Sumber Gambar

Industri porno bisa dibilang sebagai industri yang masih berkonotasi negatif di Indonesia bahkan di dunia. Salah satu negara yang banyak memproduksi konten porno adalah Jepang. Ya, kita tahu semua betapa makmurnya industri JAV.

Biar begitupun, di negara Jepang sekalipun industri ini masih dicap negatif walau sebenarnya diam-diam juga banyak yang menyukainya. Munafik? Mungkin. Mulai dari video, foto dan juga majalah. Semuanya laku di Jepang.


[URL=https://www.google.com/amp/s/ca.news.yahoo.com/amphtml/javS E N S O Rpany-set-recruit-potential-063900815.html]Sumber Gambar[/URL]

Tapi tahukah kalian bagaimana merekrut wanita-wanita yang biasa dijadikan objek seks dalam konten porno Jepang? Apakah seperti casting biasa?

Sepertinya tidak ya. Kalau industri ini memakai casting seperti biasa mungkin hanya sedikit yang mau mengambil profesi ini. Ada cara lain untuk menjaring para wanita calon pemeran dalam industri porno ini.

Salah satu yang paling populer adalah dengan mencarinya langsung ke lapangan. Biasanya akan ada mucikari yang berpencar di jalan-jalan perkotaan Jepang. Mereka menargetkan gadis-gadis muda di bawah 20 tahun. Mungkin 18/19 tahun.

Mereka akan ditawari pekerjaan menjadi model, selebriti atau bahkan idol. Mereka biasanya akan dapat beri pujian-pujian yang pada akhirnya membuat gadis polos itu terburu-buru memutuskan untuk membuat kontrak.

Dalam kontrak, biasanya informasi mengenai pornografi itu sendiri tidak disebutkan secara detail alias samar-samar. Bahkan ada yang tidak menyebutkannya sama sekali. Sehingga mudah sekali bagi para korban masuk ke dalam pusaran film dewasa.

Para gadis yang sudah dikontrak tidak akan bisa protes. Bila protes maka mereka akan diancam dengan denda yang tinggi bahkan sampai jutaan yen. Dalam beberapa kasus di mana ada gadis yang sangat disukai oleh penikmat industri ini, maka gadis itu semakin susah keluar.

Perusahaan JAV akan melakukan apapun supaya gadis andalan mereka tidak memutus kontrak. Bahkan dengan ancaman akan memberitahu dan menyebarkan videonya ke keluarga dan kerabat yang bersangkutan. Dan bila ada perlawanan, mereka tak segan memenjarakan talent-nya itu di kamar hotel.


Sumber Gambar

Apakah ini pelanggan HAM?

Ya, menurut TS ini jelas merenggut hak asasi si talent sebagai manusia. Bahkan industri ini juga bisa dibilang penipuan jika dilihat dari cara mereka merekrut gadis yang dipaksa menjadi objek seksual dalam video. Dan video itu ditonton banyak orang atau bahkan mungkin juga ditonton kalian?

Untungnya, bulan Mei kemarin pemerintah Jepang sudah mengesahkan RUU yang mengatur mengenai industri porno itu. Di RUU itu tertulis bahwa sang talent dalam industri pornografi berhak memutuskan kontrak kapan pun ia mau.

Kalo boleh jujur, TS pernah lihat video JAV. Apakah TS suka? Tidak. Karena kalau kalian jeli konten-konten mereka kelihatan tidak natural, kelihatan sekali akting-nya, terlalu dibuat-buat. Dan ditambah dengan tulisan ini, TS semakin tidak tertarik sekaligus tahu kenapa JAV tidak natural.



Setelah mengetahui fakta ini, apakah kalian yang suka menonton video porno Jepang akan menontonnya lagi? Kalau iya, apakah rasanya akan sama?

Sumber:
Referensi
Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi