- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#258
Chapter 159
Quote:
Solo sedang menyapu halaman, banyaknya daun kering yang berguguran membuat bala yang tidak sedap dipandang mata. Mobil hitam model suv yang tidak asing berjalan dan terparkir di halaman caffe, seseorang yang menurutnya menyebalkan keluar dari mobil itu dan langsung menyapanya. Awalnya Solo pura-pura tidak mendengarkan, namun lambat laun suara sapaan itu menjadi sangat menyebalkan dan membuat polusi di kedua telinganya.
“Iya aku mendengarmu! Tidak lihat aku sedang menyapu halaman?!” ketusnya.
“Aku berulang kali menyapa, tapi tidak ada jawaban, makanya aku---,” Solo membanting sapunya.
“Kami belum buka, apa maumu?” tanya Solo.
“Aku dengar Sterling pergi keluar kota, apa ia sudah kembali?”
Djohan dan Lio yang baru saja kembali dari belanja kebutuhan di pasar 24 jam melihat kegaduhan kecil yang ditimbulkan oleh dua orang di depan teras caffe. Kapten Julian yang menjadi sumber dari kegaduhan yang ada, sejak dari dulu Solo memang tidak menyukai pria ini, karena sikapnya yang begitu aneh dan dirasa genit olehnya.
“Ju…maksudku kapten Julian, ada apa pagi-pagi begini sudah datang kemari?” tanya Djohan.
“Hei hentikan tingkah kalian berdua, cari tempat lain sana!” ketus Lio.
“Hei bocah sialan! Beraninya kau….,” Solo tidak terima dengan perkataan Lio yang menurutnya tidak sopan, kegaduhan pun semakin menjadi hingga akhirnya seseorang dari dalam menghentikan semuanya.
“Ayolah, bahkan tempat ini saja belum buka, jadi tolong jaga sikap kalian,” Gonzalo muncul dari balik pintu. “kita bisa bicarakan baik-baik di dalam,” kegaduhan pun hilang setelah Gonzalo mengajak semuanya untuk masuk.
Satu persatu mulai masuk ke dalam seperti anak bebek yang mengikuti induknya. Keadaan caffe belum ada pelanggan namun semuanya sudah sangat bersih, bahkan debu setitik pun tidak terlihat. kapten Julian duduk di salah satu meja, kemudian diikuti oleh Gonzalo yang duduk tepat didepannya. Lalu sebuah benda dikeluarkan dari dalam sakunya yang kecil, benda itu mirip jam tangan dan gelang.
“Kantor pusat memberikan ini padaku, sebenarnya sudah beberapa hari ini aku menyimpannya, namun…” kapten Julian tampak murung. “aku belum berani menggunakannya karena benda ini barulah contoh, tetap bisa digunakan tetapi kekuatannya belum maksimal,” tambahnya.
“Baiklah, jadi benda apa itu?” tanya Gonzalo.
“Agak sulit menjelaskannya secara detil, tapi benda ini merupakan baju tempur terbaru kami,” jawab kapten Julian. “jika kupasangkan di kedua lengan, maka mereka akan saling terhubung.
Lalu sebuah sel buatan, entah mereka menyebutnya apa, mulai melapisi tubuh kami keseluruhan. Sama seperti kalian saat berubah menjadi bentuk ‘Armored’.”
“Lalu? Apa hubungannya dengan kami?” ucap Solo sinis, berdiri di depan meja bar.
“Sebenarnya tim lain sudah menggunakannya dilapangan, namun data yang diperlukan masih kurang, karena itu…,” masih belum berani mengungkapkannya secara langsung, karena posisi Silver Clan yang saat ini bukan lagi rekanan resmi dari pemerintah, termasuk BASS didalamnya.
“Sterling tidak akan sempat, ia sangat sibuk. Apalagi tuan Stam, apa kau punya muka untuk berbicara dengannya langsung?” insting Solo dengan cepat mengetahui niat sebenarnya dari kapten Julian.
“Tidak masalah, aku mau membantumu,” ucap Djohan yang kembali muncul setelah membereskan semua bahan masakan.
Tiba-tiba terdengar suara keras dari arah pintu, seseorang berdiri di sana dengan raut wajah yang marah. Perlahan kemudian maju ke depan, sosoknya kini terlihat jelas, yaitu Gareth dari tim 13 yang juga datang. Kemarahannya terlihat saat menghampiri kapten Julian, padahal posisi Gareth masih jauh di bawah. Hanya saja jarak usia keduanya masih dekat, sehingga Gareth berani bersikap kepadanya seperti itu.
“Tidak, biarkan aku mengambil datanya dan seorang kapten sepertimu bisa duduk manis menikmati kopi buatan si tangan handal Gonzalo,” ucapnya dengan raut wajah yang tidak menyenangkan.
“Gareth, hei dengar. Aku lebih dahulu sampai dan meminta kepada mereka, jadi biarkan aku yang menjalani ini dan kau bisa kembali ke tempat kerjamu,” tensi keduanya semakin tinggi.
“Aku tidak masalah jika melawan kalian berdua,” ucap Djohan santai meneduhkan situasi.
“lagipula kalian ini kan masih satu kesatuan, kenapa harus bertengkar?”
Gareth sebenarnya datang lebih awal dibandingkan kapten Julian, namun karena status Silver Clan yang bukan lagi rekanan membuat nyalinya ciut untuk sekedar meminta latihan untuk menyempurnakan baju tempur model terbaru dari perusahaan. Namun semua itu berubah ketika melihat kapten Julian yang mendatangi caffe dan langsung membuat keributan di sana. Gareth tidak ikut masuk namun menunggu di luar sambil menguping.
“Cih, baiklah…,” ucap Gareth dengan lesu.
“Hei, aku tahu hubungan kalian di masa lalu sangat erat, tapi mereka ini ada di daerah wewenangku,” kali ini ucap kapten Julian dengan bangga.
Perdebatan itu segera berhenti saat Djohan mengantar dua anggota BASS ini menuju ruangan latihan yang sama sekali tidak asing bagi keduanya. Kapten Julian pernah beberapa kali berlatih bersama Sterling sebelum tim 13 mengambil alih karena di waktu lampau banyak kejadian yang melibatkan tim 13 dan juga Silver Clan. Pintu besi kecil yang terkunci dibuka perlahan oleh Djohan. Keadaannya tidak semulus dahulu, namun masih layak dijadikan arena pertarungan.
“Selamat datang,” ucap Djohan kemudian langkahnya menginjakan kaki di lapangan.
“Jangan menghalangiku,” ucap Gareth kepada kapten Julian lalu meninggalkannya di belakang.
“Cih, bocah ini!
Gareth memakai alatnya, Djohan memperhatikan saat sel buatan itu berjalan cepat menyelimuti badan Gareth dari bawah hingga atas. Kemudian kapten Julian menyusul, tidak lupa membawa pedang laser sebagai senjata. Sedangkan Gareth tidak membawa belati andalannya.
“Hm, konsepnya sama seperti mode armor, tetapi apa kekuatannya juga sama?” ucap Djohan dalam hati.
“Maaf aku tidak membawa Matsumoto karena aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu,” Gareth begitu sinis mendengarnya dari mulut kapten Julian.
“Ya tidak masalah, aku juga tidak ingin meremehkan kalian, jadi aku akan bertarung dengan kekuatan penuh,” sel Beaters mulai keluar lalu sosok monster seketika muncul.
Djohan memulai serangan terlebih dahulu, dengan menggertak sambil mengayunkan jemarinya yang tajam. Baik Gareth maupun kapten Julian mampu menghindarinya, berkat pelontar roket yang kini berada dibagian tumit dan ujung bawah kaki. Walaupun tidak sebanyak model sebelumnya, tetapi pelontar roket yang jumlahnya sedikit ini lebih mudah diatur.
“Bagus, tidak ada getaran meskipun bergerak cepat seperti tadi,” kapten Julian sambil menganalisa melalui kacamata.
Lalu Gareth meluncur dengan sangat cepat, sampai suara dari pelontar roketnya mengaung keras. Sebuah tendangan keras siap menerjang Djohan.
“Baik, akan kucoba sekuat apa baju tempur ini,” Djohan hanya terdiam di tempat kemudian menahan hantaman tendangan roket dari Gareth.
“SIAL!” sel buatan yang melapisi kaki yang digunakan untuk menendang buyar tidak terkendali setelah menghantam tangan keras Djohan.
“Apa aku terlalu kuat? Ingin aku menggunakan mode biasa saja?” teriak Djohan kepada Gareth dan juga kapten Julian.
“Iya aku mendengarmu! Tidak lihat aku sedang menyapu halaman?!” ketusnya.
“Aku berulang kali menyapa, tapi tidak ada jawaban, makanya aku---,” Solo membanting sapunya.
“Kami belum buka, apa maumu?” tanya Solo.
“Aku dengar Sterling pergi keluar kota, apa ia sudah kembali?”
Djohan dan Lio yang baru saja kembali dari belanja kebutuhan di pasar 24 jam melihat kegaduhan kecil yang ditimbulkan oleh dua orang di depan teras caffe. Kapten Julian yang menjadi sumber dari kegaduhan yang ada, sejak dari dulu Solo memang tidak menyukai pria ini, karena sikapnya yang begitu aneh dan dirasa genit olehnya.
“Ju…maksudku kapten Julian, ada apa pagi-pagi begini sudah datang kemari?” tanya Djohan.
“Hei hentikan tingkah kalian berdua, cari tempat lain sana!” ketus Lio.
“Hei bocah sialan! Beraninya kau….,” Solo tidak terima dengan perkataan Lio yang menurutnya tidak sopan, kegaduhan pun semakin menjadi hingga akhirnya seseorang dari dalam menghentikan semuanya.
“Ayolah, bahkan tempat ini saja belum buka, jadi tolong jaga sikap kalian,” Gonzalo muncul dari balik pintu. “kita bisa bicarakan baik-baik di dalam,” kegaduhan pun hilang setelah Gonzalo mengajak semuanya untuk masuk.
Satu persatu mulai masuk ke dalam seperti anak bebek yang mengikuti induknya. Keadaan caffe belum ada pelanggan namun semuanya sudah sangat bersih, bahkan debu setitik pun tidak terlihat. kapten Julian duduk di salah satu meja, kemudian diikuti oleh Gonzalo yang duduk tepat didepannya. Lalu sebuah benda dikeluarkan dari dalam sakunya yang kecil, benda itu mirip jam tangan dan gelang.
“Kantor pusat memberikan ini padaku, sebenarnya sudah beberapa hari ini aku menyimpannya, namun…” kapten Julian tampak murung. “aku belum berani menggunakannya karena benda ini barulah contoh, tetap bisa digunakan tetapi kekuatannya belum maksimal,” tambahnya.
“Baiklah, jadi benda apa itu?” tanya Gonzalo.
“Agak sulit menjelaskannya secara detil, tapi benda ini merupakan baju tempur terbaru kami,” jawab kapten Julian. “jika kupasangkan di kedua lengan, maka mereka akan saling terhubung.
Lalu sebuah sel buatan, entah mereka menyebutnya apa, mulai melapisi tubuh kami keseluruhan. Sama seperti kalian saat berubah menjadi bentuk ‘Armored’.”
“Lalu? Apa hubungannya dengan kami?” ucap Solo sinis, berdiri di depan meja bar.
“Sebenarnya tim lain sudah menggunakannya dilapangan, namun data yang diperlukan masih kurang, karena itu…,” masih belum berani mengungkapkannya secara langsung, karena posisi Silver Clan yang saat ini bukan lagi rekanan resmi dari pemerintah, termasuk BASS didalamnya.
“Sterling tidak akan sempat, ia sangat sibuk. Apalagi tuan Stam, apa kau punya muka untuk berbicara dengannya langsung?” insting Solo dengan cepat mengetahui niat sebenarnya dari kapten Julian.
“Tidak masalah, aku mau membantumu,” ucap Djohan yang kembali muncul setelah membereskan semua bahan masakan.
Tiba-tiba terdengar suara keras dari arah pintu, seseorang berdiri di sana dengan raut wajah yang marah. Perlahan kemudian maju ke depan, sosoknya kini terlihat jelas, yaitu Gareth dari tim 13 yang juga datang. Kemarahannya terlihat saat menghampiri kapten Julian, padahal posisi Gareth masih jauh di bawah. Hanya saja jarak usia keduanya masih dekat, sehingga Gareth berani bersikap kepadanya seperti itu.
“Tidak, biarkan aku mengambil datanya dan seorang kapten sepertimu bisa duduk manis menikmati kopi buatan si tangan handal Gonzalo,” ucapnya dengan raut wajah yang tidak menyenangkan.
“Gareth, hei dengar. Aku lebih dahulu sampai dan meminta kepada mereka, jadi biarkan aku yang menjalani ini dan kau bisa kembali ke tempat kerjamu,” tensi keduanya semakin tinggi.
“Aku tidak masalah jika melawan kalian berdua,” ucap Djohan santai meneduhkan situasi.
“lagipula kalian ini kan masih satu kesatuan, kenapa harus bertengkar?”
Gareth sebenarnya datang lebih awal dibandingkan kapten Julian, namun karena status Silver Clan yang bukan lagi rekanan membuat nyalinya ciut untuk sekedar meminta latihan untuk menyempurnakan baju tempur model terbaru dari perusahaan. Namun semua itu berubah ketika melihat kapten Julian yang mendatangi caffe dan langsung membuat keributan di sana. Gareth tidak ikut masuk namun menunggu di luar sambil menguping.
“Cih, baiklah…,” ucap Gareth dengan lesu.
“Hei, aku tahu hubungan kalian di masa lalu sangat erat, tapi mereka ini ada di daerah wewenangku,” kali ini ucap kapten Julian dengan bangga.
Perdebatan itu segera berhenti saat Djohan mengantar dua anggota BASS ini menuju ruangan latihan yang sama sekali tidak asing bagi keduanya. Kapten Julian pernah beberapa kali berlatih bersama Sterling sebelum tim 13 mengambil alih karena di waktu lampau banyak kejadian yang melibatkan tim 13 dan juga Silver Clan. Pintu besi kecil yang terkunci dibuka perlahan oleh Djohan. Keadaannya tidak semulus dahulu, namun masih layak dijadikan arena pertarungan.
“Selamat datang,” ucap Djohan kemudian langkahnya menginjakan kaki di lapangan.
“Jangan menghalangiku,” ucap Gareth kepada kapten Julian lalu meninggalkannya di belakang.
“Cih, bocah ini!
Gareth memakai alatnya, Djohan memperhatikan saat sel buatan itu berjalan cepat menyelimuti badan Gareth dari bawah hingga atas. Kemudian kapten Julian menyusul, tidak lupa membawa pedang laser sebagai senjata. Sedangkan Gareth tidak membawa belati andalannya.
“Hm, konsepnya sama seperti mode armor, tetapi apa kekuatannya juga sama?” ucap Djohan dalam hati.
“Maaf aku tidak membawa Matsumoto karena aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu,” Gareth begitu sinis mendengarnya dari mulut kapten Julian.
“Ya tidak masalah, aku juga tidak ingin meremehkan kalian, jadi aku akan bertarung dengan kekuatan penuh,” sel Beaters mulai keluar lalu sosok monster seketika muncul.
Djohan memulai serangan terlebih dahulu, dengan menggertak sambil mengayunkan jemarinya yang tajam. Baik Gareth maupun kapten Julian mampu menghindarinya, berkat pelontar roket yang kini berada dibagian tumit dan ujung bawah kaki. Walaupun tidak sebanyak model sebelumnya, tetapi pelontar roket yang jumlahnya sedikit ini lebih mudah diatur.
“Bagus, tidak ada getaran meskipun bergerak cepat seperti tadi,” kapten Julian sambil menganalisa melalui kacamata.
Lalu Gareth meluncur dengan sangat cepat, sampai suara dari pelontar roketnya mengaung keras. Sebuah tendangan keras siap menerjang Djohan.
“Baik, akan kucoba sekuat apa baju tempur ini,” Djohan hanya terdiam di tempat kemudian menahan hantaman tendangan roket dari Gareth.
“SIAL!” sel buatan yang melapisi kaki yang digunakan untuk menendang buyar tidak terkendali setelah menghantam tangan keras Djohan.
“Apa aku terlalu kuat? Ingin aku menggunakan mode biasa saja?” teriak Djohan kepada Gareth dan juga kapten Julian.
69banditos memberi reputasi
1
Kutip
Balas