Nampaknya kestabilan politik di Indonesia dengan banyaknya masalah hukum membuat banyak orang sudah tak percaya lagi dengan para penegak hukum bukan tanpa sebab. Hukum yang lambat ditegakkan untuk mereka yang berada di jajaran bintang-bintang membawa banyak kasus besar lainnya menjadi dugaan atau permainan elit untuk saling menjatuhkan semakin banyak.

Apalagi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutuskan bahwa Gubernur Papua, Lukas Enembe itu sebagai tersangka kasus korupsi.



Ada dugaan gratifikasi miliaran yang ditemukan PPATK dalam transaksinya. Namun apa yang terjadi selanjutnya setelah Pak Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka?

Banyak aksi Bela Pak Lukas, karena dianggap kriminalisasi oleh para simpatisan, aksi demo ini terjadi karena rasa kebersamaan masyarakat Papua.

Maka ada hal menarik yang disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, jadi singkatnya begini KPK akan menghentikan kasus Lukas, asalkan Lukas bisa membuktikan dari mana sumber uang ratusan miliar rupiah yang ditemukan PPATK di dalam transaksinya.



Misal Pak Lukas punya tambang emas, atau ada bisnis yang memang besar. Maka, tuduhan dan dugaan kasus terbantahkan maka Pak Lukas bisa meneruskan jabatan Gubernurnya kembali. Namun kalau tidak ada bukti, dan ternyata korupsi Pak Lukas diminta pertanggung jawabannya.

Solusi yang cukup cerdas, namun saat hendak diperiksa Pak Lukas berdalih bahwa dirinya tengah sakit. Setidaknya kalau benar kooperatif sangat diperlukan untuk hadir.



Jangan sampai aksi demo Save Lukas ini mengarah penggiringan opini untuk mendukung Papua Merdeka, ini jelas terbukti permainan politik. Mereka ingin berkuasa, dengan memanfaatkan rasa kebersamaan.

Perlu di ingat sekali lagi tujuan dari pemberontakan itu adalah tidak adanya kesepakatan dalam kekuasaan, ketika ada kesepakatan maka lihat sendiri GAM yang kini sudah menjadi Parpol dan berkuasa di tanah Aceh ternyata Korupsi juga terjadi.



Jadi bagi saya untuk masyarakat Indonesia, cerdaslah sedikit jangan bolos kalau sekolah! Jangan sampai demo membela koruptor, ini namanya taklid buta.

Apalagi orang yang korupsi bisa melakukan berbagai macam cara, saksi korup saja bisa mati kehilangan nyawa seperti yang terjadi di Semarang.

Bisa saja ada kepentingan politik di dalamnya dari segelintir orang untuk menggerakkan massa, namun ujungnya yang untung hanya sedikit orang, tapi yang rugi hampir satu provinsi. Itu kan jadi konyol, setidaknya kalau demo tidak anarkis masih dimaklumi tapi banyak demo di Indonesia berujung kericuhan.



Tidak bagus untuk masa depan kalau sebentar-sebentar demo dan merusak fasilitas publik, justru hal itu bikin senang PU ada lahan basah proyek yang banyak. Bangunnya pakai uang siapa! Pajak, ente-ente semua yang bayar pajak hehehe...

Ente kadang-kadang, ente...

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3
Pic : google