ke arah Troy berdiri tegak didepannya. “kubilang hentikan!” cambuknya belum terbentuk sempurna karena sel buatan mencoba memadamkan dulu apinya, tetapi dengan ukuran seperti itu tetap saja berbahaya jika digunakan dalam jarak dekat.
Troy melakukan serangan balik, sebuah pukulan mantap mengenai perut kapten Sabrina yang kalah cepat. “Aku sebenarnya sangat membenci memukul seorang wanita, tapi karena pertarungan ini dilakukan dengan adil, maka tidak ada pilihan lain bagiku.”
Kapten Sabrina terjatuh, pandangannya mulai kabur, sempat melihat rekanannya tersiksa dengan api di tubuh yang belum padam. Tangannya ini mencoba meraih mereka, namun serangan Troy tadi sangat kuat baginya.
“Tenang saja, akan kupadamkan apinya, dan khusus untukmu akan aku bantu tuk memusnahkan bedebah-bedebah rendahan itu,” Troy berjalan meninggalkan kapten Sabrina yang kesadaran semakin menipis. “baiklah semuanya, tugas kalian sudah berakhir di sini,” Troy mulai membasmi kawanan monster Beaters dengan sangat mudah, hal terakhir yang dilihat kapten Sabrina sebelum tidak sadarkan diri.
Setengah jam berlalu daerah ini sudah dipenuhi oleh mobil-mobil ambulans yang datang dan mengangkut korban-korban yang tergeletak di jalan termasuk kapten Sabrina. Dibandingkan yang lain dengan luka bakar yang serius, luka yang diderita oleh kapten Sabrina hanyalah memar dibagian perutnya akibat pukulan keras dari Troy. Permainan yang dilakukan oleh anggota Golden Clan itu tidak sebanding dengan taruhan nyawa yang harus dikorbankan dari pihak sipil yang harus bertukar badan dengan monster Beaters.
Laporan yang masuk dari pihak kepolisian setempat membuat ketua BASS murka, didampingin oleh juru bicaranya mereka berdua menyidak laboratorium untuk meminta hasil dari baju tempur terbaru yang sedang dalam proses penyempurnaan. Tepat di depan pintu, Adrian sedang menunggu hasilnya juga tidak bisa berbuat banyak karena pintunya sama sekali tidak bisa dibuka. Ketua BASS semakin marah dan meminta untuk membuka pintu secara paksa dengan cara apapun. Bukan tanpa sebab karena keadaannya semakin genting setelah dua orang kapten berhasil dikalahkan.
“Aku paham dengan situasinya, tetapi aku juga tidak bisa berbuat banyak selama pintu ini masih tertutup rapat,” ucap Adrian kepada ketua BASS.
“Aku tidak perduli, tindakanku ini sudah disetujui oleh mister Brock selaku presiden BASS. Jadi kuminta untuk buka---,” pintu yang diharapkan malah terbuka dengan sendirinya, asap mengepul keluar dalam jumlah banyak.
“Kau terlalu berisik anak muda, mister Brock itu mempercayakan semuanya padaku!” ucap prof. Halstenbergh sambil membawa suatu alat. “ini milik ketua skuad 1, sisanya tinggal dibagikan saja kepada ketua skuad yang lain. Untuk para anggota juga sudah kumodifikasi,” memberikannya dengan kasar kepada ketua BASS. “sekarang aku mau mandi, jangan coba-coba mengetok pintunya yah!”
“Jadi---,” anggota skuad 9 yang lain melihat Troy turun dan tanpa perintah kaptennya langsung menyerang Troy. “hei, aku belum selesai berbicara,” Troy mengeluarkan pedang cahayanya, gerakannya yang cepat menebas leher anggota skuad 9 yang tiba-tiba menyerangnya. Pedang cahaya itu menembus leher, lalu sebuah api besar muncul dan membakarnya.
“Cih!” kapten Sabrina menghilangkan kawat berdurinya, menyisakan cambuknya saja. Lalu menarik anggotanya itu dengan cepat. Melilitkan cambuknya ke leher anggotanya untuk memadam api, caranya berhasil. “hei! Tolong evakuasi temanmu ini,” pintanya kepada anggota yang lain yang segera datang.
“Maafkan aku kapten,” ucap anggotanya dengan terbata-bata, merasakan sakit dari luka bakar, beruntung bajunya melindunginya, jika tidak maka kepalanya akan kebingungan mencari jalan pulang sendiri.
“Prioritaskan untuk menghabisi Beaters terlebih dahulu dan pelindungan terhadap warga, aku akan memberi tahu ketua tim Unit-1 melalui jalur komunikasi. Kalian boleh membantu jika semua urusan sudah selesai,” perintah Kapten Sabrina kepada anggotanya, yang kemudian dimengerti sambil membawa rekan yang terluka menjauh.
Troy memuji sekali lagi sikap kapten Sabrina dengan lebih mementingkan keselamatan orang lain dibandingkan keselamatan dirinya sendiri. Selain memiliki parah yang cantik meski tertutup kaca dari helm yang digunakan, kapten Sabrina juga memiliki pribadi yang baik di dalam. Troy maju terlebih dahulu, gerakannya tidak secepat sewaktu melawan kapten Julian.
Pedang cahayanya beradu dengan cambuk kawat milik kapten Sabrina, aliran listrik yang muncul membuat pedangnya tidak menembus.
“Menurut laporan dari kapten Julian, pedang cahaya milik musuh memiliki kelemahan dengan benda yang memiliki unsur cahaya. Jadi selama cambuk kawatku memiliki listrik, aku bisa menahan serangan pedangnya,” ucap kapten Sabrina sambil terus menahan gempuran dari Troy.
“Untuk seorang wanita, kau cukup tangguh. Jika wanita biasa, tubuhnya akan terpental jika menahan serangan pedangku,” ucap Troy.
“Eh?” sosok Troy tiba-tiba menghilang, dan tiba-tiba helm pelindung kapten Sabrina terlepas.
“kau!” mencoba mencambuk Troy, tapi dengan entengnya cambuk itu malah dipegangnya.
“Nah kalau begini kan lebih terlihat cantiknya,” dengan nada menyindir, tiba-tiba cambuk kawat yang dipegangnya mengeluarkan kejutan listrik bertegangan tinggi. Tubuh Troy bercahaya, “hm, jika benda ini mengenai monster rendahan maka selnya bakal terganggu fokusnya, lumanyan,” lalu mulai berkata aneh, “apa kau tidak penasaran bagaimana caraku mengumpulkan begitu banyak monster di tempat ini?” tanyanya dengan santai.
“Jadi memang kau pelakunya,“ ucap kapten Sabrina marah.
“Kau mungkin paham, jika Beaters itu lahir dari memakan jasad kan?”
“Apa!” kapten Sabrina tidak ingin membayangkannya meskipun sudah tahu. “tak akan kumaafkan!” cambuk satu lagi melilit lehernya, menambah kejutan listriknya. Tetapi Troy nampak baik-baik saja.
Lilitan cambuk kawat yang tadinya hanya melilit tangan dan juga leher Troy kini mulai berjalan dan perlahan mulai melilit seluruh tubuhnya. Troy hanya diam saja tidak melawan, sikapnya itu seperti merendahkan kapten Sabrina. Malah membuat salah satu kapten perempuan di BASS itu semakin marah, menambah kejutan listriknya mencapai maksimal, padahal baju tempur yang dipakainya masih contoh, belum disempurnakan.
Cahaya biru pun menerangi malam yang suram, mencuri perhatian anggota BASS maupun Unit-1 yang masih sibuk melawan monster Beaters. Bahkan ada anggotanya yang yakin bahwa orang yang terjebak di dalam lilitan listrik bertegangan sangat tinggi itu tidak akan selamat sekalipun dari tingkatan Beaters yang tinggi.
“Kau harus menanggung akibatnya!” ucap kapten Sabrina.
Namun, lilitan itu tiba-tiba terbakar hebat dan mulai pecah menyebar ke segala penjuru. Muncul dari dalam monster Beaters berwarna emas menyilaukan. Troy sudah berubah menggunakan mode bertempurnya, bukan mode natural seperti monster rendahan yang sedang dilawan oleh BASS dan juga Unit-1.
“Kekuatan apa ini?” ucap salah anggota BASS menyadari bahwa sensornya memperlihatkan peta kekuatan yang dahsyat.
Kapten Sabrina langsung membuat pelindung kepalanya kembali, sedangkan cambuknya yang terbakar masih dalam proses pembentukan kembali. “Kekuatannya….,” terkejut sendiri ketika sensor di layar kacanya menunjukan sesuatu yang sangat kuat.
Tanpa membuang-buang waktu, Troy mengeluarkan ratusan pedang cahaya berukuran kecil. Lalu pedang-pedang itu langsung memburu anggota BASS ataupun Unit-1 yang sedang melakukan aksinya. Satu persatu pedang cahaya itu menembus tubuh yang dilapisi oleh baju tempur masing-masing pasukan. Api mulai bermunculan, para pasukan tidak berdaya khususnya pasukan Unit-1 yang hanya dilapisi oleh baju tempur biasa, sedangkan anggota BASS lebih beruntung karena sel buatan di baju tempur mereka membantu untuk memadamkan api. Tetap saja pemandangan ini begitu mengerikan bagi kapten Sabrina.
“Hentikan!” kapten Sabrina bergerak menuju ke arah Troy berdiri tegak didepannya. “kubilang hentikan!” cambuknya belum terbentuk sempurna karena sel buatan mencoba memadamkan dulu apinya, tetapi dengan ukuran seperti itu tetap saja berbahaya jika digunakan dalam jarak dekat.
Troy melakukan serangan balik, sebuah pukulan mantap mengenai perut kapten Sabrina yang kalah cepat. “Aku sebenarnya sangat membenci memukul seorang wanita, tapi karena pertarungan ini dilakukan dengan adil, maka tidak ada pilihan lain bagiku.”
Kapten Sabrina terjatuh, pandangannya mulai kabur, sempat melihat rekanannya tersiksa dengan api di tubuh yang belum padam. Tangannya ini mencoba meraih mereka, namun serangan Troy tadi sangat kuat baginya.
“Tenang saja, akan kupadamkan apinya, dan khusus untukmu akan aku bantu tuk memusnahkan bedebah-bedebah rendahan itu,” Troy berjalan meninggalkan kapten Sabrina yang kesadaran semakin menipis. “baiklah semuanya, tugas kalian sudah berakhir di sini,” Troy mulai membasmi kawanan monster Beaters dengan sangat mudah, hal terakhir yang dilihat kapten Sabrina sebelum tidak sadarkan diri.
Setengah jam berlalu daerah ini sudah dipenuhi oleh mobil-mobil ambulans yang datang dan mengangkut korban-korban yang tergeletak di jalan termasuk kapten Sabrina. Dibandingkan yang lain dengan luka bakar yang serius, luka yang diderita oleh kapten Sabrina hanyalah memar dibagian perutnya akibat pukulan keras dari Troy. Permainan yang dilakukan oleh anggota Golden Clan itu tidak sebanding dengan taruhan nyawa yang harus dikorbankan dari pihak sipil yang harus bertukar badan dengan monster Beaters.
Laporan yang masuk dari pihak kepolisian setempat membuat ketua BASS murka, didampingin oleh juru bicaranya mereka berdua menyidak laboratorium untuk meminta hasil dari baju tempur terbaru yang sedang dalam proses penyempurnaan. Tepat di depan pintu, Adrian sedang menunggu hasilnya juga tidak bisa berbuat banyak karena pintunya sama sekali tidak bisa dibuka. Ketua BASS semakin marah dan meminta untuk membuka pintu secara paksa dengan cara apapun. Bukan tanpa sebab karena keadaannya semakin genting setelah dua orang kapten berhasil dikalahkan.
“Aku paham dengan situasinya, tetapi aku juga tidak bisa berbuat banyak selama pintu ini masih tertutup rapat,” ucap Adrian kepada ketua BASS.
“Aku tidak perduli, tindakanku ini sudah disetujui oleh mister Brock selaku presiden BASS. Jadi kuminta untuk buka---,” pintu yang diharapkan malah terbuka dengan sendirinya, asap mengepul keluar dalam jumlah banyak.
“Kau terlalu berisik anak muda, mister Brock itu mempercayakan semuanya padaku!” ucap prof. Halstenbergh sambil membawa suatu alat. “ini milik ketua skuad 1, sisanya tinggal dibagikan saja kepada ketua skuad yang lain. Untuk para anggota juga sudah kumodifikasi,” memberikannya dengan kasar kepada ketua BASS. “sekarang aku mau mandi, jangan coba-coba mengetok pintunya yah!”
69banditos dan gabrielllllllll memberi reputasi
2
Kutip
Balas
Tutup