- Beranda
- The Lounge
DERITA PEKERJA SENI GRAFIS DI ERA TEKNOLOGI
...
TS
sive
DERITA PEKERJA SENI GRAFIS DI ERA TEKNOLOGI
Hallo kaum pemalas.. Saat ini saya mau ngebahas sebuah perihal yang udah lama bikin emosi jiwa. Masalah yang umum nangkring disetiap sudut pandang awam terhadap pekerja seni grafis. Pekerjaan yang sungguh sangat tidak di hargai oleh kebanyakan orang yang tidak menghargainya. Sungguh sebuah pemikiran dan sikap yang keparat, menurut saya.
“Ada yang bisa bikinin cover?” , “Ada yang bisa bikinin logo?” , “Ada yang bisa tolong gambarin?", "Ada yang bisa tolong fotoin?", adalah pertanyaan-pertanyaan umum yang sering banget di lontarkan para penikmat awam di berbagai sudut sosial media. Lalu, kami para pekerja seni berlomba menawarkan persepsi seni kami dengan sebuah harga yang menurut kami pantas. Dan jawaban kalian sungguh mencengangkan. “Hah? Bayar. Bikin kaya gitu aja, harus bayar? Kan tinggal gambar! Kan tinggal jepret jepret doang!”
Sebuah pemikiran yang sangat tai asu kalo menurut saya. Kalo emang “cuma begitu”, lalu kenapa ga di buat sendiri? Begitu kalo otak tidak singkron sama cocot. Suka menggampangkan hal yang menurutmu susah, dan menyusahkan orang agar bisa memudahkan urusanmu. Biji kuda!
Kalian mungkin tidak pernah tau, berapa biaya yang kami keluarkan untuk belajar estetika seni rupa. Atau berapa waktu yang terbuang untuk mempelajari tools-tools aplikasi photoshop. Berapa wanita yang mencampakkan kami, karena kami lebih memilih untuk sekedar memahami komposisi warna, dari pada komposisi hati mereka. Lalu kalian dengan mudahnya menghancurkannya dengan pertanyaan konyol yang seolah keluar dari pantat ayam yang tidak pernah cebok kalo buang air besar.
Tolong mengertilah, karena kami para pekerja seni grafis, sudah mulai tergusur teknologi. Aplikasi pembuat logo, cover bahkan manipulasi gambar sudah bertebaran di berbagai sudut internet lewat media handphone. Tutorialnya pun gamblang di jabarkan di setiap sisi pencarian yang ada. Jangan lagi kalian tambahi dengan guyonanmu yang sama sekali tidak lucu itu. Rasanya, kalian seperti mentertawakan orang yang baru saja mati kelindes gerobak. Lucu, tapi tidak pantas kalian tertawakan.
Jika kalian merasa tidak layak mengeluarkan uang demi sebuah karya seni yang ingin kalian dapatkan, tidak bisakah kalian mencoba membuatnya sendiri? Tidak bisa bukanlah alasan untuk kalian tidak belajar. Tuhan sudah memberikan kita otak untuk berpikir, maka pergunakanlah. Seribu satu kemudahan bahkan sudah dapat kita jumpai di internet. Jangankan untuk belajar photoshop atau aplikasi sejenis, bahkan tutorial merebut suami orang pun mungkin tersedia disana. Belajarlah menggunakan otak kalau duit dan hatimu terbatas. Karena internet dan google diciptakan untuk mempermudah, bukan buat nyusahin orang!
Sekali lagi, mulailah belajar. Belajar mengerti, belajar mengatasi, belajar berpikir dan belajarlah memahami. Atau kalo masih susah, belajarlah untuk tidak menyusahkan orang lain! Karena bodoh itu sesungguhnya hanyalah sebuah kamuflase dari kemalasan yang tidak berotak. Yok sadar yok.. [sive]
“Ada yang bisa bikinin cover?” , “Ada yang bisa bikinin logo?” , “Ada yang bisa tolong gambarin?", "Ada yang bisa tolong fotoin?", adalah pertanyaan-pertanyaan umum yang sering banget di lontarkan para penikmat awam di berbagai sudut sosial media. Lalu, kami para pekerja seni berlomba menawarkan persepsi seni kami dengan sebuah harga yang menurut kami pantas. Dan jawaban kalian sungguh mencengangkan. “Hah? Bayar. Bikin kaya gitu aja, harus bayar? Kan tinggal gambar! Kan tinggal jepret jepret doang!”
Sebuah pemikiran yang sangat tai asu kalo menurut saya. Kalo emang “cuma begitu”, lalu kenapa ga di buat sendiri? Begitu kalo otak tidak singkron sama cocot. Suka menggampangkan hal yang menurutmu susah, dan menyusahkan orang agar bisa memudahkan urusanmu. Biji kuda!
Kalian mungkin tidak pernah tau, berapa biaya yang kami keluarkan untuk belajar estetika seni rupa. Atau berapa waktu yang terbuang untuk mempelajari tools-tools aplikasi photoshop. Berapa wanita yang mencampakkan kami, karena kami lebih memilih untuk sekedar memahami komposisi warna, dari pada komposisi hati mereka. Lalu kalian dengan mudahnya menghancurkannya dengan pertanyaan konyol yang seolah keluar dari pantat ayam yang tidak pernah cebok kalo buang air besar.
Tolong mengertilah, karena kami para pekerja seni grafis, sudah mulai tergusur teknologi. Aplikasi pembuat logo, cover bahkan manipulasi gambar sudah bertebaran di berbagai sudut internet lewat media handphone. Tutorialnya pun gamblang di jabarkan di setiap sisi pencarian yang ada. Jangan lagi kalian tambahi dengan guyonanmu yang sama sekali tidak lucu itu. Rasanya, kalian seperti mentertawakan orang yang baru saja mati kelindes gerobak. Lucu, tapi tidak pantas kalian tertawakan.
Jika kalian merasa tidak layak mengeluarkan uang demi sebuah karya seni yang ingin kalian dapatkan, tidak bisakah kalian mencoba membuatnya sendiri? Tidak bisa bukanlah alasan untuk kalian tidak belajar. Tuhan sudah memberikan kita otak untuk berpikir, maka pergunakanlah. Seribu satu kemudahan bahkan sudah dapat kita jumpai di internet. Jangankan untuk belajar photoshop atau aplikasi sejenis, bahkan tutorial merebut suami orang pun mungkin tersedia disana. Belajarlah menggunakan otak kalau duit dan hatimu terbatas. Karena internet dan google diciptakan untuk mempermudah, bukan buat nyusahin orang!
Sekali lagi, mulailah belajar. Belajar mengerti, belajar mengatasi, belajar berpikir dan belajarlah memahami. Atau kalo masih susah, belajarlah untuk tidak menyusahkan orang lain! Karena bodoh itu sesungguhnya hanyalah sebuah kamuflase dari kemalasan yang tidak berotak. Yok sadar yok.. [sive]
Diubah oleh sive 31-10-2022 15:41
pakisal212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.9K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•83.9KAnggota
Tampilkan semua post
cubitcubite
#3
Berarti pasarnya bukan medsos yg berbasis teknologi cuy, pasar luas kok. Manfaatin peluang lah, pesimis amat
zharki dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup