2 tahun pandemi membuat kita beneran jadi kaum rebahan nih, yang semulanya pada seneng ngemol sekarang mah males, kalau perlu apa-apa kan tinggal pakai Hp saja, begitu juga saat kita berurusan dengan dunia perbankan. 

Kebiasaan rebahan kita akhirnya terbaca kan sama algoritma alam  karenanya kan banyak perusahaan membuat aplikasi-aplikasi digital, termasuk perbankan. Banyak Bank yang akhirnya membuat aplikasi dan mempunyai akun resmi di berbagai platform digital, baik sosial media maupun aplikasi percakapan. 

Transaksi digital Indonesia termasuk tinggi, segini kira-kira nilainya gan:

sumber: Investor.id

Gede kan yak? makanya ngga heran kan kalau banyak oknum pengintai/penipu/scammer yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan tidak semestinya.
Dan harus diakui meskipun pengguna internet di Indonesia sangat tinggi tapi berbanding terbalik dengan literasi masyarakat terutama literasi mengenai keuangan, makanya tak heran banyak sekali yang kena tipu investasi bodong, kurang paham dengan yang namanya PIN/OTP sehingga ketika diminta orang ngga dikenall kadang dikasih begitu saja. 

Sebenernya banyak sekali jenis penipuan di dunia digital, untuk kesempatan kali ini kita bahas yuk penipuan dengan modus Customer Service/akun palsu  yang biasanya meminta data diri seperti PIN/OTP dan kemudian penipu menggasak habis duit kita. (tapi kalau tiap akhir bulan saldo di bank bikin kita  "wanna cry" rasa ngga perlu kuatir seh) tapi kalau habis gajian kita "wanna cry" karena kena tipu kan ngga seru gan

Yang lagi marak dipakai untuk penipuan sekarang emang BCA dan BRI gan, teman Ane juga barusan kena, mana saldo ngga seberapa langsung dikuras habis BCA-nya.

Ciri-ciri Customer Service/Akun Bank Palsu: 

agar terhindar gan kita hanya perlu jangan oanik dan terburu-buru. cermati dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, jiah kek naskaha proklamasi saja .