Kaskus

Story

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Kuntilanak Pemakan Bayi [Cerbung Horor]
Kuntilanak Pemakan Bayi [Cerbung Horor]
Sumber gambar: freepik

Salam kenal, semuanya. Aku mau mulai cerita bersambung yang lumayan panjang. Semoga lancar ya.

Cerita kali ini mengenai sepasang suami-istri yang menempati sebuah rumah baru. Sejak saat itu gangguan dari makhluk halus datang dan mengincar bayi dalam kandungan istrinya.


Langsung saja kita ke ceritanya!

emoticon-2 Jempol

Prolog:

Sore itu menjelang magrib. Adik melakukan sepeda motornya di jalanan desa. Di belakangnya ia membonceng sangat istri yang tengah mengandung anak pertama mereka. Keduanya baru pulang dari rumah sakit setelah melakukan kontrol kandungan bersama bidan.

Setelah melewati area persawahan, mereka berdua pun sampai di dekat rumah. Adi mengurangi kecepatan motornya lalu berhenti tepat di depan rumah. Sebuah rumah tua yang baru mereka beli sekitar satu bulan yang lalu. Rumah ini sangat nyaman ditempati. Apalagi di samping rumah berdiri sebuah pohon beringin besar yang rindang membuat udara sekitar menjadi sejuk.

"Mas, aku masuk duluan ya!" ucap Lia istri Adi yang sedang mengandung.

"Iya silahkan, aku di luar dulu mau cek mesin motor. Kamu istirahat ya," jawab Adi.

"Iya, Mas."

Lia pun berjalan masuk ke rumahnya sambil mengelus perut buncitnya. Hari mulai gelap, cahaya matahari mulai memudar di langit sana. Alunan doa dan sholawat sudah terdengar dari masjid terdekat. Menandakan segera datangnya waktu sholat magrib.

Lia berjalan masuk ke kamarnya, kemudian membuka pintu. Ia merasa heran sebab jendela kamar yang menghadap ke pohon beringin terbuka. Segera ia mendekat untuk menutupnya kembali.

"Ini siapa yang buka? Perasaan udah dikunci."

Saat hendak menutup pintu, tiba-tiba sebuah angin kencang masuk dan meniup badan Lia. Rambutnya terbang dan suatu aura negatif masuk.

"AAAAAA!!!" Lia berteriak sekuat tenaga.

Adi yang mendengar suara istrinya langsung berlari masuk ke rumah dengan wajah panik. Segera ia menuju ke kamar sumber suara. Di kamarnya, ia melihat sang istri terkulai lemas tak berdaya di lantai. Adi segera mendekatinya.

"Lia, kamu kenapa? Lia!" ucap Adi yang panik.

Adi kaget bukan main. Saat ia memegang perut istrinya, perut sang istri yang semula buncit tiba-tiba kempes. Bayi yang ada di dalam kandungannya menghilang entah ke mana. Awalnya ia tak percaya, tapi setelah beberapa kali mengecek. Ternyata benar, bayinya dalam kandungan istrinya hilang!

"Lia!!!"

Adi semakin histeris saat menyadari bahwa istrinya sudah tidak bernapas lagi.

Bersambung....

Untuk part-part selanjutnya, akan saya posting di INDEX di bawah ini.
⬇⬇⬇

Part 1 - Rumah Baru
Part 2 - Kakek Tua Yang Aneh
Part 3 - Barang Pemberian
Part 4 - Bersama Ranti
Part 5 - Sesuatu Di Balik Sesuatu
Part 6 - Penunggu Pohon Beringin
Part 7 - Anak Pertama
Part 8 - Kunjungan
Part 9 - Suara Tangis
Part 10 - Sikap Aneh
Part 11 - Hilang
Part 12 - Kendali Setan
Part 13 - Kebaya Putih
Part 14 - Ancaman Dalam Diam
Part 15 - Pasutri Licik
Part 16 - Masa Lalu Ranti
Part 17 - Rahasia
Part 18 - Skakmat
Part 19 - Ratu Kuntilanak
Part 20 - Kisah Sang Ratu
Part 21 - Kabur
Part 22 - Pengejaran
Part 23 - Ki Dana
Part 24 - Dendam
Part 25 - Penyelidikan
Part 26 - Kepala Desa Baru
Part 27 - Bangkitnya Sang Ratu Kuntilanak
Part 28 - Balas Dendam



Jangan Lupa Mampir ke Cerita Ane yang baru gan berjudul: Pocong Keliling

Bercerita tentang hantu pocong yang meneror seluruh warga desa setiap malam, ikuti keseruannya! emoticon-Angkat Beer

Klik link di bawah ini untuk membaca Pocong Keliling!

https://www.kaskus.co.id/show_post/6...2f0762992c9cb4

Terima kasih bagi yang sudah membaca!

