Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

laviolaskyAvatar border
TS
laviolasky
Kurir Sakti
Siang itu matahari berada tepat di atas kepala kami. Rasa dahaga dan lapar kami tahan-tahan semenjak dalam perjalanan yang cukup jauh menyebrangi laut. Inilah tujuan yang semenjak dulu kami impikan dan nantikan. Setelah cukup lama kami berdua mengumpulkan uangn untuk ongkos berangkat ke kota yang kata banyak orang adalah tempat dimana orang-orang dewasa mengadu nasib hingga sukses.

Jelas saja sukses. Tetangga sebelah rumahku buktinya baru saja dua bulan kerja sudah bisa membeli sepeda motor baru. Walaupun katanya setiap bulan harus membayar, tapi entahlah katanya begitulah kalau ingin mempunyai motor katanya harus membayar setiap bulan.

Namaku Bakrie dan ini temanku Chaplin, yang baru saja aku temui di kapal. Kami berdua berkenalan dan mempunyai tujuan yang sama sepertiku. Kami sudah mengumpulkan uang untuk ongkos menaiki kapal untuk menyebrang dari Lampung ke Jakarta. Setibanya di Jakarta aku cuman bisa tolah-toleh melihat orang-orang berlalu lalang. Hanya tersisa uang sedikit sekali untuk makan satu kali saja. Aku bingung dan Chaplin juga bingung. Kami hanya duduk meringkuk di pinggir terotoar stasiun yang asapnya mengepul membuat kami terbatuk-batuk semenjak menginjakan kaki di sini.

Ada perasaan ingin balik ke kampung halaman menimba sumur belakang rumah dan meminum airnya yang sejuk untuk melepas dahaga. Jika lapar di sana tinggal pergi ke ladang Pak Pur yang baik hati untuk memetik pepaya dan jagunya yang manis dan berair. Namun semua sudah terjadi dan aku sudah menyelam, tidak mungkin berharap tubuhku kering. Kutoleh raut muka Chaplin yang sudah lemas dan murung berpandangan kosong. Dia juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rsakan. Meski lebih muda dariku, Chaplin memiliki keberanian dan nekat pergi meninggalkan rumahnya mencari uang demi menyekolahkan adik-adiknya yang masih kecil.

Aku ingin menangis karena di sini kami tidak memiliki kenalan siapa-siapa dan orang-orang juga tidak suka beramah-tamah. Aku mencoba mencari air keran untuk mengisi botol aqua yang kami beli di kapal. Aku berpesan pasa Chaplin agar tidak meninggalkan tempatsampai aku kembali mendapatkan air. Namun naasnya di sini, hanya mencari air untuk minum saja susahnya lumayan harus berkeliling stasiun tolah-toleh kebingungan. Sampai akhirnya setelah bertanya ke beberapa orang, aku diarahkan ke belakang koridor pemberangkatan bus. Tertera tulisan di papan yang bertulis, "Kencing 2000 & Mandi 5000." Saya langsung mencari masjid terdekat dan meminum airnya sebanyak-banyaknya.
Diubah oleh laviolasky 14-09-2022 02:10
grandiscreamo
ZaCk965
bukhorigan
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
14
4.4K
78
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Tampilkan semua post
laviolaskyAvatar border
TS
laviolasky
#3
Chaplin masih menunggu ditempat semula dan ia terlihat amat lemas dengan pandangan yang kosong. Aku kahwatir Chaplin ini tipe orang yang mudah di manupulasi orang lain. Karena baru saja menginjakan kakinya di negri orang lain nyalinya langsung ciut. Seharusnya dia harusnya tegar agar orang-orang tidak membaca bahwa sesungguhnya dia sedang rapuh. Dah seharusnya kami berdua juga tidak boleh melupakan tujuan kami kemari.

"Bro, minum dulu Bro." Sapaku menepuk pundaknya yang sudah lunglai dengan sekali tepukan.

"Eh, elu Bro. Makasih yak, haus banget dari tadi."

"Iya, sama. Semangat dong Bro. Masa baru nyampe udah kalah duluan sebelum berperang."

"Siapa yang bilang nyerah nih... Cuman bingung aja mau kemana lagi sehabis ini."

Entahlah. Sama, aku juga bingung dengan pertanyaan itu. Yang pasti kami harus mendapatkan tempat untuk beristirahat sementara. Lalu kami memutuskan untuk mencari masjid terdekat untuk sekedar tidur-tiduran. Sepanjang kaki ini melangkah yang kami lihat adalah kendaraan yang padat, orang-orang berlalu lalang, hingga pengamen-pengamen yang menghampiri kami dan mereka pergi tidak mendapatkan apapun dari kami. Aku ingin bilang kepada mereka bahwa nanti kalau kami sudah berkerja aku akan memberi kalian yang banyak. Bukan seperti ini, mereka pergi dengan bergumam bahwa kami ini seperti gembel.

Bisa dibilang kami hampir setara dengan gembel, hanya bedanya kami mempunyai tas ransel yang berisi sedikit baju. Berharap tas ransel yang kami bawa berubah menjadi koper jika kami sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bisa pulng dengan motor kami masing-masing.

Siang sudah berganti sore dan kami tahu sebentar lagi malam akan datang. Sementara uang kami tidak sanggup membeli sebungkus nasi di warteg itu. Kami hanya menemukan warung dan membeli sepotong roti. Memakan roti itu dengan dorongan air yang banyak suapaya dalam perut tepungya bisa mengembang dan memberikan rasa kenyang. Setidaknya untuk malam ini saja. Untuk urusan air kami bisa dengan leluasa mengambilnya di masjid, tetapi kami harus memutar otak untuk masalah perut kami yang membuat malam kami tidak nyenyak tidur karena suara perut kami berdua saling mendengkur.

Bahkan pintu masjid sudah di tutup semenjak sholat isya barusan. Pengurusnya tidak ingin melihat kami bersitirahat di dalam masjid yang katanya masjid bukan tempat untuk menampung orang-orang seperti kami dan ia menyarankan agar kami bermalam di kantor polisi terdekat. Kami tidak mungkin menginap di kantor polisi, karena bisa jadi mereka akan memulangkan kami ke kampung kami. Chaplin tau itu jelek. Dipulangkan semenjak baru saja kemarin kau berpamitan dengan tetes air mata ayah dan ibumu melepas kepergianmu ke kota, agar tidak selamanya menjadi benalu dalam keluarga. Berharap agar kelak kami menjadi pemuda yang sukses dan pulang membawa uang yang banyak.
itkgid
LawlietRiver
grandiscreamo
grandiscreamo dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.