Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Mbahjoyo911Avatar border
TS
Mbahjoyo911 
HITAM [Reborn]




 Hai gaess.. jumpa lagi dalam thread ini..

 Sudah hampir 3  tahun sejak thread Hitam season satu di-post di Kaskus. Tanpa disangka thread itu mendapat respon yang luar biasa (terima kasih buat semua reader). Bahkan akhirnya thread Hitam sampai diplagiat dan diterbitkan pada salah satu platform hingga dengan sangat terpaksa Hitam 1 harus dihapus.

 Akan tetapi, berkat bantuan banyak kaskuser yang melaporkan thread tersebut, maka kini thread hasil plagiasi tersebut telah dihapus dari platform yang bersangkutan. Jadi sekali lagi, TS berterima kasih banyak pada Agan dan Sista kaskuser semua yang telah membantu melaporkan thread plagiasi itu. Tanpa pembaca, maka seorang penulis menjadi tidak berarti. Kini, TS mencoba membuat kembali thread Hitam Reborn ini.

 Alasan TS membuat thread reborn yaitu karena sudah adanya Hitam season 2 yang telah memiliki viewer yang mencapai satu juta lebih! (Meskipun ada juga yang beranggapan kalau satu juta viewer itu adalah klonnya TS sendiri. Tapi tidak apa, orang bebas berpendapat emoticon-Big Grin)Untuk kesekian kalinya TS sangat berterima kasih pada reader semua. Jadi, karena ada Hitam season 2, maka akan lebih afdol kalo Hitam 1 dimunculkan biar lebih lengkap.

 Alasan kedua adalah supaya Agan Sista yang belum sempat membaca ataupun yang ingin mengulang lagi, kini bisa membaca cerita ini secara utuh dan tidak ada bagian yang hilang. Di samping itu, banyak juga permintaan dari Kaskuser agar thread Hitam 1 ini dimunculkan lagi. Sekali lagi, terima kasih banyak buat Agan dan Sista atas responnya yang luar biasa buat thread ini.



 Kisah ini hanyalah cerita fiksi, hasil imajinasi dari TS. Kesamaan nama, tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka. Jadi, mohon jangan bertanya soal hal gaib pada TS, karena TS hanyalah orang biasa yang tidak mengerti apa-apa soal hal gaib, TS hanya punya hobi menulis dan menuangkannya ke dalam sebuah cerita fiksi.


Quote:




-----<<<{O}>>>-----





Prolog


 Namaku Aryandra, biasa dipanggil Arya atau Andra, tapi keluargaku lebih suka memanggil Andra. Aku lahir dari keluarga kecil yang berkecukupan. Aku tumbuh bersama adik perempuan satu-satunya yang terpaut usia satu tahun dariku. Adikku bernama Cindy, gadis kecil yang sangat imut dan menggemaskan, hingga menjadi kesayangan banyak orang. Rumah kami berada di bagian pinggir timur sebuah kota yang tidak terlalu besar.

 Entah bagaimana ceritanya sampai aku bisa punya suatu kelebihan seperti ini, aku tidak mengerti sama sekali. Aku bisa melihat, mendengar, merasakan dan berinteraksi dengan makhluk-makhluk berwujud aneh dan kadang menyeramkan. Aku bisa melihat kejadian-kejadian masa lampau hanya dengan menyentuh benda, melihat, bahkan cuma dari mendengar cerita seseorang. Kadang aku bermimpi tentang suatu kejadian, dan ternyata mimpi itu benar-benar nyata terjadi, seperti sebuah penglihatan kejadian masa depan yang datang lewat mimpi. 

 Seingatku, sudah dari semasa kecil aku  bisa mendengar suara mereka, Tapi aku nggak ingat kapan tepatnya. Sering aku mendengar suara-suara aneh seperti suara tawa cekikikan melengking-lengking menyakitkan telinga, tawa ngakak yang nggak kuketahui dari mana asalnya, geraman berat dan besar seperti suara binatang buas, desisan keras seperti suara ular, cakaran-cakaran kuku pada tembok rumah, suara langkah kaki manusia dan juga hewan seperti kuda. Sering juga aku dengar mereka memanggil namaku dan menyuruhku mendekat.

 Setelah tahap "bisa mendengar", maka akupun mulai bisa melihat hal-hal gaib itu. Sering aku melihat kelebatan-kelebatan bayangan hitam, kain putih panjang yang melayang di antara pohon, ada juga kain panjang berwarna merah darah, sampai bungkusan kain putih seperti bungkus permen yang menempel di pohon, Tapi ya cuma sebatas itu saja, cuma melihat kelebatan-kelebatan sekilas dan nggak begitu jelas, dan wujud nya pun tidak kuketahui.

 Aku juga sering melihat larikan-larikan cahaya sangat terang beraneka warna yang melesat cepat di atas genteng rumah warga, juga bola-bola api dan bola-bola cahaya yang melayang-layang di udara. Seringkali bola-bola cahaya dan bola api itu saling bertabrakan hingga menimbulkan suara ledakan dahsyat disertai menyebarnya bola api di angkasa langit malam.

 Tidak ada yang kulakukan selain cuma memperhatikan dengan penuh keheranan, sungguh suatu hal yang sangat aneh dan luar biasa. Tapi kalau yang kulihat itu sudah lewat, maka akupun juga nggak menggubrisnya, dan segera terlupakan begitu saja.

 Lama-kelamaan, seakan pandangan mataku menguat dan menjadi lebih peka. Aku bisa melihat wujud sosok-sosok makhluk aneh dengan utuh. Awalnya cuma melihat sosok yang berbentuk manusia biasa, dan kemudian mulai melihat wujud aneh-aneh, manusia dengan kaki atau tangan yang panjang sebelah, manusia berkepala botak bertelinga lancip. Ada yang berbentuk hewan, berkepala dua, makhluk bermata satu, dan banyak sekali bentuk-bentuk ganjil lainnya.

 Dari yang semula cuma  melihat siluet bayangan kabur, lambat laun aku mulai mampu melihat dengan sangat jelas, bahkan detail wajah yang sangat menyeramkan pun bisa kulihat dengan jelas. Makhluk berbentuk gorila raksasa yang berbulu di seluruh tubuhnya, bermata merah menyala seperti lampu senter dengan wajah sangat seram. Sosok manusia berkepala kuda, juga wanita berkaki ular. Aku sering melihat sosok anak-anak kecil berkepala plontos yang berlarian di jalan-jalan kampungku, hingga aku mengira kalau mereka adalah anak-anak dari tetanggaku, tapi ternyata anak-anak kecil itu berwajah tua dan berewokan.

 Yang paling sering kulihat sosok perempuan berwajah hancur dengan darah berlelehan di seluruh wajah, leher dan dada, memiliki rambut awut-awutan dan berbaju putih, ada juga yang berbaju merah. Mereka sering nangkring di atas pohon, atau di atas genteng rumah-rumah tetangga. Kadang mereka "terbang" dari satu pohon ke pohon lain disertai suara tawa melengking-lengking mendirikan bulu kuduk. Belakangan aku ketahui kalo mereka lah yang sering disebut sebagai kuntilanak.

Spoiler for :


 Meskipun wajah hancur tak berbentuk itu cuma seperti orang yang memakai topeng, tapi itu adalah wajah asli yang sebenar-benarnya, wajah mengerikan yang bisa membuat orang lari ketakutan atau bahkan pingsan di tempat. Tapi bagiku, wajah hancur semacam itu adalah pemandangan keseharianku.

 Setiap kali aku bertemu, melihat ataupun mendengar makhluk-makhluk itu, maka selalu saja kurasakan suatu tekanan yang sangat kuat yang berasal dari mereka. Seperti semacam tembok tak kelihatan yang menekanku dari segala arah. Rasa sangat tertekan yang bisa membuat orang bergidik merinding hebat, ketakutan sampai lari tunggang langgang, bahkan sampai pingsan ditempat. Tapi biasanya aku cuma merasa merinding saja, dan tidak merasa takut. Belakangan baru kuketahui kalau tekanan kuat itu  disebut sebagai aura energi.

 Mereka seakan tidak mengenal waktu, baik pagi, siang, sore atau malam aku masih bisa melihat mereka, jumlahnya banyak sekali, dan mereka seakan ada dimana saja. Jadi mitos yang sering kudengar kalau makhluk halus hanya ada pada waktu malam itu adalah salah belaka, mereka ada dimanapun dan kapanpun. Tapi mereka akan terlihat jauh lebih jelas dan dalam jumlah yang lebih banyak pada saat sore hari menjelang maghrib.

 Namun hal ini ada untungnya juga buatku, saking seringnya melihat mereka, aku jadi tidak takut dengan mereka, bahkan makhluk yang paling seram sekalipun, sejauh ini aku belum merasa takut. Ditambah lagi aku nggak pernah menggubrisnya, dasarnya lagi, aku anak yang ndableg, nggak nggagasan, cuek terhadap segala sesuatu. Dan semua penampakan itu nggak aku perhatikan dengan serius. Meskipun kadang terkejut juga kalau ada yang tau-tau nongol tepat didepanku secara mendadak. 

 Rasa merinding dan deg-degan tetaplah ada, sebagai reaksi karena melihat sesuatu yang menyeramkan, tapi aku nggak pernah sampai ketakutan apalagi sampai lari tunggang langgang, paling aku cuma berlalu meninggalkannya begitu saja, tanpa menggubrisnya lagi, dan dengan cepat bisa terlupa.

 Entah kenapa aku bisa melihat secara bertahap dan perlahan seperti itu. Seolah-olah semua itu memang telah dipersiapkan untukku secara bertahap. Aku tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun, bahkan pada keluargaku sendiri sekalipun, karena aku bingung gimana caranya bercerita, malah bisa-bisa aku dianggap gila.

 Namun ternyata selama ini ayah ibuku mengamatiku juga, jadi tanpa berceritapun, beliau berdua sudah tahu dengan sendirinya, hingga akhirnya harus kuceritakan juga semua yang terjadi padaku. Dan syukurlah, beliau berdua mau menerimaku semua itu, dengan  satu penjelasan, yaitu karena aku adalah anak beliau berdua. Aku sungguh bersyukur dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat baik.

 Semua keanehan yang terjadi padaku ini sangat berpengaruh pada kehidupan sosialku, mulai dari sebagian besar teman-teman yang perlahan menjauh, tetangga-tetangga yang menganggapku gila, bahkan tak sedikit yang merasa takut padaku. Praktis aku jadi jarang bergaul dan hampir tidak memiliki teman, aku sering bermain sendirian, atau bersama adikku. Cuma keluarga saja yang memperlakukanku dengan biasa saja dan tidak berubah sama sekali padaku.

 Apakah semua yang terjadi padaku ini adalah hal normal? Tapi sebenarnya bagaimanakah patokan ukuran normal dan tidak normalnya seseorang seperti aku? Seperti apakah tolok ukur kata normal bagi manusia itu? Entahlah… 


 Seiring bertambahnya usiaku, maka aku mulai sadar kalau semua ini tidaklah normal dan bukanlah kodrat dari manusia biasa. Yang terjadi padaku ini terlalu aneh, dan semua itu termasuk sudah terlalu banyak bagi seorang manusia. Maka akupun berusaha untuk menghilangkannya. Tapi entah kenapa, usaha untuk menghilangkan keanehan itu belum juga berhasil.

 Hingga sampai pada suatu titik di mana aku menyerah pasrah, dan akhirnya kuserahkan saja semua ini pada Yang Maha Kuasa. Biarlah semua berjalan apa adanya, kujalani hidupku seperti air mengalir, dan berusaha bersikap seperti layaknya orang normal pada umumnya.

Diubah oleh Mbahjoyo911 04-10-2022 10:19
cinkbee
xue.shan
david.smkds1061
david.smkds1061 dan 116 lainnya memberi reputasi
111
74.2K
1.4K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
Mbahjoyo911Avatar border
TS
Mbahjoyo911 
#187

Pusaka Liar


Quote:


 Saat ini aku masih berada di rumah Pakde, untuk mengisi liburan kenaikan kelas. Rencana awal cuma mau berkunjung sehari itu malah berubah jadi menginap atas permintaan Pakde. Aku nggak bisa menolak karena memang jarang  banget ke sini, lagian aku juga senang mendengar cerita dari Pakde. Tapi kadang ada rasa sungkan juga kalau terlalu lama disini, itulah sebabnya aku nggak mau berlama-lama.

 Sore hari itu, ada keinginan buat keliling desa, karena memang desa ini masih asri dan banyak sawahnya, hingga menyajikan pemandangan indah. Setelah berpamitan ke Pakde, kukayuh sepeda ontelku perlahan menyusuri jalan desa, sambil menikmati sore yang sejuk, baru jam segini aja sudah sejuk hawanya. 

 Kumulai perjalanan itu dari batas desa sebelah barat. Sejauh mata memandang, sawah-sawah terbentang luas. Sampai di batas barat daya, kubelokkan sepeda ke timur, menyusuri batas selatan desa. Cuma ada sawah yang luas disini, anak-anak sedang ribut mengusir burung-burung yang mau memakan padi. 

 Sampailah aku pada sebuah gapura yang membatasi desa ini dengan desa tetangga. Tepat sebelah gapura itu, aku melihat sosok hitam yang besar sekali yang cuma berdiri diam saja. Aku perkirakan tinggi gapura itu sekitar 4 meter, tapi gapura itu cuma sepundaknya saja. Benar-benar luar biasa tinggi makhluk itu. Makhluk itu tampaknya tidak mengganggu, mungkin cuma menjaga jalan masuk ke desa aja.

 Kuteruskan bersepeda ke sebelah timur desa. Lagi-lagi persawahan membentang luas. Suasana sangat sepi disini, karena memang langit sudah mulai remang-remang. Saat sedang santai bersepeda, dari arah atas pesawahan, kulihat suatu sinar merah menyala, nampak seperti meteor jatuh. Kuhentikan kayuhanku untuk mengamati, ternyata sinar merah itu menuju ke arahku!

 Dengan panik kugenjot lagi sepedaku, coba menjauh dari sana. Tapi aku kalah cepat, sinar merah itu melesat sangat cepat dan jatuh tepat di sampingku. Ternyata sinar merah itu cuma berupa benda sebesar ibu jari! 

 Aku jadi ingat dengan cerita pakde soal benda pusaka yang kadang ngikut manusia secara sukarela, ciri-ciri kedatangannya sama dengan yang diceritakan pakde mungkinkah benda itu adalah pusaka yang mau mengikutiku? Tapi masak iya baru aja diceritakan trus langsung kejadian kayak gini?

 Kuamati benda yang tergeletak di tanah itu, seperti sebuah batu bening berbentuk lonjong yang mengeluarkan sinar merah menyala. Tanpa ragu kuambil aja batu itu. Aneh, kukira akan terasa panas di tanganku, ternyata malah sangat dingin. Batu ini adalah sebuah akik.  Kulemparkan kuat-kuat batu akik itu ke arah pertengahan sawah. Lalu aku lanjut lagi bersepeda.

 Langit benar-benar menggelap saat aku sampai di batas utara desa. Ada sebuah sungai agak besar sebagai pembatas  dengan desa sebelah. Di seberang sungai itu, nampak banyak sekali pohon bambu yang tumbuh di sepanjang sungai itu. Di sini suasana lebih sepi lagi, bahkan suara kendaraan dari kejauhan sudah tidak terdengar lagi, karena memang sudah gelap. Aku pun mengayuh sepeda untuk kembali ke rumah pakde. 

 Saat melewati sebuah tegalan yang luas, di seberang tegalan itu kulihat ada tanah lapang, dan di tanah itu ada petak-petak persegi panjang, berwarna putih, jumlahnya banyak sekali. Apakah petak-petak itu adalah kuburan? Kok nggak ada nisan satupun? Tiba-tiba mataku menangkap suatu cahaya sangat terang dari samping tanah lapang itu. Dan ternyata cahaya terang itu berasal dari lampu di sebuah masjid yang sangat megah.

 Masjid itu sangat besar, terang, dan sangat bersih. Aku heran, perasaan tadi nggak ada masjid, kenapa tiba-tiba bisa nongol di situ? Tidak ada satu orang pun disitu, segalanya terasa sangat sunyi dan aneh.

 Selagi aku keheranan, mendadak dari arah kubah masjid itu melesatlah suatu cahaya kuning sebesar bola tenis yang berputar-putar sangat cepat menuju ke arahku! Bahkan sebelum aku sempat menghindar, cahaya kuning itu jatuh tepat di dekat kakiku, yang ternyata adalah sebuah benda kotak sebesar kotak korek api berwarna kuning mengkilat. Apakah ini semacam benda pusaka lagi? Kenapa bisa dua kali? Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku.

 Kuambil benda itu, bentuknya semacam peti sangat kecil berwarna keemasan. Kotak itu mungkin sebesar kotak korek api. Terdapat semacam batu mulia berwarna gelap yang menempel di bagian atas. Kucoba membuka tutupnya, ternyata di dalamnya terdapat semacam buku kecil sekali, panjang sekitar 3 senti dengan lebar dua senti, dan buku itu ada tulisannya! tapi karena gelap, aku nggak bisa membacanya. 


Spoiler for :



 Benda itu mengeluarkan semacam hawa sejuk dan lembut, seperti tidak berusaha untuk menekanku. Aku jadi bingung, mau kuapakan benda itu, mau kubuang kok sayang, karena isinya AlQuran. Setelah berpikir sejenak, akhirnya aku bawa aja kotak itu. 

 Sebelum beranjak pergi, kuedarkan pandangan ke arah masjid tadi, tapi ternyata di situ sudah tidak ada masjid! Cuma tinggal lahan kosong dan sangat gelap. Akhirnya kukayuh lagi sepedaku untuk tinggalkan tempat itu, sudah cukup, aku nggak mau menemui dan melihat keanehan lagi.

 Sesampainya di rumah Pakde, kucoba memeriksa kotak kuning tadi di bawah sinar lampu. Sebuah kotak yang terbuat dari logam kuning, entah emas atau kuningan. Pada bagian luar kotak itu ada tulisan-tulisan arab kecil-kecil yang memenuhi permukaan kotak. 

 Kubuka tutup kotak itu, dan ternyata benar kalau di dalamnya ada semacam buku kecil yang penuh dengan tulisan arabnya. Buku ini adalah AlQuran mini! Bagaimana bisa ada AlQuran sekecil ini? Kok ya ada yang bisa membuatnya? Gimana cara membacanya! Tulisannya aja kecil banget.

Spoiler for :


Selagi kau berpikir sambil menimang-nimang benda itu, tiba-tiba saja muncullah Salma, Nyai penunggu ruang tamu, dan juga sosok pendekar penunggu halaman. Tiga jin itu menatap tajam pada benda yang kubawa. Maka segera saja kumasukkan benda itu ke dalam kotaknya lagi. Daripada bingung, lebih baik kutanya Pakde aja. Kutemui Pakde yang sedang nonton tv di ruang tamu.

Quote:


 Agak ragu juga, benda-benda semacam itu memang kuanggap nggak penting. Tapi kotak kuning tadi akhirnya kusimpan juga, karena itu adalah AlQur'an, meskipun kecil. Lagian itu benda yang unik, Alquran kok sebesar kotak korek api. Mungkin malah termasuk benda  langka.

Quote:


 Makin banyak bertanya, maka makin banyak pula yang aku ketahui soal hal gaib, tapi juga makin membuatku pusing, karena semua hal gaib itu seakan tidak bisa pikirkan dengan akal. Aku bersyukur punya seseorang yang bisa menjelaskan segala hal soal keanehan ini.

 Malam harinya sekitar jam 10, aku bersiap tidur dikamar yang sudah disediakan oleh Pakde Nardi, kamar ini bersebelahan dengan ruang penyimpanan benda-benda pusaka milik Pakde. Aku merebahkan diri di kasur, dan langsung tertidur.

 Glodak..! Glodak..! Sreek..! Sreek..dug..! Dug..!

 Suara gaduh dari ruangan sebelah mrmbangunkanku, suara-suara seperti orang memukul meja atau lemari, menyeret kursi, seperti ada yang beraktifitas dengan riuh. Aku lihat jam dinding, masih jam 1 pagi. Apa Pakde lagi memindah meja kursi ya? Tapi kenapa malam-malam begini?.

 Dengan rasa jengkel, aku bangun dan menuju ke ruangan sebelah, kubuka pintu ruangan itu, sepi! nggak ada orang sama sekali! Tapi di lantai kamar, nampak sebuah peti kayu persegi panjang, nggak mungkin Pakde menaruh peti sembarangan gini. Mendadak saja peti itu bergerak-gerak dengan sendirinya! Aku terkejut setengah mati, malam-malam sepi tahu-tahu ada suara berisik dari peti yg bergerak sendiri.

 Glodak..! Glodak..! Dug..! Dug..!

 Peti itu seakan melompat-lompat sendiri. Aku mendekat dan menyentuhnya, peti itu diam. Lalu kubuka penutupnya, ternyata di dalamnya adalah kerisnya pakde yang baru. Saat aku sedang mengamatinya, tiba-tiba keris itu bergerak dan berdiri! Iya ... keris itu berdiri pada ujungnya! Aku sampai terlonjak ke belakang saking kagetnya. Jadi teringat omongan Pakde tadi siang, ada beberapa pusaka yang nakal, jadi ternyata ini yang dimaksud pakde. 


Spoiler for :



 Keris itu masih berdiri di dalam peti yang terbuka itu, maka kuraih keris itu dan kuletakkan di dasar peti. Tapi mendadak saja di sebelah peti itu muncul sosok harimau loreng hitam-kuning sebesar sapi! Aku terhenyak kembali! Dasar keris sialan, ngagetin kok berturut-turut! Harimau itu menggereng-nggereng lirih. 

Quote:


 Tapi jin mana bisa dibohongi. Salma menatap tajam ke arah harimau besar itu, aura hitam terpancar sangat kuat darinya. Dan tau-tau saja harimau yang tadinya galak dan sangar itu sekarang cuma menunduk diam di depanku seperti seekor kucing. Mungkin dia takut dengan Salma, dan mungkin Salma sedang mengancamnya. Harimau itu mundur-mundur sambil masih terus menunduk lalu sosoknya menghilang begitu saja. Salma pun ikut menghilang dari ruangan itu.

 Kututup peti kayu itu lagi, kuangkat dan kuletakkan di atas meja di tengah ruangan. Kutinggalkan ruangan itu untuk kembali ke kamar. Tapi baru sampai di ambang pintu ruangan,  mendadak  saja muncul sosok wanita cantik tepat di depanku! Dia adalah nyai cantik berkemben, penunggu ruang tamu rumahnya Pakde. Aku terlonjak kaget lagi! Sialan bener! Bisa jantungan kalau kayak gini terus! 

Quote:


 Aku beranjak ke kamar dan merebahkan diri, tapi otakku masih mikir, jadi ternyata pusaka yang belum jinak itu begitu kelakuannya, ada-ada saja. Jadi tambah kuat keinginanku buat menghindari benda pusaka. Tanpa terasa aku sudah terbang ke alam mimpi lagi. 

 Keesokan harinya, adzan subuh membangunkanku, langsung beranjak wudhu dan sholat subuh di kamar. Setelah selesai, aku keluar kamar, ternyata Pakde sudah bangun, lagi duduk di ruang tamu. Di meja ada 2 gelas kopi dan singkong goreng.

Quote:


 Sekitar jam 7 pagi aku pamit ke Bude dan Pakde Nardi. Beliau berdua berpesan agar aku sering-sering datang kesana. Aku kayuh sepedaku untuk pulang. Bahkan aku disuruh membawa oleh-oleh berupa sayur dan buah-buahan untuk keluargaku, sampai aku kerepotan sendiri membawanya dengan naik sepeda.

 Sungguh pengalaman yang mengasyikkan, aneh lagi membingungkan, dan penuh misteri. Tambah lagi, aku mendapatkan sebuah benda berupa AlQuran mini yang menurut pakde adalah termasuk benda pusaka juga. Walaupun beberapa pertanyaanku sudah terjawab, tapi malah membuatku semakin penasaran untuk tahu lebih banyak lagi. Mungkin aku harus sering berkunjung ke rumah Pakde lagi nanti.



Bersambung…




7


waroxz76
Araka
JabLai cOY
JabLai cOY dan 52 lainnya memberi reputasi
53
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.