Tunggu update dari ane gan! Mohon maaf bila ada kesalahan.

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
Diubah oleh harrywjyy 18-09-2022 20:40
YoayoayoAvatar border
rbrataatmadjaAvatar border
sampeukAvatar border
sampeuk dan 15 lainnya memberi reputasi
16
15.7K
109
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
#51
Part 27 - Bangkitnya Sang Ratu Kuntilanak
Di sebuah malam yang sunyi di tengah hutan. Ki Dana tengah melakukan pertapaan di belakang rumahnya. Meninggalkan Pak Jamal sendirian di dalam rumah. Pria berkumis tebal itu tengah tertidur pulas di atas tikar. Matanya terpejam dengan tenang, akan tetapi keringat dingin mengucur di wajahnya.

“Uh?”

Perlahan tidurnya terganggu, seakan ada mimpi buruk yang masuk ke tidurnya. Tak lama kemudian, matanya terbuka. Seketika ia langsung duduk dan melihat sekitar. Dirinya merasakan energi yang sudah familiar.

Buru-buru Pak Jamal bangkit. Berjalan cepat ke luar. Berdiri di belakang rumah yang sepi dan gelap gulita. Hanya ada suara jangkrik dan binatang malam lainnya. Ki Dana membuka matanya, ia menghentikan pertapaannya saat melihat kedatangan Pak Jamal.

“Kenapa?” tanya Ki Dana.

Pak Jamal menatap ke arah pria tua itu. “Ki,” panggilnya pelan. “Ranti sudah terbebas!”

“Hm.” Ki Dana mengangguk. “Lalu? Kamu mau kembali padanya?”

Pak Jamal mengangguk.

“Kamu memangnya tidak bisa lepas dari si Ratu Kuntilanak itu?”

“Walau kabur bagaimana pun, Ranti akan tetap datang pada saya. Energi kami saling terkoneksi. Aku bisa merasakannya meski di tempat yang jauh pun. Aku akan mendatanginya,” jawab Pak Jamal.

“Terserah, lakukan saja apa yang kamu suka!”

“Terima kasih atas bantuannya, Ki.” Pak Jamal berbalik badan dan mulai berjalan pergi. Langkah kakinya terdengar menjauh dari rumah kayu itu. Ki Dana terus memperhatikan pria itu, membiarkan pria itu memilih jalannya sendiri.

“Hati-hati,” ucapnya.

...

Di malam yang sama, suasana sudah sepi di dalam desa. Seharian ini warga bergotong-royong membawa berbagai barang-barang dan furnitur milik Kepala Desa mereka yang baru. Mulai dari lemari, meja sampai televisi. Kini, semuanya sudah beres. Para warga sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Andi sang Kepala Desa baru pun sudah terlelap di kamar bersama anak semata wayangnya.

Udara di luar begitu dingin, akan tetapi hawa dinginnya terasa berbeda. Hawa dingin yang membuat bulu meremang. Seakan ada hal lain yang menyelimuti desa ini. Energi-energi jahat yang mungkin baru terbebas.

Hihihihi ....

Di tengah sunyinya desa, terdengar suara tawa melengking yang menyeramkan. Suara itu berasal dari pohon beringin yang ada di samping rumah Kepala Desa. Aroma melati pun turut tercium, bersamaan dengan bau busuk menyengat.

Sebuah kaki pucat keluar dari dalam batang pohon, menapak di tanah dengan tegak. Kemudian keluar kaki yang satunya. Sampai badannya. Tampak sesosok perempuan menyeramkan dengan rambut gimbal berwarna putih yang mekar layaknya singa. Wajah pucat dengan kantung mata menghitam.

Giginya hitam dan runcing, terlihat jelas dari mulut lebarnya yang menyeringai. Serta tatapan matanya yang tajam. Jari-jarinya bergerak memainkan kuku-kuku yang panjang dan tajam. Ya, Ranti sang Ratu Kuntilanak terbebas dari kurungan Kakek Adi.

Kuntilanak bergaun hitam itu mengambil paku yang tergeletak di tanah, beberapa saat ia memandangi paku tersebut sambil tersenyum lebar. Sampai akhirnya, ia tancapkan paku tersebut ke kepalanya sendiri.

Perlahan, sosok menyeramkan itu berubah menjadi sesosok perempuan cantik. Memakai kebaya berwarna hitam, rambutnya disanggul rapi dan wajahnya rupawan. Bentuk tubuhnya juga bagus. Dengan wajah puas, Ranti menatap sekitar setelah dirinya kembali berubah menjadi ke bentuk manusia.

“Seribu kali kalian mengurungku, maka aku punya dua ribu cara untuk melepaskan diri,” gumam Ranti sambil tersenyum jahat.

Ranti berdiri membelakangi pohon beringin. Dari dalam batang pohon besar itu, berbagai jenis Kuntilanak lainnya keluar dan beterbangan ke sana ke mari. Semua makhluk menyeramkan itu keluar dan kembali berkeliaran untuk meneror warga desa.

Ranti pun mulai berjalan meninggalkan pohon beringin itu sambil memasang senyum licik di wajahnya. Langkahnya pelan dan anggun, sambil memainkan selendang batik yang tersampir di bahunya.

...

Di sebuah pos ronda, seorang anak muda yaitu Bejo sedang duduk bersama temannya bernama Afif. Keduanya memang dikenal sebagai anak muda yang ditugaskan untuk ronda, menjaga keamanan desa saat malam. Walau faktanya mereka malah lebih sering bermalas-malasan di pos sambil bermain game online.

Seperti malam ini, sudah hampir jam dua belas malam tapi mereka belum juga berkeliling melakukan patroli. Mereka sibuk duduk menunduk sambil menatap ponsel yang dipegang miring. Jari jemari mereka sibuk mengusap-usap layar sentuh. Sebuah kabel pengisi daya terpasang di masing-masing ponsel mereka.

“Kita gak keliling?” tanya Afif.

“Alah, rajin banget. Nanti aja, tanggung main sekali lagi nih!” jawab Bejo sambil terus fokus menatap ke layar ponsel.

Afif menaruh ponselnya di lantai, kemudian melihat sekitar. Melihat ke arah sawah dan jalan desa yang sepi. Tak ada satu pun yang lewat, kecuali angin malam yang terus berhembus dingin.

“Gak ada tukang makanan lewat ya?” kata Afif.

“Wah, habis gajian ya kamu? Baguslah, traktir aku ya!” sahut Bejo.

“Iya makanya dari tadi aku tunggu tukang makanan gak ada yang lewat.”

Afif kemudian bersandar di dinding pos. Mengistirahatkan tangan dan matanya yang lelah melihat layar ponsel. Kakinya yang merasakan kebas pun ia luruskan. Sekali ia menguap karena mengantuk.

“Banyak uang gini, enaknya ngapain ya?” gumam Afif.

“Enaknya jalan sama cewek, Fif!”

“Iya ya, tapi kan aku gak punya cewek.” Afif menghela napas. “Coba aja, lewat cewek cantik gitu. Minta anterin pulang, wah pasti aku anterin pulang. Aku beliin makanan malah kalo bisa,” kata Afif mengkhayal.

“Mas ...,” ucap seorang perempuan yang tiba-tiba muncul di depan pos ronda. Sontak Afif dan Bejo kaget. Pasalnya perempuan itu muncul tanpa ada tanda-tanda, tiba-tiba sudah ada di depan. Suara langkah kakinya pun tak ada.

Keduanya terpana melihat kecantikan perempuan itu. Kulitnya putih mulus, rambutnya panjang sepunggung. Memakai kebaya berwarna putih. Senyumnya amat manis, sedikit pendek tapi tetap memiliki badan bagus. Tanpa pikir panjang, Afif segera maju untuk merespon perempuan itu.

“Eh! Aku aja, udah kamu diem di sana!” kata Bejo yang menarik mundur Afif.

“Loh? Apaan sih, Jo? Kamu lagi main game, udah main aja! Ini urusan aku! Giliran liat yang cakep aja kamu langsung gerak cepet!”

Afif pun maju dan menatap perempuan itu sambil tersenyum. “Halo, siapa namanya?” tanya Afif.

“Saya Susi, Mas,” jawab si perempuan bernama Susi itu.

“Oh, Susi. Aku Afif, mau ke mana nih?”

“Mau pulang, Mas? Bisa anterin pulang gak? Aku takut pulang sendiri takut ada orang jahat sama Kuntilanak.”

Afif pun tertawa kecil. “Tenang aja, Afif siap nganter kamu. Yuk, ke mana?”

Melihat itu, Bejo pun tak tinggal diam. “Eh, sembarangan kamu!” Tak mau kalah, Bejo pun maju ke arah perempuan itu. “Kenalin aku Bejo. Susi kalo mau pulang sama aku aja gimana? Jangan mau sama si Afif gak tau jalan dia!”

“Eh, udah sana main game aja! Susi biar aku yang anter,” sahut Afif. “Sama aku aja, Sus. Nanti aku traktir makanan. Jangan mau sama si Bejo, gak punya duit dia! Yuk!”

Pada akhirnya, Susi pun memilih pulang bersama Afif. Dengan senang hati, Afif langsung turun dari pos ronda dan memakai sandalnya. Sambil mengejek Bejo, Afif pun jalan berdua bersama perempuan yang baru ia kenal itu.

Dengan wajah tidak puas, Bejo hanya bisa melihat temannya berjalan menjauh. “Dasar, Afif. Ketemu Kuntilanak baru tau rasa dia!”

Di jalan desa yang gelap, Afif dan Susi berjalan berdua. Awalnya tak ada percakapan di antara mereka. Sampai akhirnya Afif, yangs ejak tadi sudah mencuri-curi pandang pun membuka obrolan.

“Rumahnya di mana, Sus?” tanya Afif.

“Di depan, Mas!” jawabnya sambil menunjuk ke depan.

“Jauh?”

“Deket kok.”

“Udah lama tinggal di sana?”

“Udah.”

“Oh, udah berapa lama?”

“Dua ratus tahun,” jawab Susi. Mendengar itu, Afif pun menjadi bingung. Tapi akhirnya ia tertawa kecil sambil menatap Susi.

“Hahaha, dua puluh tahun kali! Salah ngomong ya?” kata Afif.

“Enggak, beneran kok dua ratus tahun.” Susi tiba-tiba berhenti berjalan. “Mas, sampe sini aja ya. Udah sampe kok.”

“Hah? Sampe? Yang mana rumahnya?” Afif bingung sambil melihat sekitar. Tidak ada satu pun rumah di sekitar jalan tempat mereka berdiri.

“Yang itu, Mas. Hihihihihi!” Tiba-tiba Susi tertawa nyaring. Wajahnya berubah menjadi pucat, dengan kedua mata yang besar. Hampir keluar dari kelopaknya, giginya runcing dan lidahnya menjulur. Kemudian, Susi terbang ke arah pepohonan bambu yang tak jauh dari posisi mereka berdiri.

Melihat itu, Afif pun lemas sekaligus tak percaya. Ia diam mematung dengan wajah pucat dan keringat dingin yang membasahi tubuh. Badannnya pun gemetar hebat. “Setaaan!!!” Affif berteriak sekuat tenaga, berbalik badan lalu berlari terbirit-birit saking ketakutannya.

***

Jangan Lupa Mampir ke Cerita Ane yang baru gan berjudul: Pocong Keliling

Bercerita tentang hantu pocong yang meneror seluruh warga desa setiap malam, ikuti keseruannya! emoticon-Angkat Beer

Klik link di bawah ini untuk membaca Pocong Keliling!

https://www.kaskus.co.id/show_post/6...2f0762992c9cb4

Terima kasih bagi yang sudah membaca!
Diubah oleh harrywjyy 17-09-2022 19:22
mincli69
mincli69 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.