Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Mengapa Genre Isekai dan Reinkarnasi Laku


Alkisah ada seorang pria bernama Joni. Joni adalah seorang hikikomori yang sudah lama tidak pergi ke sekolah. Setiap hari yang dia lakukan hanya berkurung di kamarnya menonton anime dan streaming V-Tuber, tetapi suatu hari Joni memutuskan untuk bunuh diri dengan cara gantung diri.

Awalnya Joni mengira dia sudah mati, tetapi saat membuka mata yang dia temukan adalah sebuah dunia yang benar-benar lain. Rumput luas yang seolah tak berujung itu dipenuhi oleh makhluk-makhluk yang hanya pernah dia lihat di dalam anime.

Elf yang menarik tali busurnya, naga yang menyemburkan api, penyihir yang memegang tongkat, dan kerumunan goblin hijau jelek yang mengelilingi mereka. Salah satu goblin itu melihat Joni dan menerjang ke arahnya. Joni panik dan berteriak, tetapi teriakannya menghancurkan seluruh goblin yang ada di sana.

Di saat itulah Joni sadar bahwa dia sudah bereinkarnasi di dunia lain dengan skill terkuat yang membuatnya tidak terkalahkan. Inilah kisah petualangan Joni mengelilingi dunia baru dengan perempuan-perempuan cantik yang terus mengelilinginya. TAMAT.



Ahhh isekai, dunia impian yang bisa mewujudkan mimpi-mimpi paling liar dari siapa pun yang membacanya. Industri anime/manga/light novel berbasis isekai sedang mengalami pertumbuhan pesat dalam satu dekade terakhir sampai-sampai isekai sudah menjadi genre tersendiri di Jepang sana.

Mungkin banyak orang memandang rendah isekai yang ceritanya monoton dan kebanyakan cuma mengandalkan fan service semata. Meski demikian genre ini laku, itu fakta yang tak bisa dibantah. Musim demi musim berganti dan isekai-isekai baru bermunculan. Kalau tidak laku tak mungkin isekai terus bermunculan.

Genre isekai memang terlihat indah, tapi bila kita lihat lebih jauh populernya genre isekai memiliki makna mendalam tentang kondisi mental orang-orang Jepang.

Konten Sensitif


Mari kita ulas pola paling mainstream dari isekai yakni mati lalu bereinkarnasi ke dunia lain. Menurut Anda mengapa pola seperti ini sering diceritakan? Jawaban paling dark adalah karena banyak orang yang berharap kehidupan mereka setelah mati akan lebih baik dibanding kehidupan mereka di masa kini.

Kehidupan para pekerja di Jepang itu memang nggak jauh-jauh dari kata sengsara. Mereka bekerja lembur dengan upah minim dan terus dipaksa bekerja sampai tak sedikit yang meninggal. Cerita reinkarnasi isekai ini seolah memberi mereka harapan bahwa setelah mati akan ada dunia yang lebih baik menunggu mereka. Jika tidak ada harapan tipis seperti itu mungkin banyak orang akan merasa lebih sengsara (mungkin lo).



Dan tentunya seorang protagonis isekai akan dilengkapi dengan kemampuan super power yang membuat mereka tak terkalahkan. Awalnya terdengar remeh, tapi pola ini juga mengandung pesan yang miris. Banyak di antara kita yang merasa begitu lemah di dunia nyata. Tak punya pekerjaan, miskin, menjadi bawahan orang lain, dan… ehm, jomblo.

Cerita isekai pun dibuat untuk mewujudkan hasrat terdalam yang tersembunyi itu. Protagonist cerita isekai memang sering kali memiliki skill cheat yang membuatnya amat sangat kuat, cewek-cewek cantik yang entah kenapa terus mengelilinginya, dan petualangan seru yang jauh lebih menyenangkan dibanding duduk dan bekerja seharian.

Konten Sensitif


Sama seperti sinetron di Indonesia dan drakor di Korsel, isekai adalah gambaran dari kondisi psikologis masyarakat. Masyarakat Jepang merasa lelah bekerja dan ingin berpetualang dalam dunia fantasi mereka. Orang Korsel merasa lelah bekerja dan menginginkan kehidupan romantis ala drakor. Orang Indonesia suka melihat orang kaya jahat jatuh menderita dan karenanya sinetron membuat cerita semacam itu.

Apa yang kita tonton adalah apa yang diam-diam kita harapkan dan karena itulah genre isekai-reinkarnasi menjadi begitu populer. Sedih memang, tapi seperti itulah adanya.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur sumur
Diubah oleh ih.sul 06-11-2022 10:49
bang.toyip
freedomjustice
1punchman
1punchman dan 15 lainnya memberi reputasi
16
6.4K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Anime & Manga Haven
Anime & Manga HavenKASKUS Official
6.6KThread8.6KAnggota
Tampilkan semua post
hyperzectrooperAvatar border
hyperzectrooper
#23
Ane dah lama mau bahas kek begini, tapi ane gak baca LN dan gak tau selera pembaca LN dibandingkan pembaca manga. Jadi merasanya kurang valid aja gitu argumen ane emoticon-Hammer (S)
Eh tiap tahun ada aja thread yg bahas emoticon-Hammer (S)

Also, isekai based on LN nggak bisa disamakan dengan isekai based on manga. Manga biasanya art dan ceritanya nggak se-templatean LN.

Lagian ane males nyari2 gambarnya juga wkwk



Pandangan ane kenapa isekai bisa laku (di dunia LN ya bukan anime):

1. Orang suka petualangan, nemu hal baru yg gak bisa dieksplor di dunia nyata. Tapi alasan ini di jaman sekarang udah gak valid karena isekai sekarang justru menekankan konsep dunia yang familiar dengan penontonnya.
2. Penonton terutama pemain jrpg yang gak doyan mabar akan gampang relate dengan konsep pasaran seperti "guild" "active-passive skill" "slime" "orc" dll.
Penulis gak usah capek2 jelasin konsep power juga. Belajar dari Log Horizon yang world buildingnya bagus tapi banyak yg kurang suka emoticon-Ngakak (S).
3. Cheat itu asik. Dengan catatan, si gamer udah paham difficulty gamenya kayak apa. Itu salahsatu sebab isekai selalu pakai konsep dunia yang familiar ke penontonnya.
4. Subversion. Orang yg udah akrab sama konsep RPG-fantasy akan tertarik jika konsepnya itu somewhat diplesetkan. Let's say isekai tapi cautious hero, isekai tapi tameng, isekai tapi penjahat.
5. Adanya rasa nggak puas dengan isekai yg udah ada, jadi berharap judul yg baru ini bisa eksekusi ide lama dengan lebih baik.
Di dunia manga shonen ini sindromnya lekat sama Naruto, banyak manga yg coba coba niru Naruto berharap bisa lebih bagus, dan akhirnya laku meskipun dikritik juga. Kalau di dunia LN mungkin panutannya SAO atau Mushoku Tensei.
6. Baik game maupun novel punya kesamaan, yakni pemain berposisi sebagai protagonis, or at least bisa membayangkan di posisi tersebut. Sedangkan di manga ato anime, penonton berposisi ya sebagai penonton. Makanya novel bisa sukses ngegambarin dunia game meski minim gambar.

Fak, gak berasa nulis sepanjang ini, ini mah bisa bahan thread sendiri emoticon-Hammer2
belibeli69
ih.sul
SE W550i
SE W550i dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.