• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Nostalgia Piala Dunia 2006, Turnamen yang Sangat Berkesan, Panggung Para Legenda

cintadineAvatar border
TS
cintadine
Nostalgia Piala Dunia 2006, Turnamen yang Sangat Berkesan, Panggung Para Legenda


Piala Dunia FIFA adalah turnamen yang paling akbar dan paling ditungg-tunggu oleh umat manusia para penggemar sepakbola, bahkan yang awam terhadap sepakbola pun mendadak ikutan nimbrung dalam keseruan ketika Piala Dunia tiba. Nobar ada di mana-mana, semua membicarakan pertandingan dan memberikan kesan yang sulit dilupakan ketika turnamen sudah berakhir.

Setiap edisi Piala Dunia memberikan cerita dan kenangan tersendiri. Para generasi Baby Boomers mungkin akan bangga dengan cerita Piala Dunia 1986 di Meksiko dengan kisah heroik Diego Maradona membawa Argentina juara dunia yang diwarnai dengan insiden gol tangan tuhan saat melawan Inggris.

Generasi yang lebih tua akan membanggakan Piala Dunia 1970 yang juga digelar di Meksiko, yaitu ketika Pele membawa Brazil menaiki tangga kejayaan untuk yang ketiga kalinya. Selain itu Piala Dunia 1970 adalah Piala Dunia pertama yang menggunakan sistem kartu kuning dan merah.

Nah, bagi saya yang merupakan generasi Milenial, Piala Dunia yang paling seru dan berkesan adalah Piala Dunia 2006 di Jerman. Merupakan edisi yang ke 18 sepanjang penyelenggaraan Piala Dunia. Lantas, kenapa edisi 2006 ini menjadi Piala Dunia terbaik?

 

1. Panggung Bertemunya Para Legenda dan Debut Messi Ronaldo

Konten Sensitif


Piala Dunia 2006 menjadi tempat bertemunya para bintang besar dengan para calon bintang yang saat itu masih muda. Mereka para legenda yang kala itu mentas untuk terakhir kalinya di panggung Piala Dunia ada cukup banyak yaitu Zinedine Zidane, Luis Figo, Filipo Inzaghi, Ronaldo de Lima, Raul Gonzalez dan masih banyak lagi. Selain itu, Piala Dunia 2006 juga menjadi debut para legenda di masa depan termasuk Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Kala itu Ronaldo berusia 21 tahun dan Messi 19 tahun. Keduanya sama-sama belum terlihat sebagai bintang yang bersinar. Ronaldo kala itu masih di bawah bayang-bayang Figo dan Messi di Argentina bahkan bermain sebagai pemain cadangan. Messi harus bersaing untuk mendapatkan tempat dengan beberapa nama besar seperti Pablo Aimar, Carlos Tevez hingga Javier Saviola.

2. Banyak Tim Debutan


Di Piala Dunia 2006 banyak tim debutan atau baru pertama kalinya mencicipi Piala Dunia dan mereka adalah Angola, Ghana, Pantai Gading, Togo dan Trinidad & Tobago. Meskipun penampilan mereka tidak terlalu mengejutkan seperti Senegal di edisi empat tahun sebelumnya, namun para tim debutan ini  memberikan warna tersendiri Jerman 2006.

Sementara itu Ukraina dengan bintangnya Andriy Shevchenko, juga pertama kalinya tampil setelah pecah dari Uni Soviet. Republik Ceko juga kali pertama tampil setelah sebelumnya bernama Cekoslovakia. Begitu juga dengan Serbia & Montenegro yang sebelumnya tergabung dalam Yugoslavia.

Menariknya lagi, ini adalah terakhir kalinya Serbia & Montengero tampil di Piala Dunia karena sesudahnya negara ini memutuskan untuk berpisah. Serbia dan Montenegro menjadi negara yang masing-masing punya timnas sepakbola.

3. Banyak Cerita dan Drama yang Terus dikenang


Di Piala Dunia 2006, terdapat banyak cerita yang patut untuk dikenang dan tersemat di ingatan para pecinta sepakbola. Mulai dari wasit Graham Poll yang memberikan tiga kartu kuning kepada pemain Australia, Josip Simunic sampai dengan drama tandukan Zinedine Zidane pada Marco Matterazi di laga final. Tandukan inilah yang dianggap sebagian orang menjadi biang keladi kekalahan Perancis karena Zidane harus diusir keluar lapangan.

Cerita lainnya adalah ketika Luis Figo dkk berhasil melaju sampai semi final, dan memang saat itu Portugal sedang mengalami generasi emas. Mereka mengalahkan Inggris yang bertabur bintang di perempat final lewat drama adu penalti.

Jangan lupakan juga pertandingan super seru antara tuan rumah Jerman melawan Italia di babak semifinal yang dianggap sebagai salah satu pertandingan Piala Dunia terbaik sepanjang masa di mana kedua tim mempertontonkan aksi saling serang yang epik sepanjang pertandingan.

4. Generasi Emas Italia dan Calciopoli
Konten Sensitif


Generasi emas timnas Italia terlahir berkat kejayaan Serie A. Munculah nama-nama seperti Buffon, Inzaghi, Totti, Materazzi, Del Piero, Luca Toni, Cannavaro, Andrea Pirlo, Gilardino, dan masih banyak lagi. Generasi emas Italia ini bahkan harusnya bisa menjuarai Piala Dunia 2002 andai tidak dicurangi oleh Korea Selatan kala itu.

Generasi emas Italia stok terakhir mampu juara di Jerman di bawah tekanan kasus Calciopoli. Sepakbola Italia harus menanggung aib karena pengaturan skor di Serie A yang melibatkan sejumlah klub termasuk Juventus. Namun, skuat yang kala itu dikomandoi oleh Marcello Lipi mampu berjaya dengan gemilang.

Meski akhirnya pasca Piala Dunia 2006, pamor Serie A terus menurun, tapi menariknya pada 2007 AC Milan lah yang keluar sebagai juara Liga Champions.

Nah, gimana nih gan? emoticon-Big Grin
bepeyk
bepeyk memberi reputasi
-1
882
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Tampilkan semua post
biji.telling.tiAvatar border
biji.telling.ti
#7
Jadi inget waktu masih kecil dulu mau ikut papa nobar diluar 😄
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.