Halo Gansis, pernah mendengar cyberbullying?  Atau perundungan digital gak nih? Tindakan cyberbullying ini bagi pelakunya bertujuan agar korbannya merasa takut, marah, membuat malu dan korbannya terintimidasi. Dampak perbuatan tersebut terhadap korbannya akan mengakibatkan trauma, depresi bahkan dapat juga mengakibatkan tindakan bunuh diri. Kasus kejulidan netizen berujung maut pernah menimpa seorang event organizer berusia 36 tahunyang terjadi pada tahun 2013. Dikabarkan ia  mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri ke Kereta Api. Pesan terakhirnya di Tweeter "Trimakasih atas segala caci maki @locstockfest2 ini gerakan-gerakan menuju Tuhan salam". Sebuah pesan korban yang sengaja agar dikenang. Lalu seperti apa sih cyberbullying itu?


Julukan netizen perundung setajam silet, seakan tepat untuk menjuluki pelaku cyberbullyingini.  Mereka termotivasi oleh berbagai kemungkinan, seperti pengaruh lingkungan, tidak berempati dengan korban, ingin mendapatkan popularitas atau tujuan lain untuk keuntungan diri sendiri. Untuk menghadapi bullying ini ada beberapa cara, yaitu: 

1. Gunakan fasilitas dari Facebook, Instagram dan lainnya untuk report dan        
    block pada akun-akun yang melakukan bullying. 

2. Keluar dan laporkan group WA yang melakukan bullying. 
3. Berbagi kisah dengan orang terdekat untuk mengurangi beban dampak bullying.
4. Pertimbangkan untuk melaporkan pada pihak berwajib dengan disertai bukti-
    bukti jejak digital.   



Gansis cyberbullying bukan sekedar becandaan, efeknya dapat menyebabkan dampak mental yang rusak, fisik yang lelah dan aktivitas yang terganggu. Menangkal bully juga perlu jaga diri dengan jangan mengumbar privasi dengan tidak memposting alamat rumah, nomer hape, alamat email dan hal sensitif lainnya. Tetap waspada dan bersih-bersih sosial media Gansis dari orang-orang yang toxic agar tetap sehat berinternet.
Gansis bagikan cerita kalian dong tentang cyberbullying ini.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber.