Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Apa Benar Orang Indonesia Bermental Miskin?


Belum lama ini saya melihat sebuah fenomena yang saya anggap cukup lucu. Ada sebuah mobil dengan merek kelas atas dan harga kelas atas pula tengah mengantri untuk mendapatkan bbm bersubsidi. Kejadian itu tidak hanya sekali atau dua kali, tapi bisa dua kali seminggu. Dari mana saya tahu? Wong saya yang jaga pom bensin (Just Kidding).

Selain itu saya juga pernah tak sengaja mampir ke dapur sebuah restoran yang terbilang mewah. Bahan-bahan masakan mereka sunggu elit, peralatannya juga berkilau, tetapi di bagian bawah ternyata mereka pakai si melon 3kg yang punya tulisan ‘khusus rakyat miskin.’



Itu hanyalah dua contoh, saya yakin banyak sekali kasus yang serupa di mana-mana. Banyak orang yang ngakunya kaya, tapi saat pembagian bansos maju paling depan. Banyak orang katanya kaya, tapi tetap daftar sebagai penerima zakat fitrah. Tingkah-tingkah oportunistik seperti ini akhirnya membentuk mentalh masyarakat miskin di negara ini.

Coba pikirkan, kapan sebenarnya orang-orang ingin terlihat kaya? Saat di depan mertua, saat menggoda cewek, saat reuni, atau saat pulang ke kapung halaman. Terlepas dari apakah seseorang benar-benar kaya atau tidak, kebanyakan orang akan selalu mengambil kesempatan jika ada sesuatu yang murah untuk digunakan. Atau dengan kata lain, menjadi penerima subsidi.



Tak ada yang benar-benar bisa protes bila Anda membeli bbm bersubsidi dan tak ada juga yang bisa menghalangi bila Anda membeli lpg khusus rakyat miskin. Meskipun Anda memiliki uang untuk membeli yang mahal, kenapa pula Anda harus melakukannya jika ada yang lebih murah? Kira-kira seperti itulah yang dipikirkan oleh banyak orang.

Tanpa sadar kita bersikap seperti orang miskin tapi tak mau dipanggil miskin. Kita ingin terlihat kaya tapi terus saja menggunakan hak sebagai orang miskin. Kita ingin pemerintah mensubsidi segala hal agar kita bisa terus menggunakan uang kita untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Itulah yang disebut bermental miskin, cuma mau enaknya saja.



Ini adalah kebiasaan yang umum ditemukan pada negara-negara berkembang dan jika sudah disebut sebagai kebiasaan maka akan sangat sulit menghilangkannya. Negara ini memang membutuhkan sebuah revolusi mental, tetapi kapan revolusi itu akan dimulai? Itu masih menjadi pertanyaan yang tak ada jawabannya.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 15-10-2022 00:04
mancitybest
Abc..Z
sukhoipakfa
sukhoipakfa dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.4K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gosip Nyok!
Gosip Nyok!KASKUS Official
35.1KThread25.2KAnggota
Tampilkan semua post
ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
#1
Termasuk di antaranya orang yg bisa beli mobil tapi parkir di pinggir jalan. Seolah olah negara harus menyediakan tempat untuk egonya

mancitybest
Abc..Z
sukhoipakfa
sukhoipakfa dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.