AI Merambah Dunia Kreatif, Bagaimana Nasib Pekerja Seni? | KASKUS

Thread

For You

Hot Threads

Komunitas

Semua Komunitas

Kategori

Story

News

Hobby

Games

Entertainment

Female

Tech

Automotive

Sports

Food & Travel

Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Beranda

...

The Lounge
AI Merambah Dunia Kreatif, Bagaimana Nasib Pekerja Seni?

TS

aneskafiar

25-10-2022 12:14

AI Merambah Dunia Kreatif, Bagaimana Nasib Pekerja Seni?

Quote:

Artificial Intelligence (AI) adalah produk buatan manusia berupa kecerdasan buatan, Teknologi yang mampu memecahkan masalah yang dihadapi manusia. Masalah pembelajaran(ilmu pengetahuan), menganalisa data, pengenalan wajah dan lain-lain. AI berevolusi setiap waktu menjawab kebutuhan dan tantangan manusia. Setelah membantu manusia dalam mencari ilmu pengetahuan, menganalisis/mengolah data, AI pun merangkak naik dengan menciptakan pengenalan suara, wajah, karakter, bahkan minat manusia. Setelah melakukan tugasnya dengan baik, kini AI telah memasuki masa “spektakuler’ dengan mengambil alih segala pekerjaan yang dilakukan manusia. Sopir, kurir, pembantu rumah tangga, pekerja gudang, kasir akan diambil oleh Teknologi AI. Pekerjaan dan nasib mereka terancam oleh AI. Pekerjaan yang masih aman adalah para pekerja kerah putih, seperti pegawai kantor, pekerja seni, artis, manager, politikus, eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pekerjaan profesi. Namun belakangan ini, Dunia dihebohkan dengan munculnya teknologi AI yang mampu merambah dunia kreatif.

Aplikasi Midjourney

Para ahli telah menciptakan produk AI terbaru yakni DALL-E2, Midjourney dan Difusi Stabil. Produk AI ini mampu membuat gambar yang sangat realistis. Para pengguna hanya mengetik kata kunci dan jadilah gambar seperti yang diinginkan. Aplikasi ini sangat trending, dimana telah menembus jutaan pengguna hanya dalam hitungan bulan.

Salah seorang pengguna, Collin Waldoch, desainer game asal Brooklyn, New York, memanfaatkan AI ini untuk menciptakan seni kustom dalam game online-nya, Twofer Goofer.

Waldoch sebenarnya ingin menggunakan tenaga manusia untuk bekerja pada platform kerjanya. Ia akan membayar para designer $50 dan $60 per gambar, untuk mengilustrasikan pasangan kata berima setiap hari. Namun ketika ia mempertimbangakan pengeluaran yang besar, dan waktu yang dibutuhkan untuk mengedit kembali gambar ilustrasi yang dibuat, akhirnya ia memutuskan untuk mengganti tenaga pekerja seni dengan AI.

Dengan AI, Collin hanya mengetik kata kunci ke Midjourney dan dream studio, dan hasilnya benar-benar luar biasa, sangat realistis. Ia hanya membayar biaya sebesar $30 per bulan untuk semua gambar yang dihasilkan. “Saya tinggal mengetik kata kunci, dan aplikasinya mengeluarkan karakter gambar sesuai apa yang diinginkan,”katanya kagum.

Nah, apakah ini gejala-gejala awal bahwa tenaga pekerja kreatif akan ditinggalkan? Semua pekerjaan akan dilakukan dengan bantuan AI? Bagaimana dengan nasib pekerja seni desain dan ilustrator?

Biar waktu yang menjawabnya!

Ref : Satu, Dua

Gambar : Satu

nomorelies dan 6 lainnya memberi reputasi

7

1.9K

Kutip

42

Balasan

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge

922.7KThread•82.2KAnggota

Tampilkan semua post

BabahMeong

27-10-2022 01:02

#15

bagus sih, karena art itu 90% bullshit. feeling, taste, nilai, pesan g lebih dari narasi omong kosong, karena nilai art yang sebenarnya cuma 2 : siapa dan historynya.
Anda artist muda yang g punya history dan g punya client orang gede, mau lukisan atau kesenian anda punya pesan dan penggambaran kek apa juga g akan dihargai mahal.

aneskafiar memberi reputasi

1

Kutip

Balas

Tutup