Kemarin saya memberikan komentar di thread agan @hvzalf mengenai seragam sekolah di Indonesia. Di sana saya bertanya apa yang akan terjadi bila seragam sekolah dihapuskan. Tanggapannya cukup beragam, ada plus dan ada minusnya.

Seragam, sesuai namanya, diterapkan agar seluruh siswa menjadi seragam tanpa mengenal mana yang kaya dan mana yang miskin. Jika seluruh siswa mengenakan pakaian yang sama maka tak akan ada kesenjangan di antara siswa dan semuanya bisa mendapat perlakuan adil tanpa mengenal kasta.

Meski secara ide seragam adalah hal yang baik, tetapi pada faktanya itu saja tak cukup untuk menangkal ketidakberagaman. Meski bajunya sama, sepatu, tas sekolah, jam tangan, kacamata, hingga smartphone masih akan membedakan satu murid dengan murid yang lain. Belum lagi jika ada satu siswa yang mengenakan seragam yang sudah kekuningan sementara siswa lain punya seragam putih bersinar.



Selain itu, seragam juga tidak gratis. Jika seseorang memang sudah terlalu miskin, bukan tidak mungkin satu seragam akan tetap disimpan meski sudah kekecilan agar bisa dipakai adiknya kelak. Jika melihat rencana menteri pendidikan kita yang ingin menambahkan seragam adat, seragam pramuka, baju olahraga, dan seragam-seragam lain, tampaknya keberadaan seragam hanya akan mencekik leher mereka. (entah mengapa saya ragu seragam baju adat ini akan gratis)

Lalu bagaimana jika siswa bisa menggunakan baju bebas saat bersekolah? Bukannya itu malah semakin menonjolkan perbedaan di antara siswa?

Ya, benar, itu memang akan sangat menunjukkan perbedaan status antara siswa satu dengan yang lain.



Namun, sebenarnya apa yang salah dengan itu? Seragam dibuat agar satu siswa tidak merasa berbeda dengan yang lain, tetapi coba lihat fakta di lapangan. Bukankah guru juga membeda-bedakan antara murid yang pintar dan yang bodoh? Bukannya para guru juga tak akan cari masalah dengan murid yang bapaknya pejabat? Bukannya murid seharusnya sudah sadar diri mereka berbeda saat berada di rumah? Bukankah semua orang pada akhirnya akan sadar bahwa di dunia ini semua orang memang berbeda?

Saat saya kuliah dulu, ada beberapa teman yang ke kampus jalan kaki untuk menghemat ongkos dan ada juga yang datang naik ninja. Ujung-ujungnya, keduanya berteman. Tak ada waktu untuk bermusuhan karena ada begitu banyak tugas untuk dikerjakan. Meminta anak Sd untuk bersikap seperti anak kuliah memang sesuatu yang mustahil, tetapi saya rasa itu adalah bukti bahwa perbedaan status ekonomi bukanlah alasan untuk merasa rendah diri.



Meski demikian, memang benar jika ada yang bilang ketidaksetaraan maupun pengasingan bisa saja terjadi bila murid bebas memakai pakaian yang mereka mau di sekolah. Bayangkan jika ada orang yang setiap hari menggunakan baju merek terkenal sementara murid yang duduk di sebelahnya menggunakan baju yang sama tiga hari berturut-turut, hal ini bisa berujung pada pembullyan.

Dan untuk mengatasi hal ini, peran guru dan sekolah diperlukan. Jika guru melihat murid-murid yang memang tak bisa untuk setidaknya mengenakan baju bersih ke sekolah maka pihak sekolah harus membantu dengan dana BOS atau setidaknya mengumpulkan uang untuk membelikan beberapa baju yang pantas.
Tak peduli apakah seragam sekolah tetap diberlakukan atau tidak, akan selalu ada plus dan minus. Jadi, menurut Anda, plus minus mana yang lebih baik?

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.