• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Flanker Pulang Kampung ke Makassar, Lanud Iswahjudi Kini Punya Dua Skadron F-16

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Flanker Pulang Kampung ke Makassar, Lanud Iswahjudi Kini Punya Dua Skadron F-16
Quote:


Ada kabar terbaru dari TNI AU, yakni terkait dengan postur kekuatan pesawat tempur yang digunakan, saat ini Lanud Iswahjudi resmi memiliki tiga skadron F-16. Skadron Udara 14 yang berada dibawah naungan Wing 3 kini resmi mengoperasikan F-16C/D yang diambil dari Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 16. Sebelumnya Skadron Udara 14 dilengkapi 3 unit Su-27/30 (Flanker) yang diambil dari Skadron Udara 11.

Setelah dua tahun menjadi bagian Skadron Udara 14, tiga Flanker kini resmi pulang kampung ke Makassar. Sebagai tambahan informasi, pada 7 Februari 2020, TNI AU mengirim 3 unit Flanker yang terdiri dari satu Su-27 (TS-2701) dan dua Su-30 (TS-3001 dan TS-3002). Ketiga pesawat itu ditugaskan di Skadron Udara 14 untuk mengisi kekosongan skadron tersebut, setelah pensiunnya F-5 Tiger II pada 2016.

Pada perkembangannya, karena dirasa tidak efisien dan efektif dalam perawatan serta operasionalnya, tiga Flanker tersebut kemudian dikirim pulang ke Skadron Udara 11 di Lanud Sultan Hasanuddin di Makassar. Mengutip artikel webiste resmi TNI AU, serah terima pesawat dan peresmian operasional F-16C/D di Skadron Udara 14 dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di Skadron Udara 14, Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa timur pada hari Rabu, 28 September 2022. Upacara ditandai dengan pemotongan pita selubung logo Sukhoi SU 27/30 dan F-16 C/D, dilanjutkan dengan pemecahan kendi di nose wheel pesawat F-16 C/D oleh KSAU.

Quote:


Skadron Udara 14 kini mengoperasikan 11 unit F-16C/D yang diambil dari stok pesawat milik Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, di sisi lain Skadron Udara 3 kini akan fokus menerbangkan varian F-16AM/BM. Sementara Skadron Udara 14 dan Skadron Udara 16 fokus menerbangkan F-16C/D. Pengoperasian pesawat F-16 di Skadron Udara 14 juga akan mempermudah dalam hal perawatan dan operasional, karena memakai tipe pesawat yang sama.

Dan secara komposisi, kini jumlah F-16 di tiga skadron milik TNI AU adalah sebagai berikut:

1. 10 unit F-16AM/BM di Skadron Udara 3 di Lanud Iswahjudi,
2. 12 unit F-16C/D bertugas di Skadron Udara 16 Lanud Rosemin Nurjadin,
3. 11 unit F-16C/D bertugas di Skadron Udara 14 di Lanud Iswahjudi.


----------------



Referensi Tulisan: TNI AU
Sumber Foto: Penlanud Iswahjudi & TNI AU
black.robo
69banditos
mynameisant
mynameisant dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.9K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7KAnggota
Tampilkan semua post
gonugraha76Avatar border
gonugraha76
#8
Usulan lama yang akhirnya terwujudkan, pemerataan alutsista memang diperlukan mengingat luasnya wilayah udara NKRI.
Apakah ini perwujudan dari pembicaraan non formal dahulu yang mungkin akan menjadi kenyataan ketika ada wacana TNI AU akan mengubah 1 SkU nya dari 16 unit ke 12 unit ? Hal ini tak lepas dari beberapa alasan :

1. Jumlah pesawat transport / angkut, helikopter dan pespur milik TNI AU yang terbatas.
2. Kemampuan anggaran pertahanan untuk modernisasi dan regenerasi pespur yang masih terbatas.
3. Adanya tuntutan untuk memperluas dan meningkatkan wilayah patroli udara yang berarti memerlukan pemerataan penyebaran alutsista dengan mengembangkan atau membangun lanud dan SkU TNI AU baru.

Banyak pihak percaya bahwa TNI AU seharusnya diperkuat minimal oleh 6 SkU light fighter jet dengan misi utama sebagai pespur patroli dan penegakkan hukum teritorial udara RI dan 4 SkU heavy fighter jet dengan misi utama sebagai interceptor dan counter offensive dari kekuatan udara asing yang mencoba menguasai wilayah udara RI.

Kenapa TNI AU memerlukan lebih banyak light fighter jet daripada heavy fighter jet ? Hal ini tak lepas dari kebutuhan untuk mengamankan 7.539.693 km persegi wilayah udara RI dengan rata rata per hari ada sekitar 6.125 kegiatan manuver penerbangan domestik, internasional dan lintas negara diluar kegiatan penerbangan TNI dan Polisi.

Untuk mengatasi ketidak seimbangan antara luas wilayah udara dengan jumlah pespur TNI AU yang terbatas maka diperlukan jumlah dan coverage radar udara yang memadai sehingga efisiensi dan efektifitas penggunaan pespur light fighter jet TNI AU sebagai patroli udara dan penegakkan hukum teritorial udara RI dapat tercapai.
Penting dipahami bahwa biaya operasional pespur itu tinggi sedangkan range dan flight hours pespur juga yang terbatas.

Berdasarkan analisa keseimbangan antara kekuatan anggaran dan proyeksi kebutuhan, diperkirakan di setiap pengadaan pespur baru TNI AU dalam jangka waktu 20 thn kedepan minimal akan berada pada lingkup generasi 4.5 pada 1 - 2 merk saja baik itu untuk light atau heavy fighter jet saja dengan mengutamakan produsen dari negara negara yang relatif netral seperti Perancis dan Korsel untuk menghindari dampak negatif dari embargo, politik aliansi dan persaingan usaha tidak sehat. Hal ini tercermin dari akuisisi yang tengah berjalan antara French - Dassault Rafale untuk mengisi kebutuhan heavy fighter jet TNI AU dan KOR / IDN - PT DI IFX untuk mengisi kebutuhan light fighter jet TNI AU.
Diubah oleh gonugraha76 04-10-2022 11:28
nowbitool
69banditos
mynameisant
mynameisant dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.