Kali ini kita bukan membicarakan tentang olahraga walau ada kaitanya dengan aktivitas olahraga sepakbola, dimana mereka ini punya suporter fanatik yang cukup luar biasa.

Saking fanatiknya terkadang rivalitas yang harusnya sportif kini bernuansa baku hantam. Datang ke stadion sudah seperti turun ke medan perang, tak enak rasanya kalau tidak tawuran, tidak buat kerusuhan, bahkan petantang petenteng sok jagoan.





Menyerang siapa saja ketika clubnya mengalami kekalahan, tak heran kalau suporter Indonesia masih mundur cara berfikirnya ke era abad 18-19 karena disanalah era ini jaya dimana Inggris menjadi pencetus Holligan atau fans garis keras yang kerap bentrok dengan supporter lawan.

Kalau kita tarik mundur dalam sejarah Sepakbola yang diciptakan oleh Inggris, pada abad ke 13 Raja Edward III sempat melarang aktivitas olahraga Sepakbola karena dinilai permainan yang sangat brutal, dimana dulu bola yang dipakai dari kandung kemih Babi.





Dan benar saja apa yang dikhawatirkan sang raja ternyata menjadi kenyataan dengan munculnya aksi hooliganisme lebih dari lima abad kemudian. Dimana yang tercatat dalam sejarah adalah aksi dari Preston North End berlaga menghadapi Aston Villa pada 1885. Tentunya itu aksi tawuran antar Suporter yang terekam dalam dunia sepakbola modern.

Aksi Hooligan ini sudah menjadi cap buruk Inggris di kancah Eropa, namun masuk ke abad 20 aksi seperti ini semakin berkurang. Dan bisa terlihat sekarang liga Inggris walau rivalitas cukup tinggi tidak ada aksi hooligan yang berlebihan.





Bahkan Manchester United yang kini babak belur, sama sekali fansnya tidak turun kelapangan atau mempertanyakan perihal kekalahan timnya dengan marah-marah. Steward di Inggris pun relatif lebih kondusif saat ini.

Nah, berkaca dengan hal itu serta tragedi besar di Kanjuruhan. Mampukah suporter di Indonesia berdamai, rivalitas pasti ada tapi jangan sampai melakukan tindakan anarkis?





Masa pemain bola dan staff harus dibawa dengan mobil lapis baja, jelas ini memalukan. Mau sampai kapan otak suporter tidak sadar-sadar. Sepakbola itu hanya olahraga dan hiburan, bukan jadi ajang tawuran.

Saat ini Bonek menggagas ide untuk damai dengan Aremania, rivalitas tidak sehat yang mengakar puluhan tahun harus segera di akhiri. Agar tak ada korban lagi, dan semua elemen masyarakat bisa nonton sepakbola sambil ngopi.





Menurut kabar berita Presiden Persebaya Azrul Ananda bahkan telah menghubungi Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana untuk membahas langkah-langkah konkret untuk perdamaian Bonek dan Aremania. Di lapisan atas sudah bergerak apakah dilapisan bawah mulai terketuk hatinya?

Untuk itu menjadi suporter harus sadar, jangan buat malu timnya. Kalau kalah ya legowo, kalau menang ya gembira. Ada tim lawan ya senyum, buktinya Persib dan Arema bisa berkawan. Persija dan Bonek bisa duduk bersama, kenapa tidak semua suporter melakukan tindakan yang sama?



Yang harus dibenahi adalah mental suporter, jangan sampai kaya bocah petakilan. Dilihat dari sudut manapun gak ada bagusnya, salam ngalam sam.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2
Pic : google