Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Teramat Mesra! Jatuhnya Ekonomi China, Bahaya Besar Bagi RI
Teramat Mesra! Jatuhnya Ekonomi China, Bahaya Besar Bagi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi China tengah diperkirakan akan mencapai titik tergelap di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi di Negeri Panda ini yang biasanya tumbuh double digit, kini diperkirakan hanya akan tumbuh single digit.

Ramalan gelap ekonomi China tersebut, membuat Indonesia juga harus waspada. China merupakan pangsa pasar ekonomi utama Indonesia. Lantas, Indonesia harus apa?

Ekonom Senior Chatib Basri menjelaskan, strategi pemerintahan Presiden Xi Jinping untuk membuat zero policy untuk menghalau penularan virus corona merupakan salah satu sebab ekonomi China melambat.

"Selama zero covid policy dijalankan atau lockdown, ekonomi pasti kena," jelas Chatib kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu, dikutip Senin (17/10/2022). 


Akibat adanya perlambatan ekonomi tersebut, balance sheet dunia usaha juga akan kena imbasnya. Oleh karena itu, sebagai negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, gelapnya ekonomi di China juga harus diwaspadai.

"Saya itu sebetulnya, lebih khawatir dengan (dampak) ekonomi China, dibandingkan dengan ekonomi AS terhadap kita karena kalau China kena itu ekspor kita (Indonesia) kena beneran," kata Chatib.

Bisa dibayangkan, lanjutnya, ekspor yang dibanggakan Indonesia seperti, nikel dan besi baja akan turun.

Oleh karena itu, menurut Chatib, Indonesia harus melakukan diversifikasi negara tujuan utama ekspor. Juga harus meningkatkan investasi, karena menurut Chatib yang bisa menolong perekonomian ke depan salah satunya adalah investasi.

"Indonesia harus diversifikasi dan harus rely on investment. Jadi dia harus jadi basis production network dan segala macam," jelas Chatib. 


Adanya pandemi Covid-19 dan kebijakan lockdown di China, menurut Chatib ada harapan untuk Indonesia. Para dunia yang mendirikan pabrik di China, akan melakukan relokasi dan Indonesia semestinya punya peluang untuk itu.

Masalahnya, iklim investasi di Indonesia, dinilai Chatib masih kurang menjanjikan bagi para investor. "Issue kita, orang gak akan masuk karena ketidakpastian macam-macam. Jadi itu yang jadi soalnya," ujarnya.

Survei terbaru dari Reuters yang melibatkan 40 ekonom menunjukkan perekonomian China diperkirakan tumbuh 3,2% di 2022, jauh di bawah target pemerintah 5,5%.

Chatib juga bilang, saat ini sudah tidak bisa lagi memprediksi pertumbuhan ekonomi di China bisa lagi tumbuh double digit dalam jangka menengah panjang.

"Gak bisa lagi di expect growth (China) yang kayak dulu double digit. Mungkin long term growth-nya di sekitar 4% jauh. Itu yang harus diantisipasi. Long term growthnya bisa ke arah sana," tutur Chatib. 


sumber
odjay05
muhamad.hanif.2
slider88
slider88 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.4K
52
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
lupineprinceAvatar border
lupineprince
#4
Kemesraan ini sedekat vampir dengan korbannya.

Mungkin seharusnya lebih dekat ke Jepang daripada Cina, setelah MRT yg satu ini. Pooh Jinping juga tetap jalan program zero COVID sintingnya, jadi Lord Luhut siap2 aja ya kalau kena imbasnya, ini kebijakan ekonomi dia kan? He's the one to be blamed.
Diubah oleh lupineprince 17-10-2022 07:27
jd101
qavir
kudo212
kudo212 dan 9 lainnya memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.